Aku makin semangat menunggu tukang bakso sambil terus mengamati jalan, tengok kanan kiri, depan belakang, berharap yang aku tunggu-tunggu segera muncul. Membayangkan aroma dan hangatnya kuah bakso semakin membuat perutku keroncongan.
'Duh, pada ke mana sih ini tukang bakso?' gumamku dalam hati.
Beberapa saat kemudian, kulirik jam. Sudah hampir satu jam aku menunggu. Tak lama, terdengar suara mangkok dipukul, tandanya tukang bakso lewat. Secepat kilat, aku bangkit dari kursi dan mencari arah suara tersebut. Sepertinya arah dari samping rumah, aku pun melongkok ke sana dan menghampirinya.
"Pak.... baksooooo..." teriakku memanggil si tukang bakso.
Tapi dia tetap jalan bahkan terlihat membelokkan gerobaknya menuju ke arah kebun angker itu.
"Ihhh... aneh banget sih tuh orang, dipanggil malah beloknya ke mana?" gerutuku. Aku yang sejak tadi berliur pengen makan bakso, tanpa sadar berlari kecil mengejar tukang bakso ke arah kebun samping.
"Paaaakkk... tungguuu...!!" jeritku agak kencang.
Saat itu, aku berada kira-kira 2 meter di belakangnya. Si tukang bakso berhenti, tapi nggak menoleh. Aku pun berinisiatif mendekatinya. Dan ketika dia membalikkan badannya, OH MY GOD! Aku melihat wajahnya yang pucat pasi dengan hidung, telinga, mulut, dan matanya masih tersumpal kapas layaknya orang baru meninggal. Dia terus menghadapkan badannya padaku. Tubuhku bergetar hebat tanpa bisa berbuat apa-apa.
Tiba-tiba, dia menghilang dan aku langsung tersadar telah berada di tengah-tengah kebun angker. Tanpa pikir panjang, aku lari sekuat tenaga. Heni yang ternyata sudah selesai mandi sedang menungguku di teras, ia pun ikut kaget melihat keadaanku.
"Na, kok napasnya ngos-ngosan gitu sih, kayak abis lihat setan aja?" kata Heni polos.
"I... iii... yaaa... emang aku baru ngelihat setan, Hen!" balasku terbata-bata.
"Hahhh... serius? Di mana?" suara Heni mulai terdengar ketakutan.
Aku pun menceritakan kejadian horor tadi ke Heni. Esoknya, aku jatuh sakit dan terpaksa absen mengikuti ujian.
'Ahhh... tahu gitu aku ikut nenek deh ke Surabaya daripada ngerasain peristiwa nightmare paling horor malam itu,' sesalku dalam hati.
Syukurlah Heni masih setia menemaniku sampai nenek kembali dari Surabaya. Meski tiap malam kami berdua tidur dengan rasa ketakutan.
Ketika nenek pulang, aku menceritakan kejadian tersebut. Nenek mengatakan kalau beberapa bulan yang lalu, sebelum aku pindah, si tukang bakso langganan warga menjadi korban tabrak lari dan meninggal di tempat. Mungkin arwahnya masih penasaran sampai sekarang dan menjadi 'penunggu' baru kebun kosong itu.
END
11 November 2014
15:21 Wib
KAMU SEDANG MEMBACA
Horor 13
HorrorKamu sedang sendiri di kamar? Sekarang lihat kolong tempat tidurmu! Aku sudah menunggu dengan wujud yang mengerikan. Nyawamu akan kurenggut. Tunggu jam 12, aku akan mendatangimu! Jangan sekali-kali tidak membunyikan klakson. Perhatikan sesuatu di se...