Suara alarm membangunkan Marsha. Dengan malas Marsha mematikan alarm tersebut. Ia bangun dan merasa wajahnya amat sangat kaku. Mungkin ini bekas air mata semalam.
Marsha bangkit dan dan menuju kamar mandi. Saat di hadapan kaca, Marsha sangat terkejut dengan matanya yang bengkak karena menangis semalaman.
"Ya ampun! Apa yang harus aku lakukan!" Kata Marsha kebingungan. Semua orang jelas akan menanyainya mengenai matanya yang bengkak ini.
Marsha sudah berusaha mencuci wajahnya, namun tetap saja tidak mengurangi banyak.
"Bohong sajalah. Maafkan aku," kata Marsha sedih.
Pagi ini Marsha menambah ketebalan riasan matanya. Setidaknya itu akan jauh mengurangi matanya yang terlihat bengkak.
Marsha turun dari atas dengan wajah yang ia buat segar. Ia segera menyapa dua kakak iparya, para abangnya dan mom serta dadnya. Baru saat duduk di meja makan, Marsha menyadari ada sosok asing.
"Pagi Sha!"
"Tasya?!" Tanya Marsha tidak percaya.
"Ka-kamu kok di sini?" Tanya Marsha keheranan.
"Yah, kan memang aku menginap semalam. Kata Aunty kamu langsung tidur di kamar," jawab Tasya dengan santai.
Entah kenapa nafsu makan Marsha sedikit berkurang saat ini. Harusnya ia tidak bisa seperti ini kepada sepupunya.
"Nanti kita berangkat bareng saja Sha. Soalnya dokter Ilham jemput kita," kata Tasya sambil tersenyum.
"Ahahaha...." Marsha hanya tertawa hambar sambil memakan nasinya. Haruskah ia naik satu mobil dengan dua sejoli yang baru saja merusak hari dan hatinya kemarin?
"Bang Axcel mana mom?" Tanya Marsha mengalihkan perhatian. "Tadi di sini?"
"Oh... tadi Aisyah perutnya sakit. Langsung disuruh Dad ke rumah sakit," jawab Hera.
"Ah! Kenapa gak bilang!" Balas Marsha terlihat kesal. Jika ia tahu keberangkatan Axcel, ia pasti akan ikut.
"Memangnya kenapa?" Balas Arcel yang tengah memandangi adiknya penuh intimidasi.
"Ya... buat menghemat bensin. Aku sama Tasya bisa bareng bang Axcel. Ya gak?" Balas Marsha menatap Tasya.
"Eh! Iya juga ya," balas Tasya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Tiba-tiba ponsel Marsha berdering. Marsha segera melihatnya. Ah! Baru kali ini Zack menelponnya dan Marsha merasa senang.
"Halo! Pagi Zack!" Sapa Marsha dengan berbunganya.
"Pagi, eh Sha. Kemarin itu pasien aku-"
"Apa? Kamu mau jemput aku?" Tanya Marsha membuat Zack kebingungan.
"Jemput? Siapa yang mau menjemputmu?"
"Ahahaha.... gimana ya? Yasudah deh kalau kamu memaksa. Aku tunggu di sini," kata Marsha semakin membuat Zack kebingungan.
"Tunggu! Tunggu! Sejak kapan aku bilang menjemputmu?"
"Ya ampun kamu pemaksa sekali sih Zack. Oke-oke aku tunggu deh. Iya tau, jangan maksa begitu."
"Hah? Sha, kamu tidak kesurupan kan?"
"Iya aku gak bakal bareng Dad. Iya aku tungguin kamu!"
"Sha, aku sudah di depan rumah sakit ini. Jangan mengada-ngada."
"Ya ampun. Iya bakalan aku tunggu. Kamu beli bubur ayam dulu? Iya pemaksa, aku tunggu deh!"
"Lah!"
"Iya dasar pemaksa!" Kata Marsha langsung menutup telponnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/221696991-288-k929785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Doctor
Roman d'amourKisah Princessnya keluarga Nugroho sekuel #I'm perfect ceo