Selamat pagi guys!
Maap nih agak telat update, Loly lupa😭
Langsung baca aja yaa!-Happy Reading-
Hari Ketiga.
"Lo nggak akan bisa hidup di dunia kalau punya mental lembek kaya ubur-ubur."
Ucapan Keisya itu membuat Alana mendengus sebal. Baru hari ini mereka bertemu setelah sekian lama menempuh hidup dengan jalan masing-masing. Namun Keisya langsung memberinya wejangan kala dia menceritakan masalahnya dengan Dean.
"Mulut lo jadi tajem, ya?" sindir Alana.
Keisya terkekeh. "Jadi pengacara, harus ngomong apa adanya dong."
"Jaksanya bisa kabur kalau terus-terusan lo pepet." balas Alana dengan nada kesal.
Keisya mengendikkan bahunya. Wanita yang sebentar lagi akan menikah itu terlihat lebih cantik dan dewasa dari terakhir kali Alana bertemu.
"Gimana Azril? Baik, kan?" tanya Alana memastikan.
Dibalas anggukkan kepala oleh Keisya. "Dia juga menerima pernikahan ini, karena itu satu-satunya cara biar hubungan bokap gue sama nyokap dia terputus."
Alana manggut-manggut mengerti. Menikah tanpa dasar cinta? Dia bergidik ngeri membayangkannya. Menikah karena cinta saja masih banyak bertengkar, apalagi yang tidak ada rasa apapun.
"Kalau Azril jahatin lo, lapor aja ke gue. Biar gue gundulin kepalanya." ujar Alana dengan kejamnya.
Keisya mengangguk. "Gue percaya dia udah berubah, Al."
Alana menatap sahabatnya itu prihatin. Keisya menjadi tidak peduli dengan pasangan karena terlalu fokus dengan pendidikannya menjadi pengacara. Bahkan umurnya yang menginjak dua puluh enam tahun tidak dia hiraukan. Sementara perempuan lain sudah memiliki pasangan hidup di umur itu.
"Lo masih suka sama Azril?" tanya Alana hati-hati.
Keisya tertawa pelan. "Gue nggak se-setia itu kalik. Beberapa bulan lalu gue sempat pacaran, tapi karena pernikahan ini gue putusin dia ditengah jalan."
Alana melotot. "Gila banget!"
"Gila, kan? Gue sendiri juga bingung kenapa enteng banget nerima Azril jadi calon suami gue." cicit Keisya.
"Perasaan memang nggak bisa ditebak."
•••
Hujan,
Kenapa engkau turun ke bumi?
Membasahi tanah rumahku yang dipenuhi cacing
Rumahku banjir wahai air
Kemana genangan air harus mengalir?Hujan,
Menambah merana pada hati om Atha
Membuatnya merasa ingin menghilang
Karena hidupnya penuh dengan hutang
Oh petir, sambarlah Om Athala"Sambarlah Om Athala!?" pekik Athala sambil mendelik.
Dia sedang membaca puisi yang dikarang Reo. Karena akhir-akhir ini sering turun hujan, bocah itu membuat puisi bertemakan hujan dengan bantuan mulia dari Dean. Namun saat membaca isinya, darah Athala seakan mendidih dan naik ke ubun-ubun.
"Iya, Om. Kata Uncle Dean biar Om Athala ndak sedih lagi. Katanya kalau disambar petir bisa masuk surga." terang Reo.
Athala menghembuskan nafasnya jengah. Baru sehari Reo bersama dengan Dean, Athala sudah kecolongan. Harusnya dia yang memberikan ilmu diluar alam manusia pada Reo, bukan malah Dean!
"Terus kenapa nggak 'sambarlah Uncle Dean' aja?" tanya Athala lembut.
Reo megerjapkan mata polos. "Kata Uncle Dean, dia belum mau ke surga."
DASAR DEAN!
"Sekarang Uncle Dean dimana?" Athala tersenyum manis.
"Tadi Uncle Dean pergi sama Tante Al." tutur Reo.
Athala langsung terdiam mendengar hal itu. Dia sudah mengetahui permasalahan keluarga adiknya dari Meyelsa. Athala hanya bisa berdoa agar Alana menentukan jalan yang terbaik untuk rumah tangganya dengan Dean.
•••
Alana menyesap kopi dihadapannya pelan. Sementara Dean hanya diam mengamati Alana. Bahkan kopi yang dia pesan sudah dingin karena tidak dia sentuh sama sekali. Dean hanya ingin mendengarkan jawaban dari mulut Alana.
Lanjut,
Atau berhenti?
"Nggak usah tegang gitu." ujar Alana sambil tersenyum.
Dean menghembuskan nafas pelan untuk membuang rasa takut bercampur cemas yang menggerogoti hatinya.
"Jadi gimana?" tanya Dean lirih, lebih seperti cicitan.
Alana malah tertawa pelan. "Kamu pengen tau alasan kenapa aku minta waktu tiga hari sama kamu?"
Dean membalas dengan anggukkan kepala dan mata mengerjap lugu yang membuatnya tampak menggemaskan. Ah bapak-bapak ini!
"Biar selama tiga hari kamu nggak berani ketemu cewek lain. Dan disaat itu juga aku bisa memusnahkan mereka." ucap Alana santai.
Cowok itu kaget mendengar jawaban Alana. Jadi itu hanya semacam pengalihan agar Alana bisa melancarkan aksinya sendiri? Dean berdehem pelan, sambil menggaruk tengkuknya merasa gugup dan sedikit bingung.
"Jadi...kamu nggak akan tinggalin aku, kan?" tanya Dean.
Alana tersenyum, lalu mendekat. Mengecup pipi suaminya didepan umum. Dean terbatuk saat Alana kembali duduk dengan rapih. Cowok itu mendadak salah tingkah.
"Kamu itu goblok dan unik." tutur Alana blak-blakan.
Dean mendelik. Namun Alana buru-buru berbicara. Menerangkan agar Dean tidak salah paham.
"Kegoblokan kamu itu membuat kamu spesial dimata aku."
Dean langsung terdiam. Ucapan Alana agak menyentil hatinya dan membuat hatinya terasa seperti digelitiki.
"Nggak akan ada cowok yang lebih goblok dari suamiku ini."
Bentar..
Ini memuji..
Atau menghina ya?
To be continued..
Jangan lupa follow akun Loly, berikan vote dan komentar kalian yaaa!
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAL | Family Series| Lengkap✔
Mizah"Serius nggak mau sewa pengasuh?" Dean bertanya entah berapa kali. Alana menyahut dari dalam kamar mandi. "Enggak, Mas Ganteng!" Beberapa saat Dean memasang wajah innocent. Sampai akhirnya pria itu senyam-senyum tidak jelas sambil menggaruk tengkuk...