6. Suara Tangisan Tengah Malam #1 - 13 Ghost Stories

5.9K 115 2
                                    

Rumah gue lumayan jauh dari kampus dan dibandingkan kalau pulang-pergi naik angkot, jadi berat diongkos. Jadi, gue putusin pilih ngekost di sekitar kampus.


Syaratnya tentu aja yang murah tapi bagus. Maklum, masih dapat subsidi dari nyokap. Setelah kuliah beberapa semester, gue dapat rumah kost khusus cowok yang harganya sesuai kantong dan kondisi kamarnya bagus.


Meski penghuninya cowok semua, tapi yang jelas kost-an ini lebih murah dibanding kost-an yang lain. Selain itu, yang bikin gue ngebet pilih di sana karena rumah gebetan nggak jauh dari kost-an. Duh, rasanya kayak dapat durian runtuh. Biaya apel pun terpangkas di ongkos. Cuma itu sih yang ada di pikiran gue waktu itu.


Gue juga setuju-setuju aja tuh pas dikasih tahu sisa kamar yang ada letaknya paling ujung, terpisah pula dari kamar-kamar yang lain. "Ah, nggak ngaruhlah," pikir gue dalam hati. Apalagi kamar itu termasuk satu-satunya kamar yang ada kamar mandi di dalam. Wah, siapa yang nggak mau dapat fasilitas utama, tapi bulanan tetap sama. Oke, langsung aja gue putusin ambil kamar itu.


Hari pertama nempatin kamar baru di lingkungan yang baru pula, rasanya nggak ngenakin banget. Gue pikir mungkin karena letak kamarnya yang jauh dari tetangga-tetangga satu kost, jadi rasanya terasing gitu. Tapi buru-buru gue buang perasaan itu dan mencoba keadaan. "Toh gue masih bisa ketemu mereka di luar?" hibur gue sendiri.


Setelah selesai mindahin barang-barang, gue keluar kamar dan duduk di ruang tamu sambil nonton TV. Nggak lama, datang tetangga satu kost. Sepintas sih tuh orang baik dan ramah. Suasana mulai mencair, kami ngobrol politik sampai isu-isu yang nggak jelas.


"Lo, tinggal di kamar yang mana?"


"Di kamar paling ujung tuh, yang sendirian."


"Eh, seriusan? Sorry nih bukannya gue mau nakut-nakutin elo. Asal lo tahu aja, tuh kamar legendaris banget, paling nanti semingguan elo bakal diajak kenalan."


"Ah bodo amat, gue nggak percaya sama gitu-gituan," jawab gue santai.


Setelah puas basa-basi, gue pamit duluan karena mau nyiapim bahan materi tugas UAS. Kebetulan si Bayu, temen gue satu kelas, mau temenin gue di kost-an yang baru.


Malam itu, kami serius belajar sampai tengah malam. Karena capek seharian mindahin barang-barang, gue akhirnya ketiduran. Selang 10 menit, Bayu yang masih asyik belajar, mendengar suara cewek manggil-manggil namanya dari dalam kamar mandi.


"Bayuu....hihihihihihihi...."


"Bayuuu....hihihihihihi...."


Bayu yang namanya dipanggil-panggil langsung buka pintu kamar mandi. Tapi, di sana nggak ada siapa-siapa dan suara itu pun hilang.


Eh nggak lama, suara itu terdengar lagi dari dalam kamar mandi, tapi kali ini nggak digubris sama Bayu, ia tetap fokus belajar.


"Bayuuu....hihihi....hihihi..."


Lama-lama suara itu makin nyaring dan semakin mendekat ke arahnya. Sampai akhirnya tuh suara terdengar jelas dan berada tepat di belakangnya.


"Bayuuuu.....hihihihihi.....Deniiiiiii....."


Bayu panik manggil-manggil gue supaya bangun. Karena nggak berhasil, Bayu akhirnya pasrah dan berusaha menutupi matanya pakai bantal. Pagi harinya, gue lihat posisi tidur Bayu dengan kaki yang meringkuk menghadap tembok dan tangannya megang bantal sambal nutupin kepalanya.


"Bay.... Bay... Bangun woii!! Udah pagi nih!"


Bayu pun terbangun dengan muka terlihat masih ketakutan.


"Woiii....napa lo kayak orang abis kesurupan gitu?"


Bayu menceritakan kejadian semalam dengan sangat detail.


"Ah...bercanda aja lo! Itulah akibatnya kalau begadang jadi halusinasi nggak jelas gitu."


"Eh, serius gue! Sumpah deh! Liat aja entar lo juga bakal ngrasain."


Nggak sadar, gue terkesan nantangin,"Iya ayok, kita lihat aja! Malam ini gue bakal tungguin dah."


Ternyata benar, malam berikutnya ketika gue harus begadang ngerjain tugas, gue ngalamain hal sama. Kejadian itu nggak bakal gue lupain. Malam itu hujan rintik-rintik. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas, tiba-tiba dari arah kamar mandi muncul suara sesenggukan tangisan cewek.


18 Oktober 2014


15:55 Wib

Horor 13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang