12. Arwah Korban Kebakaran - 13 Ghost Stories

4.6K 98 1
                                    

Pagi itu, Udin datang lebih awal. Seperti biasa, setelah menyimpan barang-barang pribadi di loker karyawan, ia segera mengambil peralatan kerjanya, vacum cleaner, alat pel, dan pewangi lantai.


Sebagai cleaning service, tentu saja ia terbiasa dengan jam kerja yang lebih awal dari karyawan bagian lain, karena tugasnya memang menyiapkan suasana kantor yang bersih.


Suasana kantor berlantai lima itu masih sangat lenggang ketika Udin mulai bekerja. Beberapa teman di bagian cleaning service yang masuk satu shift dengannya belum ada yang datang. Pak satpam yang bertugas jaga pun masih mengantuk di pos jaganya. Sepertinya hari memang terlalu pagi.


Dengan penuh semangat, Udin tak memperdulikan suasana sepi itu. Ia justru asik mendengarkan lagu Ayu Ting Ting dari walkman kesayangannya. Sesekali badannya ikut bergoyang mengikuti irama musik sambil tangannya tetap memegang alat pel dan membersihkan satu per satu lantai ruangan yang ada di kantor itu. Tiba-tiba pandangannya berhenti di salah satu sudut ruang tepat di ujung lorong yang sedang ia bersihkan. Di situ terlihat tumpukan abu yang berserakan yang baru saja ditumpahkan dengan sengaja. Abu tersebut berwarna hitam pekat dan ada beberapa bagian yang berwarna kelabu. "Siapa sih yang berbuat iseng membuang abu di dalam kantor? Kalau abu rokok nggak mungkin sebanyak ini?" Udin mulai berpikir.


Karena penasaran akan abu yang dipegangnya. Udin tersentak kaget saat tangannya merasakan hangat abu itu, menandakan belum terlalu lama terbakar. Tiba-tiba ia mencium bau anyir yang pelan-pelan berembus dari arah belakang. Udin memalingkan tubuhnya, aneh, tidak ada siapa-siapa di sana. Yang ada hanyalah lorong-lorong ruangan yang masih sepi dan rapi.


Segala pikiran buruk dihilangkan. 'Ah mungkin ada tikus yang mati di atas plafon dan baunya terbawa masuk dari lubang ventilasi udara yang ada di dalam ruangan,' batinnya menghibur diri. Ia segera bangkit dan berniat membersihkan abu yang ada di sudut ruangan tersebut dan segera merampungkan bagian-bagian ruangan yang lain.


Setelah tugasnya selesai, ia menuju pantry dan menyantap nasi uduk yang tadi sempat di beli di warung langganan. Ia berjanji dalam hati tak akan menceritakan peristiwa aneh tadi pada siapapun, 'Cukup disimpan dalam hati saja,' begitu tekadnya dalam hati.


Karena jika kejadian itu sampai ke telinga karyawan-karyawan yang lain, tentu akan menimbulkan ketegangan di kantor. Selain itu, Udin juga tak mau dianggap sebagai penyebar gosip.


Selama beberapa minggu ia menyimpan rahasia itu untuk dirinya sendiri. Sampai akhirnya sebuah misteri mulai terungkap ketika Udin mendapat giliran kerja malam. Malam itu, karena pulang tergesa-gesa ia lupa mengambil ponselnya di loker karyawan. Ia baru ingat ketika sudah tiba di rumah. Padahal jarak jarak dari rumah kontrakannya ke kantor lumayan jauh. Tapi mengingat pentingnya alat komunikasi yang satu itu, ia pun segera kembali lagi untuk mengambilnya. Ya, ponselnya itu adalah satu-satunya alat yang mampu menghubungkan dirinya dengan dengan istri dan anaknya di kampung.


Setibanya di kantor, jarum jam menunjukkan pukul 23.30 WIB. Ia segera meminta izin kepada satpam untuk masuk mengambil ponselnya yang tertinggal. Karena sudah saling kenal, Udin langsung diberikan kunci dan segera masuk ke dalam ruang ganti karyawan dengan seorang diri.


Suasana kantor sudah sangat sepi, tak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Ketika ingin membuka loker, tiba-tiba kejadian aneh terjadi. Bau anyir yang pernah ia cium beberapa minggu yang lalu itu kembali tercium.

Horor 13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang