Selamat siang menjelang sore!
Bersiap-siapp! Konflik akan datang!🤣
Apa kabar kalian?
Masih setia sama DEAL |Family Series| yaa!
Terimakasih kalian yang udah menyempatkan komen dan memencet tombol vote😍
LOLY HIATUS SEBENTAR YAA!
KARENA ADA URUSAN URGENT😭
SEBAGAI GANTINYA LOLY UP LAGI HARI INI🤗-Happy Reading-
Pagi hari di meja makan suasana berbeda dari hari-hari sebelumnya. Alana sibuk menyuapi Adel sementara Dean diam menatap interaksi Alana dan putrinya itu. Makanan yang ada didepannya baru dia makan dua suapan.
Selera makan Dean menghilang saat mengingat kalau semalam Alana tidur di kamar Adel dan membiarkan dia sendirian. Wanita itu benar-benar marah kali ini. Dan Dean bingung bagaimana cara mengatasinya.
"Mau berapa lama marah sama aku?" tanya Dean sembari menghembuskan nafas berat.
Alana tidak menjawab, dia pura-pura tidak mendengarkan ucapan cowok itu. Dean yang melihat itu semakin frustasi. Dia hendak bersuara, namun ponselnya berdering kuat. Cowok itu segera mengangkat sambungan telepon.
"Halo, Bas? Ada apa?" tanya Dean.
"Ada orang gila yang sabotase perusahaan karena naskah ceritanya ditolak editor, kantor lo kebakaran parah, De." balas Mas Bas diseberang dengan nada panik.
Dean langsung berdiri kaget, membuat Alana menoleh dengan tatapan bingung dan penuh tanda tanya. Tangan cowok itu mencengkeram erat ponselnya.
"Gue kesana sekarang." ucapnya penuh penekanan.
Cowok itu segera menghampiri Alana. Mengecup puncak kepala Alana tergesa-gesa, lalu mencium pipi Adel.
"Aku ke kantor dulu, kamu dirumah. Jangan kemana-mana,"
Alana baru membuka mulut ingin bersuara. Namun Dean sudah melenggang pergi dengan jas menyampir di tangan kirinya. Tangan kanan cowok itu membawa kunci mobil. Wanita itu hanya bisa menatap gamang mobil Dean yang melaju meninggalkan rumah.
•••
Dean yang baru saja tiba di kantor langsung membanting pintu mobilnya takala melihat bangunan besar dihadapan matanya yang dilalap si jago merah. Cowok itu berusaha mendekat, namun dicegah petugas damkar.
"Jangan, Pak. Berbahaya jika terlalu dekat." ucap petugas itu.
Cowok itu menggeleng pelan. "Saya harus menyelamatkan sesuatu."
"Sudah kami pastikan semua orang keluar dari kantor, Pak. Dan barang-barang sempat diselamatkan." jelas salah seorang karyawan.
Dean keukeuh menggelengkan kepalanya. "Saya harus masuk kedalam."
Petugas itu hendak berujar lagi, namun Dean sama sekali tidak menggubris dan berlari masuk kedalam kantor. Lantai bawah masih aman, hanya ada kepulan asap yang lumayan tebal.
"Gue harus bisa dapetin barang itu." tutur Dean.
Dia berlari melalui tangga darurat, menaiki lantai demi lantai bangunan tingkat ini. Mungkin saja barang ini bisa membuat Alana berhenti marah. Sesuai janjinya saat ulang tahun Alana.
Dan Dean akan memberikan benda itu sekarang.
Dean sampai di lantai tempat dimana ruangannya berada. Cowok itu buru-buru mendobrak pintu, masuk ke ruangan. Dia berlari menuju almari yang berada disudut ruangan, almari itu sudah terbakar ujungnya.
"Gue nggak mau jadi orang yang ingkar, lagi."
"Uhuk-uhukk! Gue harus bikin Alana percaya, gue udah berubah."
Brak!
Almari itu terbuka lebar. Dean menatap tiga buah boneka yang berada didalam almari itu. Dia buru-buru mengambil ketiganya, lalu dengan susah payah berlari keluar dari ruangannya yang sudah dipenuhi api.
Boneka itu.
Kado ulang tahun yang Alana inginkan.
Dean memesannya dari luar negeri, khusus dibuatkan hanya untuk Alana. Tepatnya dia memesan langsung pada desainer profesional, perempuan bule yang mengobrol dengannya kemarin.
Saat sedang berlari menuruni tangga, sebuah balok kayu mengantam kepalanya dari atas. Membuat tubuhnya oleng dan berguling-guling hebat menuruni tangga yang tidak bisa dibilang pendek itu.
Brugh!
Dean mengerang kesakitan dan memegangi belakang kepalanya yang mengeluarkan darah. Matanya mulai berkunang-kunang, namun masih bisa melihat sosok bayangan menghampirinya.
"Mas Dean!?" suara orang itu terdengar lirih dan berdengung ditelinga Dean.
Orang itu langsung berjongkok didepan Dean. "Mas jangan tutup mata, aku panggilin bantuan sebentar!" ucapnya dengan suara bergetar karena takut dan menangis.
Dean hendak mencegah, namun orang itu keburu berjalan dengan langkah sempoyongan karena asap tebal yang menusuk indra penciuman. Manik mata Dean membesar saat melihat sebuah almari besar ambruk kearah orang itu.
Secara spontan dia memekik sekuat tenaga dengan suaranya yang mulai parau.
"ALANA AWAS!"
To be continued..
Sedikit bawang bombay hari ini..
Tetap kalem bosqu, konfliknya ga berat-berat amat..
Jangan lupa pencet tombol vote, komentar, dan juga follow akun wattpad Loly!!
Sekalian akun instagram kalau kalian berkenan, tinggal dm aja kalau minta follback, kalau Loly buka ig pasti dibales kok dmnya!!
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAL | Family Series| Lengkap✔
Comédie"Serius nggak mau sewa pengasuh?" Dean bertanya entah berapa kali. Alana menyahut dari dalam kamar mandi. "Enggak, Mas Ganteng!" Beberapa saat Dean memasang wajah innocent. Sampai akhirnya pria itu senyam-senyum tidak jelas sambil menggaruk tengkuk...