03] Your Name

436 38 9
                                    


   Samantha terlihat menarik nafas pelan, ia berusaha menenangkan pikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Samantha terlihat menarik nafas pelan, ia berusaha menenangkan pikirannya. Ia pikir, tidak ada satupun saraf dari pria di hadapannya yang akan mengalami cidera atau pun terluka parah. Namun, dari sekian banyak trauma kecelakaan yang bisa dialami oleh pria tersebut, ternyata ia harus dihadapkan oleh sebuah kondisi yang juga pertama kalinya bagi Samantha untuk menanganinya.

   "Mas, kamu beneran nggak inget nama kamu siapa?"

Pria itu mengangguk lemah.

   "Kalau yang lain? Misalnya alamat rumah? Atau kontak keluarga?" tanya Samantha yang kembali mendapat respon yang tidak ia harapkan.

   Setelah itu, Samantha meminta pria tersebut untuk kembali beristirahat sejenak sembari ia memikirkan cara yang tepat untuk membantu pemulihan dari pria asing tersebut. Salah satunya, dengan saran yang akan Samantha anjurkan pada pria itu saat ini.

   "Mas, kita sehabis ini ke rumah sakit di kota, ya. Supaya kamu bisa dapet penanganan yang tepat," ucap Samantha. Namun, lelaki itu langsung menahan lengan Samantha saat dirinya hendak menjauh.

   "Kenapa, Mas?" tanya Samantha bingung.

   "Saya... nggak mau ke rumah sakit."

   "Tapi, Mas—"

   "Kamu dokter?"

   "Iya, dulu. Dan saya nggak pernah nanganin kasus tentang amnesia, Mas," jelas Samantha.

   Pria itu berusaha bangkit untuk duduk, Samantha pun dengan perlahan membantunya.

   "Kalau gitu, selain amnesia yang lagi saya alamin... kondisi tubuh saya baik, kan?"

   "Nggak bisa dibilang baik, Mas."

   "Tapi bisa kan kalau cuma dirawat di rumah?" tanya pria itu yang membuat Samantha menatapnya bingung.

   "Iya... bisa, tapi..."

   "Saya boleh minta dirawat sama kamu aja?" pinta pria itu yang berhasil membuat Samantha menatap penuh tanda tanya.

   "Saya nggak tau kenapa, tapi kayaknya saya nggak nyaman sama rumah sakit. Meskipun sebenernya saya lagi amnesia..."

   Samantha diam. Namun, beberapa detik kemudian ia kembali mengambil beberapa alat kesehatan yang ia punya dan kembali memeriksa kondisi pria tersebut. Pria itu hanya diam, menuruti apapun yang Samantha perintah saat ia sedang memeriksanya.

   "Kondisi Mas stabil. Meskipun saya bukan dokter spesialis saraf, tapi secara garis besar selain amnesia yang Mas alamin, keadaannya bisa membaik seiring berjalannya waktu," jelas Samantha.

   "Oke."

   "Mas yakin nggak mau dirawat di rumah sakit aja? Kalau ada apa-apa saya nggak bisa tanggung jawab soalnya."

REVOLVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang