⚠ Trigger Warning: Violence (17+)
.
.
.
Saga melajukan mobilnya ke tempat di mana seseorang telah menculik wanita yang paling ia cintai, Samantha. Ia tahu ke mana ia harus melaju, sebab selama ini pun Saga mengetahui markas tempat di mana musuh bebuyutannya itu berada. Namun, ia memang tidak memperdulikan tempat itu selama ini. Ia hanya melakukan apa yang menurutnya benar, tidak peduli jika ia memiliki lawan yang bertentangan yang bisa saja menyimpan dendam kepadanya.Seperti hari ini, ia tahu jika lawannya sedang mencari kelemahannya. Dan mereka mungkin berpikir sudah menemukannya. Namun, bukan Saga jika ia tidak memutar sedikit otaknya untuk membuat lawannya mempertanyakan tindakannya.
Saga telah sampai di depan markas musuhnya, dan seperti yang ia sudah bayangkan, terdapat puluhan anak buah yang telah bersiap untuk menyerangnya. Tidak berniat untuk turun dari mobilnya, karena kini yang ia lakukan adalah mempercepat laju mobilnya dan menabrak siapapun yang menghalangi jalannya.
Setelah cukup dengan perbuatannya, Saga menggulung pergelangan tangannya dengan kain hitam dan keluar dari dalam mobilnya, bersiap untuk menghajar siapa saja yang berusaha mendekat ke arahnya.
Saga hanya sendiri, namun bak singa yang sedang mengamuk, ia telah berhasil melemahkan perlawanan musuh di bagian depan. Sehingga kini ia berhasil masuk ke dalam kandang musuhnya, juga dengan beberapa luka di bagian pelipis dan sudut bibirnya.
Ia menemukannya. Ia melihat Samantha yang sudah terlihat tak berdaya, bahkan ia bisa melihat wanitanya yang kini tengah menitikan air mata saat menyadari keberadaannya.
Namun Saga hanya menatapnya dingin, prioritasnya adalah menyelamatnya kekasihnya. Meskipun mungkin Samantha akan mempertanyakan apa yang akan dirinya lakukan dan ucapkan saat ini.
"Oh seorang Saga ternyata akan mudah datang hanya karena pancingan seorang wanita? Jadi dia kekasihmu?" lontar Tara yang sudah menampakkan raut wajah mengejek.
"Kenapa kamu berpikir dia kekasih saya?" timpal Saga dingin.
"Lalu? Kenapa kamu datang?" sindirnya.
"Karena saya nggak mau kamu membunuh orang yang tidak bersalah hanya karena kamu ingin saya berlutut di depan kamu," tegas Saga.
Ucapan Saga berhasil membuat wanita yang masih menatapnya kini terdiam, ia tidak bisa menebak apa yang akan Saga lakukan. Namun, tatapan dingin Saga ke arahnya berhasil membuatnya asing. Bahkan, tidak ada lagi cincin yang melingkar di jari manis pria tersebut. Membuat Samantha merasakan sesak di bagian dadanya.
"Oh, wow, cuma karena itu? Kamu yakin?" cecar Tara sekali lagi.
"Saya nggak seperti kamu yang suka membunuh secara acak demi kepentingan kamu. Dan saya nggak mau orang yang tidak bersalah harus terbunuh karena saya. Termasuk dia, wanita yang kamu tawan tanpa dasar."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVOLVER
Fanfiction[END] Samantha awalnya ingin meninggalkan kehidupan lamanya dan pergi jauh dari kota untuk melupakan luka mendalam yang ia alami akibat kematian keluarganya yang tidak pernah ia ketahui alasannya. Namun, ia tidak menyangka jika kepindahannya ak...