Jangan lupa Vote & Comment ya!
Selamat Membaca🌚.
.
.
.
Pria dewasa itu terbangun setelah mendengar lenguhan dari Mew yang baru sadar setelah tidak sadarkan diri 2 hari lamanya karena kekurangan gizi pada tubuh, menyebabkan tubuhnya lambat dalam menyerap protein dari makanan yang masuk hingga komplikasi dari berbagai organ seperti lambung dan ginjal. Karena selama setahun belakangan ini, Mew memang jarang memperhatikan makannya lagi. Ia hanya akan makan bila ada tetangga yang kasihan padanya. Sungguh nahas nasib yang dialami olehnya. Mengucek kedua mata, "halo? Nong? Bisa dengar suara saya?" Melambaikan kedua tangan didepan Mew yang hanya membuka setengah mata.
"A--------an-----da s--si------apa?" Tanya Mew dengan terbata-bata.
Pria itu cukup terkejut karena anak manis itu tidak mengenalnya. "Saya orang yang menolongmu dari club malam itu. Apa kamu ingat?"
*Menolongku dari club?* Menautkan kedua alis. *Ahh,, itu! Aku ingat sekarang*
Melihat anak manis didepannya tampak berpikir keras, pria itu tersenyum. "Tidak apa kalau kamu tidak ingat. Saya juga tidak akan memaksamu untuk mengingatnya. Yang penting, kamu sudah aman dari tempat menyeramkan itu. Sekarang, apakah punya nomor telefon dari keluargamu yang dapat saya hubungi? Mungkin mereka sudah khawatir karena kamu tidak sadarkan diri selama 2 hari disini"
Bukannya menjawab, Mew mulai menangis sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat, membuat pria berusia 35 tahun itu sangat kebingungan. "Hikss,,,, hiksssss,,, sa--ya,, tidak pun--ya,, Siapa-siapa hikssss,,,," Mew tidak mau bertemu dengan Ayah tiri jahatnya itu.
Pria itu terus mengusap rambut Mew untuk meredakan tangisannya. Pria itu dapat melihat kekhawatiran, kegelisahan, dan ketakutan yang dipancarkan secara bersamaan melalui matanya. "Kalau begitu, kamu mau tinggal sama saya? Kebetulan saya tinggal sendiri" Mendengar itu, Mew langsung menatapnya dengan tatapan datar dan berterima kasih di dalam hatinya, namun pria itu salah menangkap arti tatapan Mew padanya. "Ah,, maaf jika saya tidak sopan mengajakmu tiba-tiba. Saya dapat mengerti dan kamu dapat menolak---"
"Terima kasih, Khun" Tersenyum, "Terima kasih,,, hikssss,,, Terima kasih,, Terima kasih,,,," Pria itu mengangguk dan ikut tersenyum.
"Oih,, saya lupa panggil dokter. Tunggu sebentar, na" Berlalu setelah menerima anggukkan dari Mew. Di lubuk hati paling dalam, Mew sangat berterima kasih kepada alam semesta yang telah mempertemukannya dengan orang baik. Ia pikir, hidupnya akan berakhir tragis di club malam itu. Ia sangat bersyukur karena masih dapat melindungi kesucian tubuhnya walau ia tidak punya kekuatan untuk melindungi diri sendiri. Berkat malaikat yang dikirimkan padanya, setidaknya untuk saat ini, ia terbebas dari club dan Ayah tirinya yang menyeramkan itu.
Tak lama, pria itu datang bersama dengan dokter dan suster yang membawa sarapan untuk Mew dibelakangnya. Dokter itu langsung mengecheck seluruh tubuh Mew dan tersenyum. "Kondisi anda sudah membaik dari sebelumnya. Saya kira, anda bisa keluar dengan cepat. Dan saya minta untuk banyak mengkonsumsi sayur dan daging untuk memberikan protein pada tubuh anda"
Mengangguk lalu tersenyum. "Terima kasih, dokter"
"Sama-sama. Kalau begitu saya permisi. Istirahatlah" Tersenyum dan berlalu setelah menerima anggukkan dari Mew.
"Ayo makan, Nong" Mendengar itu, Mew langsung membuka alat bantu nafas dan berusaha untuk duduk. "Au? Kamu bisa duduk? Atau tiduran saja tidak apa"
Tersenyum. "Tidak apa, Khun. Lebih nyaman makan dengan posisi duduk"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By Me || GULFMEW {END}
Teen Fiction🔞 AREA ♦ BXB ♦ 21+ Mature Content . "Setiap kali orang bertanya padaku apakah aku baik-baik saja, hal ini semakin mengingatkan bahwa aku tidak baik-baik saja" - Mew Suppasit.