Telepon Cewek Misterius #1 - 13 Ghost Stories

27.6K 455 22
                                    

Bagi penggemar film thriller, pasti tak akan melewatkan film 'One Missed Call.' Film ini mengangkat tema teror melalui telepon genggam milik seseorang yang sudah meninggal.


Film horor itu adalah film Jepang yang kemudian dibuat ulang dalam versi Hollywood pada tahun 2008. Jujur, aku sendiri belum pernah menonton versi aslinya, yang katanya lebih seru dan mencekam. Tapi, bagaimana pun itu hanyalah sebuah cerita dalam film yang tentu saja penuh rekayasa. Dan tak mungkin terjadi di kehidupan nyata. Sayangnya, pandanganku ini keliru. Ya, dengan mata kepalaku sendiri aku melihat kejadian yang mengerikan yang telah dialami Ayu, sahabatku. Kejadian itu benar-benar tak bisa dijelaskan oleh akal pikiran. Aneh.


Kisah misteri itu berawal ketika hampir tengah malam tiba-tiba ponsel Ayu berdering. Antara sadar dan tidak karena sudah hampir terlelap, Ayu melihat siapa yang menelepon. Ada panggilan masuk tapi di layar ponsel tertera, "Tidak dikenal" dan tanpa nomor.


"Huh, siapa sih, tengah malam begini iseng, kurang kerjaan aja!" kutuk Ayu dalam hati.


Sudah menjadi rahasia umum kalau Ayu paling malas mengangkat telepon dari nomor asing atau nomor yang tak dikenalnya. Karena itu, dia langsung me-reject panggilan masuk tersebut. Tak perlu menunggu lama, ponselnya berbunyi lagi dan kedua kalinya Ayu menolak panggilan itu. Tiga menit berselang, ponsel berbunyi lagi. Masih dengan tulisan yang sama: "Tidak dikenal." Kesabaran Ayu habis. Ia angkat telponnya.


"Halo? Siapa ini?" Ayu menyapa dengan suara ketus.
Di layar ponsel muncul warna hitam. Sekilas Ayu teringat adegan film one missed call yang pernah kami tonton bersama. "Tapi, ah mana mungkin ada hantu? Itu kan cuma film," kata Ayu dalam hati.


"Halo? Siapa sih ini, kurang kerjaan gangguin orang aja deh!" Ayu mulai emosi. Terdengar jawaban dari si penelepon, bersuara cewek dengan lembut menyapa mesra.


"Halo, sayannggg... Kamu lagi ngapain? Aku kangen nih!" katanya.


Ayu berusaha mengingat siapa pemilik suara itu. Rasa-rasanya suara itu tidak di kenalnya. Apalagi pakai acara panggil sayang-sayang pula. "Ihhhh... amit-amit! Emang gue lesbi?" batin Ayu. "Ya, tapi ini siapa?" Ayu mulai tak sabar.


"Sayangggg! Tolooong aku! Aku butuh bantuan kamu di sini sekarang" balas suara si penelepon makin mesra. Tiba-tiba bulu kuduk Ayu merinding. Ingatannya melayang pada cerita telepon setan yang beberapa bulan lalu pernah heboh di kampus. Selidik punya selidik, ternyata suara setan tersebut hasil rekaman mailbox milik seseorang yang kurang kerjaan.


"Heeeehhh jangan kurang ajar ya! Kalau mau iseng cari saja sana pacarmu! Jangan ganggu orang lain dong!" Ayu marah dan menutup teleponnya.


Besok malamnya, kejadian yang sama terulang lagi. Ada panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Kali ini Ayu cuek. "Pasti cewek gila yang semalam iseng mau ngerjain lagi!" kata Ayu dalam hati.


Malam berikutnya, si nomor tidak dikenal meneleponnya. Penasaran, Ayu mengangkat teleponnya. Lagi-lagi di layar terpampang warna hitam.


"Hallo.." Ayu menyapa.


"Sayang, kamu lagi ngapain? Aku kangen nih," masih suara yang sama.


"Ehmmm..." Ayu bergumam.


"Sayanggg, tolong aku? Aku butuh kamu di sini sekarang," sambung suara itu melemah.


Ayu makin penasaran. "Oke, gimana aku bisa nolong kamu? Siapa kamu? Mau minta tolong apa?" balas Ayu memberanikan diri. Dalam hatinya masih mencoba menebak siapa dari temannya yang mungkin berbuat iseng.


'Rani? Nggak mungkin. Lia? Nggak mungkin juga! Ponselnya kan waktu itu hilang bebarengan dengan ponselku dan belum beli lagi. Atau jangan-jangan si ratu jahil itu? Tapi, ah dia kan nggak tahu nomorku yang baru ini?'


"Kamu datang saja ke rumahku. Alamatnya Jalan Duku nomor 8," sambung si penelepon menyadarkan Ayu. 'Tuh kan? Kalau yang nelepon hantu nggak mungkin memberikan alamatnya secara lengkap,' pikir Ayu lagi.


"Eh, tunggu! Tapi, kamu siapa?" Ayu mencoba lebih meyakinkan diri.


"Nama gue Karin" balas suara si penelepon pelan.


"Karin? Karin siapa ya?" Ayu menyela. Tut... tut... Telepon terputus. Ayu mengutuk lagi, 'Ah, ngapain juga gue pikirin?" gumam Ayu sambil memejamkan mata bersiap tidur.


Dalam hitungan menit di terhanyut ke alam mimpi. Keesokan harinya, saat mata kuliah ekonomi, Ayu jadi sulit berkonsentarasi di kelas. Pikirannya menerawang pada kejadian yang semalam. Mata kuliah yang dia sukai sepertinya sudah tidak lagi merarik perhatiannya.


To be continued


21 Juli 2014, 15:30 Wib

Horor 13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang