PART 36. Perkara Bahasa Cinta

2.6K 321 12
                                    

Veelan dan Bang Atha bakalan muncul berdua kali ini!
Simak baik-baik yuuk!

-Happy Reading-

"MAS ATHA!!"

Seorang gadis cantik berteriak keras memanggil cowok yang sedang olahraga pagi mondar-mandir di depan rumah. Namun si cowok tidak mendengar teriakannya karena ditelinga tersumpal earphone. Itu dengerin musik beneran apa nggak ya?

"MAS TETANGGA!" kini teriakan Veelan lebih menggema.

Terbukti karena Athala atau yang kerap Veelan sapa Mas Atha langsung menghentikan acara mondar-mandirnya lalu menoleh kearah gadis itu. Veelan segera menghampiri Athala.

"Apa?" balasnya ketus.

Gadis itu nyengir kuda. "Pagi-pagi udah galak gitu. Nanti cepet tua loh, Mas!"

Niatnya menakut-nakuti Athala, eh cowok itu malah membalas dengan kalimat bernada sarkas. Mana ngomongnya pakai urat lagi.

"Memang sudah tua!"

Veelan mengelus dada pelan. Kemudian dia memasang wajah tengil, bersiap melempar gombalan yang diharapkan bisa membuat batu didepannya ini bisa sedikit melunak. Walau Veelan tau itu tidak mungkin, mana ada batu yang bisa melunak?

Athala bersikap hangat dengan keluarganya, tapi mengapa mendadak dingin jika dengan perempuan diluar lingkup keluarga? Itu yang ada di benak Veelan.

"Tau nggak sih, Mas?" Veelan memulai dengan pertanyaan klasik.

Athala menoleh malas, lalu membalas jengah. "Apa?"

"Sejak pertama kali kita ketemu, aku tuh udah berkomitmen pengen jadi pendamping hidup Mas."

Bis didengar dengusan pelan keluar dari mulut Athala. Kemudian cowok itu tersenyum masam, tangannya mengacak puncak kepala Veelan lembut. Ini nih! Yang sering bikin Veelan baper sendiri. Sikapnya itu loh! Bikin gemes pengen tak cubit ususnya!

"Kamu tau nggak, Vee?" Athala bertanya.

Digombalin balik nih?

"Apa Mas?" jawab Veelan dengan senyuman sumringah.

"Sejak pertama kali kita ketemu, saya merasa pengen nyemplungin kamu kedalam kawah Gunung Bromo."

•••

Hari paling melelahkan menurut Veelan adalah saat dia ada kelas pada pukul sebelas. Masuk ke kelas pada waktu pagi menjelang siang. Mana udara sangat panas di jam-jam itu. Rasanya seperti cosplay menjadi ikan panggang bumbu asin manis pedas.

Hm, kayaknya enak.

"Pucuk di cinta ulam pun tiba. Harusnya dari dulu gue percaya kalau jodoh nggak akan kemana!" teriak Veelan heboh saat melihat Athala keluar dari rumah dengan pakaian rapih.

"Mas Atha! Nebeng dooong!" gadis itu melambaikan tangan senang.

Athala nampak memejamkan mata sejenak. Lalu mengangguk dengan senyuman terpaksa. Tersiksa baginya, tapi bahagia untuk Veelan. Karena dia tidak harus panas-panasan naik ojol. Soalnya mobil Athala itu AC-nya adem seger gitu. Apalagi kalau di perjalanan sambil ngelihatin yang mengemudi.

Didalam mobil hanya ada keheningan, Athala sibuk menyetir, sementara tangan Veelan jahil mengutak-atik radio.

"Mas mau ke RS, ya?" tanya gadis itu sambil menoleh kearah Athala sepenuhnya.

Athala menjawab dengan deheman pelan.

"Ada pasien Mas di RS?" celetuk Veelan, mulai kehabisan topik.

Kali ini dia menoleh dengan alis terangkat. "Iyalah!"

Gadis itu menggaruk tengkuk salah tingkah. Dia tau kalau pertanyaan yang dia ajukan sangat unfaedah. Tapi yang penting Athala mau menjawab ucapannya.

"Ya siapa tau dokter sekarang beralih profesi. Jualan brownis gitu?" seru gadis itu sambil nyengir kuda.

Athala menghela nafas pelan. Kemudian berujar dengan bahasa Jawa yang tidak Veelan ketahui artinya, sambil melirik sinis kearah gadis itu.

"Sakjane rasah tak ajak bocah iki mau."

(Harusnya nggak usah gue ajak anak ini tadi.)

Veelan mengerutkan kening, terdengar seperti dengungan lebah di telinga gadis itu. "Apa Mas?"

Dan hal yang menyebalkan Athala malah mengendikkan bahu acuh. Tatapan matanya kembali terfokus pada jalanan didepan.

"Mas kalau ngomong pake bahasa yang jelas dong!" dumel gadis itu dengan nada kesal sambil mengalihkan pandang ke jendela luar.

Mobil berhenti saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Athala membalas ucapannya tanpa menatap Veelan. Dia sibuk memandang lampu merah yang mungkin terlihat lebih menarik dari wajah gadis yang duduk disampingnya.

"Memang harusnya pakai bahasa apa?"

Veelan kembali menoleh kearahnya dengan wajah tengil. "Ya, misalnya pake bahasa cinta gitu?"

Cowok itu malah terkekeh pelan. Membuat jantung Veelan bergetar heboh ditempat. Ya Allah ketawanya boleh diulang nggak? Pengen Veelan rekam untuk dijadikan musik pengantar tidur.

"Bahasa cinta seperti apa?" tanyanya.

Kemudian tangannya mengacak puncak kepala Veelan. Lalu beralih mencubit pipi kanan gadis itu dengan gemas. Dia kembali bersuara.

"Seperti ini?"

Duh Gusti!

To be continued..

Gimana? Ucul banget ya mereka berdua😍
Spam vote dan komen dari kalian yaa!
See you next part guys!

DEAL | Family Series| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang