Setiap terlelap, Saga selalu ditemani oleh satu alur mimpi yang sama dan terus berulang. Sebuah detik-detik kejadian sebelum ia tertabrak oleh sebuah mobil yang kabur begitu saja. Ingatannya selalu berulang pada momen ketika dirinya hendak mengambil ponsel yang terjatuh. Namun, di mimpi kali ini, alur itu bertambah.
Ia mengingat bahwa ia sedang menelepon seseorang, dan dalam keadaan marah.
"Saga... udah bangun?"
Saga membuka matanya pelan tatkala mendengar satu suara kecil menyapanya dari balik pintu yang masih tertutup. Ia bangkit dari kasurnya dan langsung berjalan ke depan pintu kamar untuk membukanya. "Baru bangun, Ta. Kenapa?"
"Mandi, yuk!" ajak Samantha yang sontak membuat Saga terkejut bukan main, bahkan ia sampai membulatkan matanya yang sebelumnya masih nampak berat untuk dibuka.
"Hahaha, maksudnya mandi di pemandian umum punya warga, ada pemandian air panas milik warga di balik hutan," jelas Samantha yang akhirnya membuat Saga menarik nafas lega.
"Mikir apa deh? Kamu pikir saya bakal ngajak kamu mandi bareng gitu?"
"Iya."
Samantha langsung menoyor jidat Saga pelan, "saya gak sebar-bar itu ya, Saga."
"Tapi kemarin, kamu minta saya cium kamu."
"Hih, udah ah ayo siap-siap. Saya tunggu di depan," ucap Samantha berniat mengacuhkan ujaran Saga sebelumnya. Meskipun ia sebenarnya biasa saja dengan kejadian kemarin, namun, jika Saga yang mengucapkan dan membahasnya, jantungnya tiba-tiba saja langsung berdetak di luar kontrolnya.
Samantha duduk di depan rumahnya sambil menunggu Saga, ia lalu pelan-pelan menyentuh bibirnya sendiri dengan satu ibu jarinya.
"Kemarin... aku beneran ciuman sama Saga ternyata..."
Wanita itu menggidikkan bahunya untuk mengembalikan kewarasannya, bersamaan dengan Saga yang sudah siap dan sedang memakai sandalnya. Saga mengenakan kaos tipis berwarna abu-abu dan juga celana pendek berwarna hitam. Samantha terpaku menatap Saga dalam hitungan seperkian detik sebelum akhirnya disadarkan oleh lambaian tangan Saga di hadapannya.
"Kamu bisa lanjut mandangin nanti di pemandian, Ta."
"Hah?"
"Ngeliatinnya serius banget, ada yang salah ya sama baju saya?"
Samantha lalu terkekeh, "hahaha, nggak ada, kok. Yuk!"
Mereka berdua akhirnya berjalan bersama menuju ke tempat yang sebelumnya Samantha katakan. Tempat itu tidak terlalu jauh, hanya memerlukan waktu 10 sampai 15 menit dengan berjalan kaki. Saat baru sampai, terdapat 2 orang warga lain yang ternyata sudah lebih dahulu berada di sana, namun mereka sudah bersiap-siap untuk pergi. Sehingga kini hanya tersisa Saga dan Samantha, di tempat pemandian air hangat terbuka di tengah-tengah hutan yang sebenarnya tidak terlalu menyeramkan karena terdapat pemandangan sawah di bagian kanan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVOLVER
Fanfiction[END] Samantha awalnya ingin meninggalkan kehidupan lamanya dan pergi jauh dari kota untuk melupakan luka mendalam yang ia alami akibat kematian keluarganya yang tidak pernah ia ketahui alasannya. Namun, ia tidak menyangka jika kepindahannya ak...