Abimana minta maaf karena harus membatalkan makan malam kami. Dia harus mengikuti rapat dadakan.
"Kalau rapatnya lama, kamu pasti bosan dan kelaparan karena nungguin aku. Kasihan juga kalau kamu sendirian di kantor. Lebih baik kamu pulang saja. Selesai rapat, aku ke rumah kamu. Kabarin saja kalau kamu mau dibawain sesuatu."
Aiihh, manisnya. Apa lagi yang lebih menyenangkan daripada diperhatikan oleh pasangan?
Lebih baik fokus pada Abimana daripada memikirkan percakapan dengan Pandu tadi siang. Teori idealnya sih begitu, tetapi sulit menghapus jejak kalimat-kalimat Pandu yang terasa melekat di otakku.
Aku tahu jika aku sudah menutup kisah cinta sepihakku yang menyedihkan pada Pandu karena sudah punya Abimana. Seperti kata Pandu, aku tipe yang setia pada komitmen. Tetapi, aku tidak bisa munafik. Ada bagian kecil dari hatiku yang membuat pengandaian.
Keadaan pasti berbeda jika Pandu tidak menunggu pemicu yang membuatnya sadar akan kehilangan aku jika tidak mengakui perasaannya. Seperti kata Widy, hubungan kami pasti berjalan mulus karena mendapat dukungan dari kedua keluarga yang sudah saling mengenal dengan baik.
Bukan berarti bahwa keluarga Abimana tidak akan menerimaku. Aku yakin keluarga Abi baik. Anak yang baik biasanya adalah produk dari keluarga yang harmonis. Aku tidak bilang bahwa seseorang yang berasal dari keluarga berantakan tidak bisa memiliki kepribadian yang baik, karena mentalitas biasanya akan terpulang pada setiap individu. Keputusan yang sifatnya personal. Tapi aku mendapat kesan jika Abimana dibesarkan oleh orang tua yang saling menyayangi. Persis seperti kedua orang tuaku.
"Nunggu dijemput Abimana?" Suara Salwa mengejutkanku. Dia sudah mencangklong tas, siap pulang. "Kalian mau makan malam, kan?"
"Abi ada meeting dadakan." Aku ikut meraih tas dan memasukkan iPad serta ponsel. "Aku kencan dengan John Wick saja."
Salwa terkekeh. "Akhirnya si Rongsok itu menempati posisi yang seharusnya sebagai figuran, bukan pemeran utama dalam hidup kamu."
Aku memutar bola mata. "Abi dan John wick nggak bisa diperbandingkan dong. Porsinya dalam hati aku tentu saja beda."
"Iya, tentu saja beda. Satunya belahan jiwa, sedangkan yang lain hanya sekadar sarana transportasi."
Aku malas mendebat Salwa yang entah mengapa seperti punya dendam kesumat pada John Wick yang tidak pernah melakukan kejahatan apa pun padanya. Sesekali, saat sedang dalam mode sial, dia memang kadang terjebak denganku ketika John Wick ngambek. Tapi itu bukan salah John Wick, kan? Waktu itu organ dalamnya sedang sakit-sakitan. Setelah menjalani operasi transplantasi jantung, John Wick belum sekalipun ngambek. Dia berada dalam kondisi prima.
"Kamu mau buru-buru pulang?" Aku mengiringi langkah Salwa. Widy sudah pulang sejak tadi karena harus menemani ibunya ke acara keluarga.
"Nggak juga. Tunanganku yang tercinta sedang keluar kota, jadi aku bebas. Mau ngajak jalan?"
"Nongkrong di kafe sebelah, yuk!" Persis di sebelah gedung kami ada kafe yang sering kami kunjungi ketika butuh istirahat sejenak dan sedang malas menyeduh kopi instan sendiri di pantri. Tempat itu juga menjual beberapa jenis makanan yang tidak terlalu berat.
Aku sedang tidak ingin pulang tepat waktu. Beberapa hari terakhir ini Pandu biasanya langsung ke rumahku setelah pulang dari bengkel. Mama sedang ada proyek di kantornya, dan stafnya yang bertanggung jawab mengolah data yang sudah terkumpul tiba-tiba sakit. Terpaksa pekerjaan itu diambil alih Mama sebagai kepala bidang. Dan untuk menyelesaikannya, Mama menggunakan jalan pintas, yaitu dengan meminta bantuan Pandu menyelesaikan rekapan data dan membuat uji statistiknya. Mama minta bantuan Pandu karena dia memang lebih teliti daripada aku. Mungkin karena Pandu sudah terbiasa berurusan dengan mur dan sekrup kecil yang sangat berbahaya kalau lupa dipasang pada onderdil mobil atau motor yang dikerjakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pilih Siapa?
General FictionPilih Siapa ya? Memang belum pasti sih kalau kedua sasaran tembak Ambar mempunyai perasaan tertarik padanya, tapi nggak salah dong kalau Ambar mengamati, menimbang, dan membaca perasaannya sendiri lebih awal, jadi dia tidak akan salah seandainya d...