⚠️ Trigger Warning: Explicit Content (21+)
.
.
."Ga, lo dipanggil ke ruangan bos," ujar Jayden saat Saga sudah sampai di dalam markas mereka bersama wanitanya, Samantha.
"Oke."
"Tapi lo diminta sendirian masuknya."
"Enggak, gue masuk berdua," bantah Saga yang langsung berjalan ke arah ruangan Bos-nya dengan tangan yang terus menggandeng calon pengantinnya.
"Emang batu tuh abang lo," gerutu Jayden pada Darren saat melihat Saga yang langsung pergi begitu saja.
"Perasaan semua orang di organisasi kita batu semua dah," timpal Darren yang langsung mendapat toyoran di kepalanya.
"By the way, Bang Bara dateng nggak ya pas Bang Saga nikah nanti?"
"Meneketempe, lagian kalo dateng paling langsung diusir sama Saga. Tau sendiri mereka berdua kayak anjing sama anjing."
"Anjing sama kucing kali bang," timpal Darren.
"Nggak, mereka berdua mah anjing semua."
"Dih, ngomong anjing-nya dari hati banget."
"Bukan dari hati lagi, Ren, tapi dari ginjal kalo bisa."
Jayden dan Darren terus berbicara ngalor-ngidul di depan markas mereka. Sementara Saga, pria itu sudah mengetuk pintu dan bahkan masuk ke dalam ruangan Walter, Bosnya. Pria di balik mejanya itu hanya terkekeh pelan melihat Saga yang tidak akan menuruti permintaannya yang pasti sudah disampaikan oleh Jayden, tangan kanannya.
"Duduk," perintah Walter pada dua orang di hadapannya.
Setelah keduanya duduk, Walter kini ikut bergabung untuk duduk berhadapan dengan Saga dan wanitanya. Walter menyesap rokoknya beberapa kali sebelum akhirnya memulai pembicaraan. Tidak lupa ia mengipas-ngipaskan asap rokoknya agar tidak mengarah ke arah mereka berdua, lebih tepatnya ke arah wanita di samping Saga.
"Jadi, semua sudah sesuai rencana kamu?" tanya Walter to the point pada Saga.
"Iya."
"Oke, mumpung wanitamu ada di sini, saya bisa bicara dengannya sebentar?" tanya Walter yang langsung direspon dengan anggukan. "Silahkan," jawab Saga.
"Samantha? Benar, kan?"
"Iya, saya Samantha."
"Pertama, saya cuma mau minta maaf atas kematian Kakak kamu. Itu sebuah kelalaian. Dulu organisasi ini memang menerapkan pasal di mana kami memperbolehkan anggota kami untuk membunuh mereka yang tidak bersalah jika itu bisa menyebabkan suatu masalah di kemudian hari. Tapi, berkat kekasih barumu yang keras kepala ini, saya akhirnya memutuskan untuk menghapus pasal tersebut," jelas Walter pada Samantha.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVOLVER
Fanfiction[END] Samantha awalnya ingin meninggalkan kehidupan lamanya dan pergi jauh dari kota untuk melupakan luka mendalam yang ia alami akibat kematian keluarganya yang tidak pernah ia ketahui alasannya. Namun, ia tidak menyangka jika kepindahannya ak...