PART 17. Teman Dengan Sedikit Bumbu

2.8K 386 10
                                    

Ahoy!
Apa kabar kalian?
Selamat pagii!
Gimana liburan hari ke tiga?

-Happy Reading-

Lagi-lagi Alana menahan emosinya yang tersulut saat melihat Dean sedang mengobrol santai dengan seorang wanita bule. Bahkan dua orang itu sesekali bercanda gurau dan tertawa bersama.

"Asik banget, ya?" sindir Alana sambil melangkahkan kakinya memasuki ruangan Dean.

Cowok itu langsung duduk tegap. "Al? Kapan dateng?"

"Sejak kamu ketawa-ketawa sama cewek ini." Alana melirik sinis bule yang nampaknya tidak tau Bahasa Indonesia.

Dean mengelus tengkuknya. Mendadak dia merasakan hawa dingin disekitarnya yang membuat dia merinding. Mungkin itu karena tatapan tajam yang Alana layangkan padanya sejak tadi.

"I'm sorry. Who are you?" tanya perempuan itu.

Alana tertawa garing. "Me? Ask to people in front of you!"

Tentu saja Dean langsung menjelaskan pada perempuan itu dengan hati-hati saat mendengar nada sarkas yang diutarakan istrinya.

"So? It this your wife? And she jealous?" perempuan itu tertawa geli.

Alana mendelik. "Idih! Ketawa lagi."

"Previously I apologized because made you misunderstand. But Mr. Dean and me only work partners." jelas perempuan itu.

Alana menganggukkan kepalanya tak percaya. "Teman dengan sedikit bumbu."

Dean menghembuskan nafas lelah. "Bumbu apa sih, Al?"

Alana membuang muka, menaruh kotak bekal yang dia bawakan diatas meja Dean. Kemudian berujar acuh dengan nada jual mahal.

"Pikir aja sendiri!"

•••

Pukul dua siang Dean sudah pulang kerumah, padahal jika biasanya dia pulang jam empat. Cowok itu sengaja pulang cepat karena ingin membujuk Alana. Wanita itu merajuk karena Dean memilih membicarakan masalah bisnis dengan wanita bule tadi.

"Al? Kamu marah?" tanya Dean hati-hati.

Alana tersenyum. "Nggak cuma sekali kamu gini, nggak ada gunanya aku marah."

Dean malah ngeri melihat senyuman wanita itu. Dia takut kemungkinan terburuk yang ada di pikirnya terjadi.

"Maaf, Al. Aku--"

"Gue udah nggak peduli, mau lo sama cewek bule. Atau mau lo pergi ikut dia ke negaranya. Pergi aja sana!" tutur Alana dengan nada lembut namun sarkas.

Dean mengerutkan kening. "Kok pake lo-gue sih, Al?"

"Tau nggak sih rasanya lelah, capek, sakit hati. Dan akhirnya gue mencoba buat nggak peduli lagi." ujar Alana dengan santainya.

Dean terkekeh garing. "Kamu kok aneh sih, Al?"

"Gue bertahan karena ada Adel. Jadi orang pemaaf terus itu melelahkan. Karena yang dimaafin makin lama jadi ngelunjak." ucap Alana.

Cowok didepannya itu mengepalkan tangan disamping badan. Menatap Alana nanar dengan pancaran emosi yang bercampur aduk dimatanya.

"Jangan nakut-nakutin aku, Al." tutur Dean.

"Aku lagi nggak pengen diajak bercanda." cowok itu menambahi dengan penekanan pada setiap kata.

Alana tertawa pelan, suaranya bergetar. "Siapa yang bercanda, sih?"

Rahang Dean mengetat karena emosi mendengarkan ucapan Alana yang kelewat santai. Perempuan itu berujar seolah tidak membutuhkan kehadirannya.

"Terus mau lo apa?" Dean ikut mengubah cara bicaranya.

Alana hendak menjawab, namun Dean lebih dulu memotong dengan tatapan tajam dan suara bernada dingin yang membuat Alana sedikit merinding.

"Apapun jawaban lo. Lo tau kalau sampai kapanpun gue nggak akan lepasin apa yang gue punya." ucapnya.

Cowok itu langsung melenggang pergi begitu saja meninggalkan Alana yang diam mematung di ruang tamu dengan mata mengedip innocent.

"Kok berdamage ya?"

•••

"Lo sekali-kali harus ngasih dia pelajaran, Al!"

Meyelsa berujar menggebu-gebu saat Alana curhat kalau Dean berbicara akrab dengan bule. Wanita itu langsung memberikan saran dengan versi terbaiknya. Tidak ada salahnya juga Alana mengikuti petuah Meyelsa.

"Gimana caranya?" tanya Alana lugu.

Meyelsa mendelik. "Ya lo marah sama dia kek! Jangan terus-terusan lo maafin. Lama-lama ngelunjak!"

Alana mencebikkan bibir. "Tapi gue nggak bisa marah, mukanya itu bikin gue meleleh."

Sontak Meyelsa memijit pelipisnya mumet. "Ya lo bisa-bisain lah!"

Alana menghembuskan nafas pelan. Kesalahan apapun yang Dean buat, entah kenapa Alana tidak bisa marah pada cowok itu. Sampai dia benci pada dirinya sendiri yang spontan memaafkan tanpa berpikir panjang.

"Hal pertama yang harus gue lakuin?" tanya Alana.

Meyelsa tersenyum sinis. "Tunjukin ke dia kalau lo itu benar-benar marah."

"Lalu buat dia nangis dan meminta permohonan maaf lo biar kapok!." ucap Meyelsa.

Alana menggigit bibir bawahnya, merasa ragu akan hal itu. Apakah dia bisa berakting seperti itu? Dia hanya takut ditengah akting malah tertawa ngakak.

"Sekali-kali orang harus sedikit dikasari, biar jera."

To be continued..

Jangan lupa berikan vote, coment, dan follow akun Loly!!
Mulai datang konflik haha..
Sampai jumpa di part selanjutnya!

DEAL | Family Series| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang