Tasya masih berlari dengan tenaganya. Ia tidak yakin jika Ilham akan dapat mengejar Marsha. Mungkin saja Marsha sudah pulang.
Tasya segera mengambil jalan pintas, hingga tak sengaja ia bertemu seseorang yang sedang berjalan dengan santai.
"AUNTY HERA!!!" Teriak Tasya membuat wanita itu berbalik.
"Tasya?"
"Aunty! Bantu Tasya Aunty!" Kata Tasya langsung meraih tangan Hera dan langsung menggenggamnya.
"Bantu apa? Santai Tasya," kata Hera yang bingung kenapa ponakannya terlihat seperti dikejar hantu.
"Aunty! Tasya mau minta maaf Aunty. Gara-gara Tasya hubungan Ilham dan Shasha jadi hancur. Tasya ingin memperbaiki segalanya namun terlambat. Tasya tadi melihat mobil kak Arcel di depan. Terus, Shasha sudah memutuskan buhungan dengan Ilham. Aunty, tolong Tasya tidak mau mereka putus karena Tasya. Tolong lakukan sesuatu Aunty," kata Tasya memohon sambil menangis.
"Hem... kamu tadi melihat mobil Arcel?" Tanya Hera dan Tasya mengangguk.
"Oke, Aunty bantu kamu. Tapi, kamu harus jelasin ada apa ini semua ke Aunty setelah ini. Oke?" Kata Hera dan Tasya mengangguk.
Hera mengeluarkan ponselnya, ia tahu harus melakukan apa.
****
"Ayo masuk mobil!" Kata Arcel. Namun sebelum membuka pintu ia merasajan getaran ponsel di balik jasnya. Arcel melihatnya dan tertulis adik kecil.
"Bentar Sha," kata Arcel menjawab panggilan istrinya terlebih dahulu.
"Halo, Honey? Ada-"
"Mas... hiks! Hiks...."
"Kamu kenapa Honey?" Tanya Arcel panik.
"Kamu pulang mas... hiks... hiks... aku... aku..."
"Iya-iya, ada apa?"
"To...long pulang kak... ganteng... hiks..."
"Iya aku pulang. Aku pulang sekarang!" Arcel segera menutup ponselnya.
"Sha, abang harus pulang. Kania sepertinya-"
"Iya bang. Sana pulang dulu."
"Kamu tidak apa?" Tanya Arcel tidak tega.
"Gak apa, lagi pula mobilku ada di parkiran kok," kata Marsha sambil tersenyum paksa.
"Maaf ya Sha. Abang pulang dulu," kata Arcel dan Marsha mengangguk.
Akhirnya, mobil Arcel keluar dari rumah sakit. Meninggalkan Marsha yang masih berdiri di tempatnya. Terdiam, dan tidak tahu harus melakukan apa. Ia hanya merenung di parkiran yang sepi ini.
****
"Sudah!" Kata Hera sambil menunjukkan ponselnya pesan dari Kania yang berisi.
Sukses.
Tasya langsung bersyukur, hingga ia terjongkok karena lelah. Lelah fisik, hati, dan mentalnya. Sekarang, ia hanya menunggu giliran Ilham.
"Jadi, ada apa ini?" Tanya Hera penasaran membuat Tasya berdiri kembali.
"Aunty! Tasya ingin meminta maaf kepada Aunty!" Kata Tasya menggengam kedua tangan Hera.
