Hubungan Marsha dan Ilham sangatlah baik. Kedua pasangan itu sering kali terlihat bermesraan berdua.
Kenapa? Karena sudah tidak ada lagi yang menghalangi jalan keduanya. Tidak ada halangan dari kedua pihak dan mereka hanya menjalani sungai mengikuti arus.
"Em, kak..." panggil Marsha. Keduanya saat ini sedang ditaman rumah sakit yang lumayan sepi. Tak banyak yang mengunjungi tempat ini menjadikanya tenang seperti keduanya.
"Ya Sayang?" Balas Ilham yang tengah mengupas coklat yang ia beri untuk Marsha.
"Sebenarnya, kakak beli coklat ini dimana sih?" Tanya Marsha penasaran.
"Dimana ya? Secret," balas Ilham sambil memotong satu bagian coklat dan menyuapkannya kepada Marsha.
"Serius ih! Enak banget tau," kata Marsha yang baru saja menerima suapan Ilham.
Marsha sudah dapat beradaptasi dengan sifat baru Ilham. Bahkan ia merasa ingin mengenal lebih jauh tentang Ilham yang selama ini selalu menjadi sosok yang misterius.
"Beneran?" Tanya Ilham menggoda Marsha.
"Iya ih! Males deh!" Kata Marsha melepaskan genggamannya dadi Ilham.
"Hei, jangan ngambek Princess. Apa pentingnya dari mana kakak beli ini? Kamu sudah cukup makan saat kakak memberi kamu. Itu juga demi menjaga kesehatan kamu," balas Ilham segera mencegah Marsha untuk berdiri.
"Sudah sini ayo. Kakak suapin," kaga Ilham menyuapkan kembali satu batang coklat ke bibir Marsha.
"Kak, sebenarnya aku punya rencana sih," kata Marsha menatap Ilham dalam.
"Oh, aku kira hanya aku yang punya rencana. So what?" Tanya Ilham penasaran. Bahkan ia terlihat melipat kedua tangannya dimeja taman membuatnya seperti anak kecil.
"Duluan," kata Marsha mempersilahkan Ilham.
"Lady first," balas Ilham dengan mengarahkan tangannya kepada Marsha.
"Em.... dad ingin bertemu orang tua kak Ilham," kata Marsha mengangkat kedua alisnya dan berekspresi sungkan.
"Aha, kukira apa," kata Ilham tertawa kecil sebentar.
"Kakak kira apa?" Tanya Marsha dan Ilham hanya menggeleng.
"So, tadi mau bicara apa?" Tanya Marsha mengingatkan Ilham kembali.
"Aku ingin mengajakmu dinner keluarga hari ini. Namun nampaknya, mungkin akan menjadi dinner antar keluarga?" Balas Ilham dan Marsha mengangguk dengan polos.
"Memangnya dokter Adi dan Mom Hera tidak sibuk hari ini?" Tanya Ilham dan Marsha menggeleng.
"Sebenarnya, dad sudah menyuruhku untuk mengatakannya sejak dua hari lalu. Dan kebetulan, mejanya juga direservasi hari ini di resto. Kesannya agak gimana yah baru aku kasih tahu sekarang. Aku takut kalau orang tua kak Ilham memiliki kesibukan mendadak."
"No, mereka bisa. Nanti tinggal kirim alamat restonya. Papa mama pasti datang," kata Ilham sambil tersenyum dan Marsha juga ikut tersenyum.
"So, kalau begitu nanti mau dijemput dulu?" Tanya Ilham dan Marsha nampak berfikir.
"Bisa?" Tanya Marsha dengan ekspresi dibuat-buat.
"Sangat," balas Ilham dengan senyum khasnya.
"Sudah kak, jangan senyum terus. Gak baik buat kesehatan jantung," kata Marsha memukul pelan lengan Ilham.
"Tidak masalah, kalau jantung kamu bermasalah. Ada ahlinya disisi kamu," kaya Ilham dengan senyumannya.
"Apaan sih!" Balas Marsha kesal kemudian berdiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/221696991-288-k929785.jpg)