09] Remember Again

322 36 25
                                    

 Saga hari ini bangun sedikit lebih siang dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 Saga hari ini bangun sedikit lebih siang dari biasanya. Ia baru selesai membersihkan diri dan membereskan kamar yang sebenarnya tidak pernah terlihat berantakan. Hari ini, ia berniat untuk kembali menggali ingatannya dengan kembali mendatangi tempat di mana hari itu ia mengalami kecelakaan.

   Namun, itu hanyalah sebuah rencana. Rencana yang sepertinya gagal untuk direalisasikan. Pasalnya, saat Saga baru saja keluar dari dalam kamar dan mencari keberadaan Samantha, ia tidak menemukannya. Ia menoleh ke arah luar dan betapa terkejutnya ia saat melihat sang wanita sedang meringkuk dan berlulut di tengah halaman rumahnya, menjatuhkan beberapa mangkuk yang sebelumnya terlihat sedang ia bawa.

   Saga segera berlari menghampiri Samantha. Beberapa kali ia memang mendengar suara tembakan yang berasal dari dalam hutan, seperti seorang pemburu yang sedang menangkap mangsanya. Namun, Saga bingung. Apakah Samantha takut dengan suara itu?

   "Ta?! Kamu kenapa?!"

   "Ga..." ucap Samantha lirih sambil menarik balik kesadarannya dengan menyentuh jemari Saga. Tubuhnya gemetar. Dengan sigap Saga pun merengkuh Samantha ke dalam pelukannya. Ia tidak tahu apa yang membuat Samantha ketakutan, namun ia berusaha untuk meyakinkan Samantha bahwa ia tidak perlu merasa takut lagi karena kini dirinya sudah berada di hadapan sang wanita.

   "Saya di sini, Ta. Kamu aman sama saya," lirih Saga sambil mengusap punggung Samantha pelan.

   "Takut, Ga..."

   "Jangan takut, saya di sini sama kamu."

   Setelah suara tembakan di kejauhan itu menghilang, Samantha mulai terlihat tenang di dalam pelukan Saga. Ia perlahan meregangkan pelukannya, masih dengan tangan yang menggenggam erat jemari pria di hadapannya.

   "Saya tadi lagi duduk di situ, terus saya niat buat masuk ke dalem rumah karena samar-samar saya denger suara tembakan kecil di dalem hutan... tapi saya telat. Waktu saya lagi jalan, suara tembakan di sana semakin bersahutan dan saya kehilangan kendali atas diri saya sendiri. Saya takut, Ga..." ucap Samantha berusaha memberi sedikit penjelasan pada Saga, masih dengan air mata yang sesekali terjatuh.

   Saga mengusap air mata itu pelan dengan punggung tangan kanannya, "kamu kenapa nggak bilang kalau takut sama suara tembakan, Ta?"

   "Saya pikir, saya nggak akan ngalamin trauma itu lagi, Ga..."

   "Seharusnya kamu bilang sama saya, Ta. Supaya saya bisa lebih cepet untuk ngebuat kamu ngerasa aman."

   "Maaf..."

   "Jangan minta maaf, Samantha. Yang penting sekarang kamu nggak apa-apa. Ayo ke dalem, ya." Saga pun berusaha memegangi tubuh Samantha yang masih terlihat lemas dan mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah. Tidak lupa lelaki itu kembali untuk mengambil beberapa mangkuk yang sebelumnya dijatuhkan oleh Samantha.

   "Ta, mau aku buatin teh? Atau susu?"

   Samantha menggeleng pelan, "air putih aja, Ga."

   Saga mengangguk dan kembali ke hadapan Samantha dengan membawa segelas air putih, "nih, diminum dulu."

REVOLVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang