PART 37. Uaseem!

2.6K 326 29
                                    

Halo!
Apa kabar kalian?
Semoga sehat selalu yaa!

-Selamat Membaca-

"Akhir-akhir ini gue ngerasa bisa deket banget sama Veelan, ya?"

Athala berujar pada Dean yang sedang mencuci mobil didepan rumah. Dean mengendikkan bahu acuh lalu kembali asik menyemprotkan sabun ke mobil kesayangannya itu sambil bersenandung pelan. Tubuhnya me-lenggok kekanan dan kekiri.

"Udah, De. Udah mirip Nassar, kok." ujar Athala.

Dean mendengus. "Kalau gue Nassar lo siapa?"

"Adipati Dolken." balas Athala dengan cengiran kuda.

Dean memutar bola mata malas. Adipati Dolken bisa menangis kalau melihat fansnya yang super narsis itu. Dia menggosok body mobilnya lembut dan hati-hati agar tidak lecet. Mobil mahal cuy!

"Kalau lo nyucinya begitu, sampai Adel jadi nenek-nenek baru kelar!" memang pada dasarnya mulut Athala itu julid.

"Julid banget, Saipul! Dari pada banyak cincong mending bantuin." kesal Dean.

Athala langsung memasang wajah lingung. "Aku siapa? Aku dimana?"

Plak!

Sebuah kanebo melayang ke wajah Athala. Menempel sempurna diwajah tampan nan rupawan dokter itu. Alana yang keluar membawa camilan sampai terlonjak kaget melihat penampilan baru abangnya.

"Astaga, Bang! Lo maskeran pakai kanebo?" tanya Alana heran.

Athala menghempaskan kanebo itu ke lantai. "Bilang sama suami lo, kalau ngajak berantem suruh cari lapangan!"

"Buat berantem?" tanya Alana.

"Ora! Nggo angon wedhus!" balas Athala semakin kesal.

Alana langsung tertawa. "Mantep, wis patut!"

"Uaseem!"

•••

"Tha! Lo harus ikut gue!" Meyelsa menarik tangan Athala.

Athala yang baru bangun tidur mengucek matanya bingung. Seingatnya dia tidur di kamar tamu rumah Alana, kenapa tiba-tiba Meyelsa muncul seperti setan didepannya begini? Padahal tadi Athala mengunci pintu kamar. Jangan-jangan Meyelsa masuk lewat jendela.

"Ikut kemana, sih?" tutur Athala malas.

Meyelsa berkacak pinggang. "Satu!"

"Dua.."

"IYA-IYA GUE BANGUN ASTAGFIRULLAH!" pekik Athala sambil berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

Dia segera keluar menghampiri Meyelsa yang sudah menunggunya di ruang tamu. Wanita itu langsung menarik tangan Athala tanpa berucap apapun. Athala hanya bisa diam, melawan pun tidak ada gunanya.

Mereka sampai disebuah restoran mewah. Athala yang keluar dari mobil membuntuti Meyelsa karena tidak tau mau dibawa kemana.

"Lihat pasangan yang duduk di pojok." tutur Meyelsa.

Athala memusatkan pandang ke ujung ruangan restoran. Melihat dua orang seperti sedang melakukan sebuah dinner romantis.

"Samperin gih" suruh Meyelsa.

Cowok itu menggeleng. "Males."

"Dia itu tunangan lo, bodoh! Apa perlu gue yang ngelabrak?" tanya Meyelsa dengan nada mengancam.

Athala menghela nafas pelan. Dia berjalan menghampiri dua orang itu dengan tangan terkepal disamping badan. Sejak tadi dia sudah menahan emosi karena melihat kelakuan sahabat dan tunangannya.

"Mau pesan apa Mas? Mbak? Sedang ada diskon untuk sendal goreng dan golok Ki Joko Bodo." tutur Athala ngawur.

Dua orang itu langsung mendongak. Kentara sekali kalau keduanya kaget melihat kehadiran Athala disini. Sementara Athala tersenyum miring, menunggu dia bisa membuka hati dan mencintai katanya? Basi!

"Sudah kenyang? Atau perlu saya pesankan menu Ayam Geprek Berkhianat?" Athala dan keabsurdannya.

"T-Tha. Kamu kok bisa disini?" tanya Kinan gugup.

Athala menaikkan kedua alis. "Kenapa? Nggak boleh? Atau takut ketahuan selingkuh?"

Kinan langsung berdiri saat mendengar penuturan Athala. "Ini bukan sepenuhnya salah aku! Kamu nggak pernah ada waktu buat aku! Selama ini aku udah mencoba sabar, tapi kamu nggak pernah berubah!"

"Kenapa harus sama teman aku, Nan?" tanya Athala sambil menunjuk Juan yang duduk tenang.

"Setiap aku pergi ke rumah sakit kamu selalu ada pasien, aku tunggu sampai sore di ruang tunggu. Tapi kamu malah pulang gitu aja karena ada urusan di rumah. Setiap aku di rumah sakit, Mas Juan yang selalu temenin aku, menghibur aku!" ujar Kinan.

"Kamu kemana, Tha?" nada bicara wanita itu melirih.

Athala menoleh kearah Juan yang mengendikkan bahu. Athala tau sohibnya itu tidak mungkin mendekati Kinan duluan.

"Maaf, Nan. Dari awal kita ketemu, aku memang ngerasa kalau kita bukan takdirnya bersama-sama." ujar Athala tidak enak.

Kinan menganggukkan kepalanya. Dia merogoh sebuah cincin dari dalam saku celananya. Dia tidak pernah memakai cincin itu dan selalu menaruhnya di saku atau di tas.

"Berikan benda ini ke orang yang tepat. Bukan aku, tapi orang yang benar-benar ada didalam hati kamu."

Athala terdiam. "Orang itu nggak ada."

"Ada, Tha. Turunin ego kamu, Veelan adalah orang yang paling tepat yang dipilihkan Tuhan sebagai pendamping hidup kamu."

To be continued..

Spam vomen yuk!
See you next part!

DEAL | Family Series| Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang