⚠️ Trigger Warning: Kissing (17+)
.
.
.Kegiatan makan siang mereka bertiga selesai dalam waktu yang cukup lama. Namun, tidak dalam suasana yang menyenangkan. Selama makan, Bara terus mencecar Saga dengan beberapa pertanyaan yang selalu gagal untuk pria itu jawab. Pasalnya, setiap kali Saga hendak menjawab, Samantha selalu lebih dahulu memotong ucapannya dan terus menginterupsi Bara yang sepertinya tidak pernah mengindahkan teguran dari wanita tersebut.
"Bar, udah deh. Baru selesai makan tuh diem dulu mulutnya."
"Maaf, Ta... tapi aku cuma pengen tau aja perkembangan ingatan dia. Kali aja dia udah inget sesuatu tapi belum mau bilang kamu. Itu juga kalo dia beneran amne—"
"Bara!" pekik Samantha tiba-tiba yang membuat Saga tersedak oleh minumannya, begitu juga dengan Bara yang kini menatap kaget ke arah sang wanita.
"Aku udah sering bilang, aku bisa urus diri aku sendiri. Makasih banget kamu selalu peduli sama aku, Bar, tapi ini udah kelewatan!" ucap Samantha yang jelas terdengar penuh dengan amarah.
"Saga, biarin aku yang urus dia. Aku yang nerima dia di sini, bukan dia yang maksa buat tinggal di sini. Berhenti nyudutin dia."
Keadaan sempat hening sejenak, sampai akhirnya kini Saga membuka suaranya, "saya minta maaf, kalo hadir saya bikin kamu gak nyaman," ucap Saga sambil menatap ke arah Bara.
"Kalau memang kamu merasa saya mencurigakan, saya bakal pergi supaya kalian berdua nggak berantem lagi—" Saga menghentikan ucapannya tatkala ia menyadari satu tangan yang tiba-tiba menggenggam punggung tangan kanannya.
Itu tangan Samantha.
Saga terlihat bingung, "Ta?"
Samantha menggeleng, "kamu harus tetep di sini, sampe kamu sembuh. Sampe ingatan kamu balik," ucap Samantha tanpa memandang si pemilik tangan.
Melihat itu, Bara pun tidak bisa lagi membantah ucapan Samantha. Meskipun ia tahu, kembali meninggalkan Samantha berdua dengan pria yang tidak ia kenal bukanlah hal yang bisa membuatnya tenang. Namun, ia juga tidak bisa tetap berada di sini karena Samantha yang kini enggan berbicara dengannya.
Selepas mengucapkan kalimat tadi, Samantha langsung bangkit dari duduknya dan meninggalkan kedua pria tersebut untuk pergi menuju ke kamarnya. Bara tahu, Samantha itu mandiri. Terlalu mandiri untuk seorang wanita muda. Namun, Bara selalu khawatir dengannya, ia hanya tidak mau Samantha salah memilih keputusan. Meskipun ia juga tidak punya hak untuk mengatur Samantha.
Seandainya, seandainya saja ia punya hak.
Pada akhirnya Bara mengalah dan membiarkan Samantha menjalani keputusan yang telah ia buat, yaitu membiarkan Saga tinggal di rumah Samantha sampai pria itu mendapatkan ingatannya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVOLVER
Fanfic[END] Samantha awalnya ingin meninggalkan kehidupan lamanya dan pergi jauh dari kota untuk melupakan luka mendalam yang ia alami akibat kematian keluarganya yang tidak pernah ia ketahui alasannya. Namun, ia tidak menyangka jika kepindahannya ak...