Cara paling jitu untuk mengenalkan produk furnitur kami adalah dengan mengikuti pameran. Dan karena pangsa pasar kami sudah dipetakan sejak awal, kami cukup selektif dalam memilih pameran. Kami menggunakan bahan-bahan premium sebagai bahan baku, jadi menyasar konsumen menengah ke atas.
Pameran adalah ajang untuk menemukan pelanggan dan investor. Kami bertemu Bu Joyo juga pada acara pameran. Beliau tertarik dengan desain kami yang tidak pasaran.
Investasi yang ditanamkan Bu Joyo kami harapkan bisa menggenjot produksi karena kami akan bisa membeli bahan baku lebih banyak, dan menambah tukang. Kalau kami bisa memenuhi semua permintaan yang masuk, prospek usaha kami jelas sangat menjanjikan.
Hari ini adalah hari ke-2 dari pameran yang kami ikuti. Pamerannya diselenggarakan oleh kementrian perindustrian dan berskala internasional. Kami sudah membagi cukup banyak brosur pada para calon pembeli potensial. Kami tidak punya cukup ruang untuk membawa banyak contoh furnitur jadi, jadi memang mengandalkan brosur. Kami akan mengarahkan calon pembeli ke kantor kalau mereka ingin melihat contoh barang dalam brosur yang tidak kami pamerkan.
"Baru datang dari percetakan nih!" Salwa meletakkan tumpukan brosur di atas meja di depanku. "Untung saja sudah selesai dicetak sebelum kita kehabisan brosur."
Aku meraih salah satu brosur. "Kalau brosur yang sudah kita bagikan bisa dijadikan patokan untuk menghitung jumlah calon pelanggan baru, kita bakalan sibuk banget."
Salwa mengangguk. "Semoga saja renovasi bengkel kerja dan showroom bisa selesai dalam waktu dekat, jadi kita bisa punya ruang pamer yang luas."
Kami memang sedang merenovasi kantor. Tidak afdal saja menentukan target pasar kalangan tertentu sementara penampilan kantor kami ala kadarnya.
Sebenarnya kami sudah lama merencanakan renovasi karena masih ada sisa tanah kosong yang lumayan luas. Rencana itu terus tertunda karena renovasi butuh biaya banyak, sedangkan kami harus memutar modal untuk meningkatkan produksi. Investasi yang ditanamkan Bu Joyo membuat rencana-rencana kami mulai terealisasi satu per satu.
Kami adalah generasi milenial merencanakan semua hal dengan detail. Terkonsep. Iya, hasil akhir jualan kami adalah furnitur, tetapi jualan di era digital tidak bisa lagi bergantung pada produk semata. Tempat jualan adalah bagian terpenting untuk menarik minat pelanggan.
Showroom yang tertata apik dan instagrammable penting untuk branding. Jadi ketika pelanggan datang dan ber-selfie, mereka tidak akan ragu-ragu menulis #cozyhome di media sosial mereka. Peran media sosial dalam memajukan usaha tak terbantahkan lagi. Jadi ya, penataan showroom yang maksimal penting untuk kelanggengan usaha.
"Kali ini kamu harus bersikap normal, layaknya orang waras lain di muka bumi. Nggak boleh ada adegan pamer jari dan kuku lagi."
"Apa?" Aku mengalihkan perhatian dari brosur yang sedang aku periksa. Foto-foto dalam brosur yang dibawa Salwa adalah foto baru, berbeda dengan brosur kami yang lama. Tampilannya juga lebih eksklusif. Cocok untuk pameran yang levelnya internasional seperti ini.
"Bu Joyo dan Abimana datang tuh!"
Aku segera berdiri begitu menangkap sosok elegan Bu Joyo yang diiringi Abimana memasuki booth kami. "Jangan khawatir," gumamku. "Hari ini aku waras banget. Kutikulaku mulai tumbuh lagi, jadi nggak layak untuk dipamer.
"Terima kasih, Tuhan!" Salwa ikut bergumam.
Aku menghampiri Bu Joyo dan memberikan senyum paling manis. Investor terbaik harus disambut dengan penuh cinta. "Selamat datang, Bu," sapaku.
"Halo, Ambar, Salwa." Bu Joyo balas tersenyum. Sorotnya tampak puas saat mengawasi booth kami. "Coffee table yang itu cantik banget." Beliau menunjuk meja tempat brosur-brosur yang baru dibawa Salwa tadi. "Desainnya unik."

KAMU SEDANG MEMBACA
Pilih Siapa?
Narrativa generalePilih Siapa ya? Memang belum pasti sih kalau kedua sasaran tembak Ambar mempunyai perasaan tertarik padanya, tapi nggak salah dong kalau Ambar mengamati, menimbang, dan membaca perasaannya sendiri lebih awal, jadi dia tidak akan salah seandainya d...