PART 26. Kilas Balik Athala

2.5K 326 4
                                    

Yang pengen tau detik-detik Athala kabur dari rumah dan kuliah di Amsterdam. Cermati baik-baik part ini!
Jangan lupa senggol bintang di pojok kiri bawah😍

~Happy Reading~

"Saya benar-benar minta tolong, Pak. Saya tidak punya uang lagi."

Seorang pria paruh baya berlutut didepan pejabat tanah yang nampak rapih dengan setelan jasnya. Sudah berkali-kali si pria memohon agar pejabat tanah tersebut mau meminjamkan uang padanya. Dia sangat membutuhkan uang itu sekarang.

"Baiklah! Saya pinjamkan uang padamu. Tapi kalau kamu tidak bisa membayar, saya akan hancurkan keluargamu!" bentak pejabat tanah itu.

Pria itu berdiri lalu berkali-kali mengucapkan terimakasih. Bahkan sampai air matanya menetes karena senang bisa mendapatkan bantuan dana. Tidak melintas di otaknya bagaimana caranya melunasi nanti.

Mereka melakukan perjanjian. Tepat pada hari Kamis, 14 April 2021, pria itu membawa pulang uang yang dia pinjam untuk membayar biaya rumah sakit istrinya yang harus cuci darah dan anaknya yang setiap bulan memeriksakan perkembangan jantungnya ke rumah sakit.

"Papa dari mana?" gadis yang baru saja masuk SMA itu bertanya dengan nada bingung karena Papanya pergi tanpa mengabari selama dua hari.

Pria itu tersenyum. "Papa habis jengukin Oma di Jogja."

"Wah! Bawa oleh-oleh dong!" tutur gadis itu senang.

Dengan senyuman lebar, pria itu menganggukkan kepalanya. "Lihat di mobil deh, Papa bawa boneka Singa. Imut banget loh."

Gadis itu langsung berlari terbirit-birit menuju mobil dengan senyuman senang merekah diwajahnya. Sang Papa hanya bisa geleng-geleng kepala pelan melihat tingkah putrinya. Namun senyumannya pudar saat melihat anak laki-lakinya keluar dari kamar dengan membawa koper.

"Loh? Athala? Mau kemana nak?" tanya pria itu kaget.

"Athala mau kuliah di luar negeri!" ujar cowok itu.

Pria itu mengerutkan kening. "Nak, Papa ngerti kamu punya ambisi buat nyembuhin Alana. Tapi kita nggak punya uang untuk kuliahin kamu."

Athala mencengkeram erat pegangan kopernya. "Terus gimana? Papa pengen Alana terus menderita? Sampai kapan!?" bentaknya.

Mendengar nada bentakan dari bibir putranya membuat pria itu emosi seketika. Sebelumnya Athala tidak pernah menjadi anak pembangkang dan membentak orang tuanya.

"Pergi saja kalau begitu! Papa sudah bilang kalau Papa tidak punya uang!" pria itu balas membentak.

"OMONG KOSONG! Terus kemana uang Papa hasil jual perkebunan Eyang di Bandung!? Jangan-jangan Papa pakai untuk bersenang-senang dengan perempuan diluaran sana!?" sarkas Athala.

PLAK!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kanan cowok itu hingga wajahnya terlontar ke kiri dengan kuat. Sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. Kakak perempuannya yang hendak melerai langsung diam mematung dengan tatapan tak percaya. Papanya tidak pernah kasar.

"Jaga ucapan kamu Athala!" sentak pria itu.

Cowok itu tersenyum. "Jangan cari Athala, suatu hari nanti Athala akan pulang sebagai orang yang sukses."

•••

Saat itu pemikiran Athala buntu, dia menyelesaikan S1 di Indonesia, namun menurutnya ilmunya masih kurang. Dia ingin Alana sembuh maksimal dan bisa beraktivitas layaknya gadis lain. Saat dia sedang bermain sosial media, dia melihat sebuah brosur beasiswa kuliah di Amsterdam. Tanpa pikir panjang dia segera mendaftar.

Selang satu minggu setelah itu dia mendapatkan email kalau dia diterima sebagai salah satu orang yang mendapatkan beasiswa itu. Rasanya senang bukan main, ini akan menjadi kejutan untuk keluarganya. Dia segera keluar dari kamar, ingin memberi tau. Namun..

"Uang kita tidak cukup, Mas. Biaya untuk pengobatan penyakit ini sangat mahal. Apa kita berhenti saja?" tanya Mama Athala pada Papanya.

Pria paruh baya itu menggeleng. "Nggak, kita nggak boleh berhenti."

Athala kembali berjalan menuju kamarnya. Pastinya hidup di Amsterdam membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Athala tidak mau menyusahkan orang tuanya, namun dia tidak bisa menolak beasiswa ini.

"Papa pasti nggak ngebolehin gue kesana. Gue harus gimana?" gumam cowok itu bimbang.

Selama berhari-hari Athala merenung sendirian didalam kamar. Saat makan malam dan makan siang dia berusaha terlihat seperti biasanya, agar keluarganya tidak tau kalau dia tengah banyak pikiran saat ini. Cukup lama dia merenung, sampai akhirnya dia menemukan solusi. Solusi yang mungkin akan menghancurkan semua diawal.

Dia harus membuat Papanya mengusir dirinya.

Tiba disaat dimana dia melancarkan aksi yang sudah dia pikir-pikirkan secara matang sebelumnya. Semuanya mulus sesuai dengan rencana yang dia buat.

"Jangan cari Athala, suatu hari nanti Athala akan pulang sebagai orang yang sukses."

Cowok itu berjalan keluar dari rumah dengan menyeret koper besarnya. Alana yang mendengar semuanya hanya bisa berdiri mematung didepan pintu sambil memeluk erat boneka singa yang baru saja dia ambil dari dalam mobil.

"Abang mau kemana?" cicit gadis itu dengan mata berkaca-kaca.

Athala memegang pundak Alana. "Abang akan berusaha bikin Alana sembuh. Alana sabar ya."

To be continued..

Bentar lagi tahun baru nih!
Apa resolusi kalian untuk tahun 2022?
Sampai jumpa di part selanjutnya!

DEAL | Family Series| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang