PCD #18

885 63 1
                                    

Tok tok tok...

"Masuk!"

Marsha masih membereskan berkasnya. Ia tadi baru selesai melaksanakan jam prakteknya. Setelah ini ia akan ngapain ya? Mungkin akan makan siang, tapi Marsha sedang ingin makan sayuran. Nanti saja pulang agak awal terus masak bersama mommynya di rumah saja.

Pintu terbuka, Marsha kira suster atau dokter lain. Ternyata itu Ilham. Perasaan Marsha, baru kali ini ia melihat Ilham masuk kedalam ruangannya. Yah, mereka selalu berpisah tempat saat diluar.

"Ada apa?" Tanya Marsha yang baru saja menaruh tumpukan berkas dialmari.

"Makan siang bersama? Nenek bawakan, sekalian juga khusus untuk kamu," kata Ilham sambil mengangkat kotak bekal yang ia baea sedari tadi.

"Jangan ditolak, nenek sudah susah buatkan loh," kata Ilham sambil menunjukkan puppy eyesnya. Sumpah, Marsha ingin tertawa saat ini. Benar-benar ini Ilham dari universe mana ini?

"Huh... yah karena dibuatkan nenek apalah," kata Marsha duduk kembali dikursinya.

Ilham tersenyum, ia segera meraih kursi untuk pasien didepan Marsha dan dipindahkan di sebelahnya. Kemudian, pria itu duduk disana membuka bekal yang didalamnya sudah tertata sendok dan garpu diatas wadah pemisahnya.

"Loh, makannya disini?" Tanya Marsha menerima sendok yang diberi Ilham.

"Ya? Males diluar. Banyak penganggu," balas Ilham kemudian membuka bekal susun itu.

Saat nelihat isinya Marsha berbinar, itu salad. Tepat seperti keinginan Marsha barusan. Apakah Ilham ini dukun?

"Pas lagi ingin makan," guman Marsha sambil tersenyum.

"Iyalah kan aku paling tau makanan kesukaan kamu," kata Ilham sambil tersenyum.

Marsha menatap Ilham datar, "bukannya yang bawain nenek?"

"E... yah intinya sama saja," balas Ilham.

"Huh! Ayo pimpin doa saja kak. Aku laper," kata Marsha lelah menaggapi Ilham.

"Hem, sekarang pinpin do'a. Besok kakak pimpin dikehidupannya ya?" Kata Ilham.

Semburat kemerahan langsung menjalari pipi Marsha. Ah! Sumpah, dari mana Ilham belajar ilmu pergombalan. Mana Marsha baper lagi. Aduh, Shasha! Jangan biarkan dindingmu runtuh dengan gombalan makhluk satu ini.

"Apaan sih kak!" Kesal Marsha memukul bahu Ilham.

"Jangan apaan. Tapi amiin gitu loh Sayang," kata Ilham dengan santainya.

"Apa sih! Ayo do'a aku laper!" Kata Marsha kesal. Ia kesal mendengar ucapan Ilham yang malah membuat wajahnya seperti kepiting rebus.

Ilham hanya tertawa kemudian membaca do'a dan keduanya makan bersama. Mereka makan satu bekal yang sama namun berbeda tempat. Karena nenek Ilham menempatkannya bekal dibawah bersusun.

Keduanya makan dengan khidmad. Walau kadang Marsha sering hampir tersedak karena gombalan Ilham. Entah kenapa sifat baru Ilham ini membuat Marsha sedikit risih. Ternyata keresekan Ilham sebelas dua belas dengan abangnya.

Dulu dari skala pergaulan para abangnya. Ia mengira Ilhamlah paling waras. Marsha sendiri juga bingung, kenapa orang waras seperti Ilham mau berteman dengan abangnya yang gesrek. Dan ternyata oh ternyata, Ilhampun sama gesreknya.

Clek!

Pintu terbuka membuat Marsha dan Ilham yang sedang makan reflek mengangkat kepalanya bersamaan. Marsha kaget sementara Ilham memutar bola matanya malas.

Dengan santainya, Ilham mengambil sayuran dengan sendoknya kemudian membawa sendok tersebut kearah belakang Marsha. Merangkulkan tangannya pada bahumya. Kemudian sendok itu berhenti tepat disisi mulut Marsha yang lain.

Love DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang