Jangan lupa Vote & Comment ya!
Selamat Membaca🐼.
.
.
.
CKITTTTTTTT
BRRRRUUUMMMMMM
BUGHHH
.
Bram langsung menancap pedal gas, membuat John yang tadinya akan mengukung tubuh Mew, terpelanting dan mengenai pintu belakang van tersebut, sedangkan Mew, terpental ke sisi kiri mobil. "AAAKHHH!!!" Merintih lalu mengusap punggung belakangnya yang terbentur pintu. "SIALAN! BISA NYETIR TIDAK, BRENGSEKKK?!" Kesalnya.
"Kejar waktu, bodoh! Kita harus datang lebih dulu sebelum mereka" Melirik kesal sekilas ke arah John lalu fokus ke jalan kembali.
"Kalaupun mereka sampai lebih dulu, mereka bisa menunggu sebentar" Menggelengkan kepala lalu melirik Mew yang sedang berusaha membalikkan tubuh ke posisi merangkak menuju ke kaca mobil untuk meminta pertolongan. John segera meraih lengan tangan kanan Mew lalu menariknya dengan kasar ke bawah kungkungannya. "Mau kemana, hmm?" Telunjuknya mengusap pipi Mew dengan lembut, membuat Mew seketika merinding hebat.
Menepis tangan John di pipinya dengan kasar. "ANDA MAU APA?? HIKSSS,,,, MENJAUH DARI SAYA!!!!" Menatap tajam lalu mendorong-dorong dada bidang John yang berada diatasnya. "HIKSSS,,,, TOLOOOONGGGGGG!!!!! PHI GULF, TOLONG AKU,, HIKSSSS,,,,, HIK,,,,, PHO,,,, TOLONG AKU,,, HIKSSSS,,,, PHOOOOO!!!!!!!" Memekik saat John menundukkan sedikit tubuhnya, menuju ke dada montok Mew untuk menyesap seluruh kulit mulusnya disana.
"BERISIKKKKKKKKK!!!!" Teriak Bram. Meraba sesuatu di kursi sampingnya lalu melempar lakban hitam pada John di belakang. "BUNGKAM MULUTNYA DENGAN ITU! SUARANYA BUAT TELINGAKU SAKIT SAJA, BRENGSEK" Mengorek telinganya dengan kelingking. "KALAU DIA MEMBUATMU KESULITAN, IKAT SAJA TANGANNYA. SUSAH AMAT, SIH? JANGAN SAMPAI NANTI SUDAH SAMPAI TUJUAN DAN KAU BELUM MENIKMATI TUBUHNYA SEDIKIT PUN"
Mendengar penuturan Bram yang ada benarnya itu, John langsung meraih lakban hitam yang dilemparkan padanya lalu membungkam mulut Mew hingga tidak terdengar teriakkan lagi dan setelahnya, mengikat kedua tangan Mew kebelakang memakai ikat pinggangnya yang sudah dilepas, mengurangi akses Mew untuk semakin memberontak. "MMMMMMMMMMM,,,,!!!!!! HMMMMMM,,,,, MMMHHHHHHH!!!!!!!" Mew berteriak sekuat tenaga yang bisa ia lakukan sambil terus histeris. Semua rasa panik dan takut berkumpul jadi satu, tepat ketika tangan kiri John mulai meraba pentil dan tangan kanan John meraba area selangkangan hingga ke penis imut Mew dengan sangat kasar.
Menatap kedua manik indah Mew yang sudah penuh dengan air mata. "Cengeng" Menyeringai. "Sebentar lagi saya akan membuatmu merasakan kenikmatan kok, Manis" Menjilat bawah bibir dan bergerak cepat menuju area ceruk leher Mew dan menikmati aroma vanilla yang keluar dari sana dengan terus menjilat dan menggigit kecil lehernya. Setelah puas, John menurunkan celana dan boxernya hingga sebatas lutut lalu memamerkan penisnya yang hitam legam dan besar ke depan wajah Mew. "Lihat!" Menjambak kuat rambut Mew lalu menempelkan wajah Mew dengan paksa ke penisnya. "Penis ini akan segera masuk dan memuaskan lubangmu HA--HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!!!!" Tertawa puas.
"MMMMMMMMMMMMMMMMMMMM!!!!!!!!! MMMHHHHHHHMMMMMMMMM,,,,,, MHM,, MHM!!!" Berusaha menjauhkan wajahnya dari penis menyeramkan itu.
.
BRAKKK
.
TIN,,,, TIN,,, TIN,,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By Me || GULFMEW {END}
Teen Fiction🔞 AREA ♦ BXB ♦ 21+ Mature Content . "Setiap kali orang bertanya padaku apakah aku baik-baik saja, hal ini semakin mengingatkan bahwa aku tidak baik-baik saja" - Mew Suppasit.