PART 29. Mau Bohong Sampai Kapan, Pa?

2.6K 334 6
                                    

Loly kembali!!
Udah masuk sekolah lagi nih😭
Semangat belajar!
Karena PTM, rebahannya dipending dulu..

-Happy Reading-

Athala dan Farhan duduk di sebuah gazebo yang baru saja dipasang Athala didepan rumah. Dia merasa suntuk jika terus bersantai didalam rumah, hanya mengingatkannya pada Rita. Farhan juga menyetujui usulan Athala karena dia ingin menghirup udara segar.

"Papa nggak ke Jogja lagi?" tanya Athala sambil menatap kucing yang kejar-kejaran didepan rumah tetangganya.

Farhan menggeleng pelan. "Mungkin Minggu depan."

Athala tersenyum tipis. "Kenapa sering banget? Ada urusan yang penting banget disana?"

Pria paruh baya itu menoleh saat menyadari nada bicara Athala yang terkesan menyindirnya. Namun dia tidak pikir panjang, mungkin hanya asumsinya saja.

"Papa ke Jogja ketemu sama Oma?" Athala kembali bertanya.

Kali ini Farhan mengangguk. "Iya."

Mau bohong sampai kapan, Pa?

"Tapi kok Oma bilang Papa nggak kesana udah lama banget?" tanya cowok itu dengan kedua tangan mengepal erat tanpa Farhan sadar.

Farhan terdiam, sepertinya putranya tau sesuatu. Tidak biasanya Athala bertanya menyelidik dan rinci seperti ini.

"Ah masa sih?" pria itu tersenyum tipis.

Athala menoleh dengan wajah memerah menahan emosi. "Bukannya Papa ketemu Pak Erfendi!?"

Benar dugaan Farhan, Athala sudah tau semua. Jika saja dia tidak punya rasa tega, sudah dia tendang pantat Athala karena seenak jidat membaca surat perjanjiannya dengan Erfendi.

"Kamu udah tau semua, kan?" ujar Farhan.

"Kenapa Papa nggak pernah bilang?" tutur Athala dengan nada melemah.

Farhan tersenyum, menatap putranya yang memandangnya emosi. Athala itu tipe cowok yang penyayang, apalagi pada keluarga. Jika ada masalah dengan keluarganya, dia akan mencoba membantu bahkan mengerahkan seluruh hidupnya untuk keluarganya.

"Buat apa Papa bilang? Minta bantuan kamu? Memangnya kamu nggak butuh uang buat nikah? Bangun rumah?" tanya Farhan.

Athala menggeleng. "Athala nggak akan pindah dari rumah ini."

Jawaban Athala membuat Farhan tersenyum tipis. "Athala, rumah ini sudah Papa berikan pada Erfendi untuk biaya pengobatan Mama kamu dulu, dia memperbolehkan Papa tinggal disini, tapi kalau Papa pergi, rumah ini nggak akan jadi milik kita lagi."

Rahang Athala mengetat. "Yaudah, kalau gitu Papa jangan pergi."

Farhan merasakan sikap Athala seperti saat cowok itu masih kecil. Teguh pendirian dan posessif. Mengingat itu membuat almarhumah istrinya terbayang-bayang dipikirannya. Seberapa banyak momen indah yang mereka habiskan dulu.

"Suatu hari Papa akan mati," balas Farhan.

Athala langsung berdiri, mengepalkan tangan sampai buku-buku jarinya memutih, mendengarkan ucapan Farhan membuat hatinya mencelos.

"Athala akan bertemu Erfendi dan mengambil rumah kita kembali!"

•••

"Kamu nggak pernah punya waktu buat aku."

Athala memandang perempuan yang duduk didepannya itu dengan sorot mata tak enak. Dia memang tidak pernah menghabiskan waktu bersama Kinan, hanya beberapa kali saling berkirim pesan saja. Itu pun Athala jarang online dan membalas sangat lama.

"Maaf ya, Nan. Aku lagi banyak masalah." tutur Athala.

Kinan mengangguk. "Aku harusnya maklumin kamu."

"Enggak, disini aku yang salah karena terlalu sibuk sama urusanku." balas Athala.

Kinan tersenyum tipis, lalu mengganti duduknya lebih disamping Athala dan sedikit lebih dekat. Perempuan itu menyenderkan kepalanya ke pundak Athala, bibirnya bergumam pelan.

"Kamu cinta sama aku, Athala?" tanya Kinan.

Athala terdiam. "Aku... Butuh waktu, Nan."

Kinan mengangguk. "Oke,"

"Makasih udah ngertiin aku." ucap Athala.

Kinan tersenyum. "Bukan masalah, Tha."

Sebenarnya Athala agak kesal saat Kinan memanggilnya tanpa embel-embel Mas atau Kak. Karena umurnya juga lebih tua dari Kinan. Sedangkan Veelan tetangganya, sudah panggil Mas bahkan sejak bocah itu masih SMP.

Loh? Kok malah bawa-bawa Veelan?

Athala langsung geleng-geleng kepala, mencoba menghapus wajah bocah bau kencur itu dari pikirannya.

"Kamu kenapa?" Kinan bertanya dengan nada heran.

Athala menggeleng pelan sambil tersenyum kikuk. "Ini... Nyamuk!"

Kinan mengangkat kepalanya dari pundak Athala. "Aku pulang dulu, ya. Kamu hati-hati dijalan."

Lalu perempuan itu langsung melenggang pergi begitu saja meninggalkan Athala yang diam ditempat memandang kepergian Kinan. Perempuan itu sangat acuh tak acuh. Athala menghembuskan nafas pelan.

"Gue jadi pengen tau siapa kandidatnya Kak Mey sama Alana."

To be continued..

Gimana part kali ini?
Semoga masih seru..
See you next part!

DEAL | Family Series| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang