⌗ Jakarta Selatan

163 37 1
                                    

“Mau nyerah gitu aja?” tanya Exxel.

Ya, laki laki yang baru saja datang adalah Exxel, dirinya sedari tadi mendengar pembicaraan Kaesang dan Casandra dari balik dinding.

“Saya tidak tau, ini sulit. Jika berjuang saya takut bukan Casandra yang jatuh hati kepada saya tapi malah saya yang jatuh lebih jauh pada perasaan saya sendiri.”

“Cemen! gitu aja takut lo. Dengerin gue, usaha gak akan pernah ngehianatin hasil, lo usaha aja belum udah mikir yang enggak enggak, malu ama muka, ganteng gitu mau maunya di tolak.” ucap Exxel.

“Perasaan seseorang tidak bisa di paksa, saya tidak mungkin memaksa Casandra untuk menerima saya, yang ada nanti dia malah membenci saya dan mengecap saya sebagai pria kasar.” timpal Kaesang.

“Ya iya sih, perasaan emang gak bisa di paksa. Tapi tapi tapi, perasaan bisa berubah seiring berjalannya waktu kan?” tanya Exxel yang di jawab anggukkan oleh Kaesang.

“Nah! jadi lo deketin aja terus si Casandra, gue yakin 100% Casandra bakal suka sama lo, lo habisin hari hari lo sama Casandra kan? dari situ bakal ada rasa yang tumbuh karena terbiasa.”

“Inget gak lagu jawa yang liriknya ‘witing tresno jalaran soko kulino’? itu kan artinya ‘cinta tumbuh karena terbiasa.’ Sama kayak lo sama Casandra.”

“Biasa ketemu, biasa berinteraksi, biasa bareng bareng. Kalaupun mungkin semula gak ada rasa apapun, tapi karena sering ketemu dan sering bareng bareng akhirnya bakal ada rasa yang tumbuh karena kebiasaan itu. Paham?” tegas Exxel dan lagi lagi Kaesang hanya mengangguk.

“Casandra tidak akan berhenti untuk menjaga saya kan?” tanya Kaesang pada Exxel.

Senyum terukir di wajah Exxel, menggelengkan kepala, dan berucap tanpa suara ‘gak akan tenang aja’ setelah itu ia pergi meninggalkan Kaesang sendirian.

“Kalo emang suka jangan di tahan, susah ya buat ngomong kalo lo juga suka dia?” ucap Exxel saat dia sampai di kamar Casandra.

Casandra merebahkan tubuhnya di atas ranjang kemudian di ikuti oleh Exxel, sebenernya niat Exxel tadi adalah beristirahat tapi melihat Casandra yang mondar mondir seperti tukang parkir, jadi dia memilih untuk menemui Casandra.

“Enggak, aku gak suka sama dia, emang tugas awal aku itu kerja sama tuan Jeffrey buat jagain dia bukan bikin dia jatuh cinta, aku jadi bingung kalau kayak gini.” ucap Casandra yang mendapat jentikan dari Exxel.

“Heh dodol! dia itu laki laki normal! wajar kalo dia punya perasaan sama lo, lo kan cewek, lagipula nih ya gua rasa Kaesang serius suka sama lo.” ucap Exxel.

“Sok tau! orang kita ketemu baru tanggal 31 Desember, masih baru, masa iya dalam waktu sebulan dia bisa suka sama aku, kan kayak gak mungkin.”

“Bisa Casandra, lo aja yang gak tau, mending lo buka hati lo buat dia, lo juga pengen ngerasain gimana indahnya jatuh cinta kan? kalo emang gak bisa berarti lo gak doyan cowok tapi doyan cewek.” ledek Exxel dan mendapat tamparan keras dari Casandra.

“Aku masih waras, soal buka hati nanti aku pikirin, sekarang kakak keluar dari pada di sini, kakak bikin aku enek lama lama.” ucap Casandra mengusir Exxel.

Setelah Exxel keluar dari kamarnya, Casandra melanjutkan aktivitasnya tadi, memikirkan Kaesang terus menerus dan tidak memikirkan akibatnya nanti jika dia terus memikirkan Kaesang.

Casandra bisa saja langsung mengikuti penuturan kakaknya untuk membuka hati jika orang yang menyukainya bukan Kaesang. Bukan masalah Kaesang tidak masuk type idealnya, tetapi ia takut jika dia ikut jatuh cinta dan menjadi lemah dalam tugasnya itu akan berbahaya, itu yang Casandra takuti, padahal hal itu sama sekali tidak akan terjadi.

Desember || Jaeminjeong (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang