Selamat pagii🌅
Ketemu lagi sama Loly!
Kalian yang masih PAS semangat ya!
Jangan lupa belajar😊~Happy Reading~
"ALANAA! ADEL PUP! AKU HARUS GIMANA!?"
Teriakan itu keluar dari mulut seorang pria yang sedang menggendong bayi. Bayi itu menangis nyaring dipelukannya dengan popok yang berbau menyengat. Tidak lama datang wanita berusia dua puluh lima tahun dengan botol susu ditangannya.
"Disuruh jagain bentar aja kok nggak bisa, sih?" dumelnya.
Pria itu menghela nafas. "Kemeja aku jadi kena pupnya, kan."
Wanita itu mengambil alih putrinya, lalu membawanya ke kamar mandi. Sementara si pria bergegas mengambil kemeja lain dari almari, dia ingin berangkat kerja malah dihadang dan disuruh mengurus putrinya, sedangkan istrinya membuatkan susu.
"Yang, kamu nggak mau sewa pengasuh aja?" tanya pria itu sambil melongokkan kepala kedalam kamar mandi.
"Enggak, aku bisa urus Adel sendiri." jawab istrinya.
Pria itu menghela nafas pelan. Baru enam bulan merawat bayi, dan dia sudah nampak seperti gembel. Kantong matanya menghitam, rambutnya yang biasanya rapi kini agak panjang, dan jangan lupakan kumisnya yang panjangnya hampir satu senti.
"Kamu urusin Adel bentar, aku mau mandi." ucap Alana.
Dean melotot. Bagaimana dia mau bekerja kalau begini!?
"Serius nggak mau sewa pengasuh?" Dean bertanya entah berapa kali.
Alana menyahut dari dalam kamar mandi. "Enggak, Mas Ganteng!"
Beberapa saat Dean memasang wajah innocent. Sampai akhirnya pria itu senyam-senyum tidak jelas sambil menggaruk tengkuk.
"Aku tanya sekali lagi loh, Al. Mau sewa--"
Namun Alana keburu menyahut. "Yaudah aku mau cari Papa baru buat, Adel. Gimana!?"
Dean melotot. Lalu dia menimang-nimang Adel yang sedang menatapnya dengan mata bulat menggemaskan. Dean mencium wajah bocah kecil itu bertubi-tubi membuat Adel tertawa kegelian. Kemudian dia berujar dengan nada keras sambil melirik pintu kamar mandi yang tertutup.
"Putriku cantik banget. Mama sama Papa bakalan urusin kamu tulus, sayangku. Nggak pake pengasuh."
•••
Baru saja Dean melemaskan otot-otot tubuhnya dengan bersandar di kursi meja kerjanya. Pria itu langsung berangkat ke kantor setelah Alana selesai mandi. Dan benar saja tebakannya, rapat sudah dimulai sejak lama, untung dia bos disini, jadi diperbolehkan masuk.
"Udah selesai rapatnya?" tanya seorang cowok yang berdiri dengan kedua tangan bersedekap.
Dean mengangguk. "Tumben kesini, Bang?"
Athala mengendikkan bahu. "Pengen lihat perusahaan lo, udah bangkrut apa belum."
"Anjir!" maki Dean tak tertahankan.
Dokter spesialis jantung yang terkenal ganteng itu hanya terkekeh. Lalu duduk di sofa di ruangan Dean dengan santai. Menghembuskan nafas pelan untuk melepas penat karena semalam dia lembur karena ada operasi di rumah sakit.
"Pasien lo.. Meninggal lagi?" tanya Dean sambil menghampiri Athala.
Cowok itu tersenyum. "Lo beda sama yang dulu."
Dean mengerutkan kening. "Beda apanya?"
"Dulu lo goblok. Nggak peka banget, sekarang ya udah lumayan peka lah." ucap Athala dengan santainya.
Dean berdecak. "Ck, kalau bukan kakak ipar gue, udah gue mutilasi lo."
Athala hanya membalas dengan tawa lepas. Cowok itu pandai sekali menyembunyikan perasaan, pura-pura bahagia padahal hatinya ambyar.
"Lo nggak ada niatan buat nikah, Bang?" tanya Dean, pria itu duduk di sofa single sambil melonggarkan dasinya.
Athala menggeleng. "Gue nggak mau sakit hati."
Dean berdecih. "Cemen banget lo, udah gede nggak berani sakit hati. Lihat tuh anaknya Mas Fatih, udah gandeng cewek aja padahal umurnya nggak lebih tua dari pohon mangga tetangga gue."
"Lo mau tau fakta?" tanya Athala.
Dean merubah posisi duduknya menjadi serius. Begitu juga Athala yang menatap Dean tanpa unsur guyon seperti biasanya.
"Cinta nggak akan bertahan selamanya. Saat lo tua nanti belum tentu masih ada cinta di hati lo buat Alana. Yang bisa lo lakuin hanya menjalani hidup seperti biasanya, karena udah terbiasa." jelas Athala.
Lalu cowok itu tersenyum tipis. "Tapi bukan itu masalah utamanya."
"Terus apa?" sahut Dean.
"Manusia suatu saat akan bertemu ajal. Dan gue paling nggak siap kalau ditinggal pergi lagi."
Manik mata Dean membesar, dia menatap Athala dengan pandangan menyipit seolah menerka. "Lagi? Jangan bilang lo.."
"Gue udah pernah jatuh cinta sebelumnya. Dan semesta memisahkan gue dan dia."
To be continued..
Ada yang request suruh bikin cerita Athala..
Tapi aku belum kepikiran 😢
Nanti kalau udah kepikiran aku pikir-pikir lagi deh..Spam komen buat next part!
Semoga kalian masih suka sama Dean Alana❤
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAL | Family Series| Lengkap✔
Humor"Serius nggak mau sewa pengasuh?" Dean bertanya entah berapa kali. Alana menyahut dari dalam kamar mandi. "Enggak, Mas Ganteng!" Beberapa saat Dean memasang wajah innocent. Sampai akhirnya pria itu senyam-senyum tidak jelas sambil menggaruk tengkuk...