⚠️ Trigger Warning: Kissing (18+)
.
.
.Samantha sudah membuka matanya sejak sejam yang lalu. Namun, ia masih enggan untuk beranjak dari kasurnya. Bahkan, ia masih berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya yang membosankan. Ia berkali-kali menarik nafasnya berat. Bukan karena ia kesusahan dalam bernafas, namun pikiran yang berputar-putar di kepalanya yang membuatnya merasa tercekat beberapa kali.
Setelah semalam mendengarkan semua penjelasan yang Saga utarakan padanya, ia mulai mencoba untuk menerima satu-persatu semua kenyataan yang pada akhirnya ia ketahui. Tentang kedua orang tuanya yang melakukan hal jahat yang tidak pernah ia ketahui, tentang kematian mereka yang jatuh di tangan sahabatnya sendiri, dan juga tentang Saga yang menyatakan cinta padanya.
Bukan Saga yang tengah amnesia, melainkan Saga dengan ingatan aslinya.
Samantha awalnya bingung, apakah selama ini ia hanya merasa nyaman dengan keberadaan Saga? Karena ia tidak bisa membuat keputusan semudah itu, bahkan setelah Saga mengatakan ingin membahagiakannya. Terlebih pria itu juga berkata ingin menikahinya.
Sejujurnya itu sangat membuatnya tak mengerti, namun semua kebingungan itu telah menemukan jawabnya setelah ia membuka mata hari ini. Samantha bergumam dalam pikirannya, "kalau ini cuma perasaan nyaman, harusnya aku juga ngerasain ini ketika lagi sama Bara."
"Tapi nyatanya, ketika selama ini menjalani hidup berdampingan dengan Bara, aku nggak pernah ngerasain perasaan yang aku dapetin ketika aku menghabiskannya dengan Saga. Rasa nyaman, rasa aman, rasa butuh dan juga sentuhannya. Aku sangat suka ketika saga menyentuhku dengan gestur-gestur kecil."
"Apakah aku benar-benar telah jatuh cinta pada pria itu?"
Samantha berjalan keluar dari kamarnya dan ia langsung menangkap sosok Saga yang masih terlelap di ruang tengah. Ia mendekat ke arah Saga dan duduk tepat di kursi yang berlawanan dengan tempat pria itu terlelap. Ia menatapnya sang pria lekat, lalu berkata dalam hati, "Ga, salah nggak sih kalo saya jatuh cinta sama kamu dengan cara kayak gini? Tapi meskipun salah, kenapa saya nggak rela kalau harus jalanin hidup selanjutnya tanpa kamu."
"Kamu curang, Ga. Kamu baru dateng ke kehidupan saya, tapi udah buat saya pusing sama perasaan saya sendiri."
Samantha masih menatap ke arah Saga yang kini perlahan membuka matanya. Pria itu membuka matanya pelan dan menangkap sosok Samantha melalui ekor matanya. Saga lalu langsung menoleh dan membalas tatapan Samantha, sebuah tindakan yang berhasil mengundang senyuman di wajah sang wanita.
Senyum yang sangat Saga sukai.
"Tidur jam berapa semalem, Ga?"
"Hmm... jam 4 kayaknya, Ta."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVOLVER
أدب الهواة[END] Samantha awalnya ingin meninggalkan kehidupan lamanya dan pergi jauh dari kota untuk melupakan luka mendalam yang ia alami akibat kematian keluarganya yang tidak pernah ia ketahui alasannya. Namun, ia tidak menyangka jika kepindahannya ak...