"Apakah laki-laki dan perempuan bisa bersahabat?" Salwa mengulang pertanyaanku. "Jawabannya bisa berbeda untuk setiap orang, Mbar. Memang ada sih hubungan antara perempuan dan laki-laki yang konteksnya murni hanya bersahabat, tetapi banyak juga yang akhirnya malah saling jatuh cinta, atau salah seorang dari keduanya yang jatuh cinta. Kamu pernah berada di fase itu, kan?"
Karena aku pernah berada di fase itu, makanya aku bertanya. Dulu aku jatuh cinta kepada Pandu. Berarti ada kemungkinan kalau Abi atau Rizky juga bisa jatuh cinta, kan? Tidak peduli siapa yang jatuh cinta kepada siapa, dan walaupun perasaan itu tak berbalas, tetapi kemungkinannya tetap terbuka, dan aku berada dalam lingkaran itu.
Atau, mereka pernah bersama sebelum Rizky bertunangan, dan ketika hubungan mereka tidak berhasil, mereka memutuskan untuk kembali bersahabat saja. Bisa begitu, kan? Kemungkinan itu juga tetap tidak menyenangkan untuk dipikirkan.
Kompetisi memacu adrenalin. Sering kali kita malah membutuhkannya untuk mengeluarkan sisi terbaik dari diri kita. Tetapi aku tidak pernah memikirkan akan berkompetisi dengan perempuan lain untuk merebut perhatian laki-laki. Tidak dulu, tidak sekarang. Ketika bicara tentang cinta, aku akan sangat konservatif. Memang bukan sikap yang membanggakan di tengah dengungan kesetaraan gender di masa kini, tetapi entahlah... bagiku cinta adalah sesuatu yang sangat pribadi, yang enggan kubicarakan dengan sembarang orang.
"Kenapa kamu harus ribet memikirkan hal-hal yang belum pasti, tetapi jelas bikin galau sih?" tanya Salwa lagi. "Kalau kamu meragukan Abimana, coba bayangkan bagaimana perasaannya saat tahu kamu juga pernah jatuh cinta pada Pandu, dan hubungan kalian masih sangat dekat sekarang."
"Itu berbeda!" protesku. Bisa-bisanya Salwa membandingkan Rizky dan Abimana!
"Sama saja, kalau Abimana juga pernah jatuh cinta pada Rizky." Salwa mengangkat telunjuknya padaku. "Ingat, ini kalau lho ya, karena belum tentu seperti itu. Bisa jadi mereka memang hanya bersahabat. Please deh, Mbar. Kamu terlalu pintar untuk membiarkan masa lalu merintangi hubunganmu yang sekarang."
Aku tahu jika masa lalu pasangan adalah hal yang tidak seharusnya dipermasalahkan, karena hal itu sudah menjadi sejarah. Dan sejarah pasangan adalah urusannya sendiri, bukan urusan kita, karena kita tidak ada di sana ketika peristiwa itu terjadi.
Teorinya seperti itu. Tapi kita semua tahu kalau teori dan praktik tentang perasaan sering kali tidak seiring sejalan. Tidak ada rumus atau hipotesis yang benar-benar valid ketika berurusan dengan emosi. Dan cinta adalah emosi yang paling dasar. Di sana ada kebahagiaan, kekecewaan, kesedihan, dan tentu saja kecemburuan.
Aku menarik napas panjang berulang-ulang, berharap bisa menjernihkan kepala dari sergapan emosi yang menyesatkan. Ini pasti gara-gara PMS. Hormon membuatku membesar-besarkan hal yang sebenarnya remeh. Galau untuk sesuatu yang bahkan belum pasti.
Salwa benar. Masa lalu adalah masa lalu. Sekadar tempat bercermin, karena orang tidak akan pernah bisa kembali ke sana. Kenapa harus menyiksa diri dengan memikirkan sesuatu yang belum tentu benar? Toh apa pun yang terjadi di masa lalu Abi, di masa sekarang, akulah pasangannya. Lebih baik tidak membuang waktu untuk meragukan Abimana.
Kegagalan sebuah hubungan biasanya berawal dari keraguan, karena ragu akan membuat kita mempertanyakan banyak hal yang sebenarnya tidak perlu. Menguras energi, dan pada akhirnya kita akan kehilangan kegembiraan dalam menjalani hubungan.
Pikiran itu membuatku lega. Aku telah bereaksi berlebihan setelah menyadari kalau perasaanku pada Abimana lebih dalam daripada apa yang selama ini aku sangka. Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta pada pasangan, kan? Seharusnya malah lebih bagus karena perasaan timbal-balik membuat hubungan tidak timpang, karena antuasiasme menjalaninya akan datang dari kedua belah pihak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilih Siapa?
Fiksi UmumPilih Siapa ya? Memang belum pasti sih kalau kedua sasaran tembak Ambar mempunyai perasaan tertarik padanya, tapi nggak salah dong kalau Ambar mengamati, menimbang, dan membaca perasaannya sendiri lebih awal, jadi dia tidak akan salah seandainya d...