Seorang pria tersungkur setelah satu pukulan yang terulang beberapa kali tepat mengenai wajahnya. Pria itu adalah Bara, dan pelaku yang tengah menghujam habis dirinya adalah Saga. Semenjak kembali dari rumah tempat mereka menghabisi targetnya, Saga tidak lagi bisa menahan emosinya mengingat tindakan Bara yang tidak pernah sejalan dengannya. Ia marah, ia sangat marah.
"Brengsek!" pekik Saga.
"Gue udah bilang, kalo lo nggak bisa diajak kerja sama nggak usah sok ngebantu bangsat!" lanjut Saga penuh amarah. Ia kembali melayangkan pukulan pada Bara, namun kali ini berhasil ditepis dan membuat Saga menabrak meja yang berada di belakangnya.
"Lo gila, Ga? Gue cuma ngelakuin pencegahan!"
"Pencegahan apa maksud lo, hah? Anak mereka nggak salah!"
"Tapi besar kemungkinan anak mereka bakal nyari tau yang sebenarnya. Dan lo tau? Itu bakal memperunyam masalah!"
Saga menatap tajam ke arah Bara. "Pikiran lo sempit!"
"Woi udah elah, kok kalian malah berantem sih?!" teriak Jayden, salah satu tangan kanan bos mereka. "Bos baru pulang kalo kalian berdua lupa, nggak usah buat masalah," lanjutnya memperingati.
Tak lama setelahnya, Bos mereka pun datang dan menatap datar ke arah keduanya, ia lalu memilih duduk di satu kursi di dekat tempat Bara bersandar. "Saya udah denger semuanya," ucap Bos tersebut dingin.
"Saya selalu menghormati prinsip Saga yang nggak pernah ingin membunuh mereka yang nggak bersalah, dan itu juga merupakan prinsip yang kita terapkan di sini. Tapi, apa yang dilakukan Bara juga tidak sepenuhnya salah—"
"Hah?!"
"Dengerin saya dulu, Sagala," sela Bos-nya saat Saga terlihat tidak terima dengan ucapan terakhirnya.
"Anak mereka yang ada di rumah itu udah ngeliat muka kalian. Meskipun kalian pake masker, besar kemungkinan dia akan tetep mudah untuk mencari tahu. Itu sebabnya apa yang dilakuin Bara untuk saat ini tetap saya anggap benar, tapi... Bara bakal tetap mendapat hukuman."
Bara berdecak kesal. Namun, ia tak membantah.
"Bukan prinsip kita membunuh yang salah. Kita bukan pembunuh berdarah dingin."
"Terus anak mereka yang satunya gimana?" tanya Jayden membuka suara.
"Biarkan dia. Selama dia tidak membahayakan, tidak apa-apa. Dia akan beradaptasi hidup sendiri," jawab Bos tersebut.
"Tapi kalau dia membahayakan saya akan turun tangan," ucap Bara yang berhasil membuat amarah di dalam diri Saga kembali datang. Saga mengepalkan tangannya kesal namun ia langsung memilih untuk bangkit dari tempatnya, meninggalkan semua yang berada di ruangan tersebut tanpa sepatah kata.
***
Setelah beberapa hari berlalu, Bara yang juga sudah kembali melakukan aktivitas kehidupan ke-dua nya di luar sana, kini kembali ke kediaman Bos-nya dan kembali memulai perdebatan yang tidak sehat dengan Saga. Sebelumnya Bara mengetahui dari Samantha bahwa ia kini menyimpan pistol 'Revolver' yang ia yakini merupakan milik dari pembunuh keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVOLVER
Fanfiction[END] Samantha awalnya ingin meninggalkan kehidupan lamanya dan pergi jauh dari kota untuk melupakan luka mendalam yang ia alami akibat kematian keluarganya yang tidak pernah ia ketahui alasannya. Namun, ia tidak menyangka jika kepindahannya ak...