Yuri keluar dari kamar di rumah nya yang megah, siapa tak mengenal Yuri, seorang mafia besar Korea yang cukup terkenal dan di segani, hidup nya sangat sempurna dengan dua anak, satu namja dan satu yeoja, dengan istri yang sangat penurut pada nya, Seohyun, tak ada yang tahu bisnis haram Yuri, setahu mereka, sang kepala keluarga hanya memiliki bisnis bar dan night club.
"Apa Rose belum bangun?" Tanya Yuri pada sang istri."Sudah oppa, dia masih di kamar, biar nanti aku yang mengantarkan sarapan nya" jawab Seohyun.
"Aku akan mendaftarkan Jaehyun ke sekolah yang baru" beritahu nya pada sang istri.
"Ne" jawab Seohyun yang sangat takut pada suami nya itu.
Yuri pun berangkat setelah menghabiskan sarapan nya, dengan pengawalan ketat anak buah nya, Seohyun pun menghampiri kamar si bungsu Kwon Jaehyun.
"Sayang, bangun, bersihkan diri mu lalu sarapan" dengan lembut Seohyun mencoba membangunkan sang putra.
"Papa sudah mencarikan mu sekolah baru, besok kamu akan mulai belajar, jangan sampai jadi kebiasaan bangun siang" nasehat Seohyun, sambil menepuk-nepuk kaki Jaehyun yang terbungkus selimut, dengan malas, pemuda belasan tahun itu pun terbangun dari tidur nya, menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Rosie" panggil sang mama.
"Ne ma" sahut Rose yang rambut nya tengah di sisir oleh asisten rumah tangga sang mama.
"Sarapan dulu ya" ujar Seohyun, ia lalu duduk di hadapan sang putri dan mulai menyuapi nya.
"Maa. . . Mana sarapan Jaehyun?" Teriak si bungsu yang rupa nya sudah selesai mandi.
"Tunggu sebentar boy" jawab sang mama, Seohyun pun kemudian melayani Jaehyun, dan menemani nya sarapan, anak-anak Kwon memang manja, itu lah kenapa Jaehyun sampai pindah sekolah, karena ia menerima perundungan atas sifat nya yang manja dan dianggap nerd oleh teman-teman sekolah nya, ia di jauhi dan tak ada yang mau berteman dengan nya, sedangkan Rose, ia hanya menjalani rutinitas belajar nya di rumah, dengan mendatangkan guru khusus yang setiap hari mengunjungi Rose, dia sangat suka menyanyi dan membaca, usia Rose lima tahun lebih tua dari Jaehyun, berarti ia berusia duapuluh dua, karena sang dongsaeng masih tujuh belas tahun.
Yuri tiba di Dulwich College Seoul, ia berjalan dengan diikuti oleh Minho asisten nya, dan beberapa pengawal di belakang nya, itu pun masih ada yang berjaga di parkiran, Rio menatap pria kaya itu dari rooftop gedung sekolahnya, tempat ia sembunyi jika ingin tidur karena semalam ia harus bertanding, keesokan nya ia jadi kurang istirahat.
Yuri memasuki ruang kepala sekolah, miss Bae Irene, putri pemilik sekolah.
"Selamat pagi miss"
"Selamat pagi tuan, silakan duduk" Yuri duduk di hadapan sang kepala sekolah, dan Minho berdiri di belakang nya, para bodyguard tentu saja menunggu di luar ruangan kepala sekolah.
"Saya ingin memindahkan putra saya untuk melanjutkan belajar nya di sekolah ini" ujar Yuri memberitahukan niat nya mendatangi sekolah Dulwich.
"Kalau boleh tahu, apa alasan anda memindahkan nya?" Tanya Irene.
"Boleh saya melihat rapor nilai nya?" Pinta Irene, Yuri memberi kode pada Minho, dan sang asisten pun langsung menyerahkan buku rapor Jaehyun pada Yuri.
"Dia bukan murid yang bandel, tapi putra ku mendapatkan perundungan di sekolah lama nya" balas Yuri sambil menyerahkan buku rapor Jaehyun, Irene pun membaca nya dengan serius, dan ya memang, bisa dibilang Jaehyun adalah murid yang cerdas, nilai nya sempurna, karena di rumah ia hanya mengisi waktu nya dengan belajar dan belajar.
"Nilai akademis nya bisa menjadi pertimbangan bagi kami untuk menerima atau tidak, dan saya perhatikan dia memang murid yang pandai, dan tertib, ini terlihat dari keterangan absensi nya yang juga bersih" tutur Irene.
"Jadi?"
"Ya, putra anda di terima di sekolah ini" jawab Irene.
"Terima kasih miss Bae, senang rasa nya putra saya di terima di sekolah ini" lega Yuri.
"Sama-sama tuan, adalah kehormatan bagi kami menerima murid berprestasi seperti Jaehyun" balas Irene, Yuri pun pamit, ia lalu menghubungi sang istri di rumah.
"Hallo"
"Seohyun-ahh, beritahu Jaehyun, mulai besok ia akan bersekolah di Dulwich College Seoul"
"Ne oppa"
Sambungan telpon pun di akhiri, Yuri melanjutkan perjalanan nya.
"Hari ini, setengah jam yang lalu tuan, barang baru datang dari Kolumbia di pelabuhan sektor A" beritahu Minho.
"Baik, kita chek kesana" perintah Yuri, mobil melaju cepat ke tempat tujuan, dan setiba di sana, Yuri langsung menuju ke gudang, disana anak buah kepercayaan nya setelah Minho, yaitu Taeyoung, sudah menunggu bersama yang lain, dan meletakan bungkusan plastik hitam diatas meja, Yuri memberi kode pada Taeyoung untuk membuka dan mencicipi nya.
Ia lalu mengangguk meyakinkan jika bubuk putih itu asli, Yuri berbalik kembali ke dalam mobil nya.
"Jual lebih murah lagi dari pada barang milik Kim, tak masalah kita mendapat sedikit keuntungan, tapi uang berputar lebih cepat" interuksi Yuri.
"Siap tuan" jawab Minho, ia yang bertugas mengatur harga, lalu mengabari Taeyoung, yang kemudian memecah barang itu menjadi paketan-paketan kecil untuk di pasarkan oleh anak buah nya yang jabatan nya di paling bawah dalam struktur organisasi mafia yang di bangun oleh Yuri, tak hanya narkoba, Yuri juga memperjualkan senjata ilegal, dan memiliki beberapa klub malam serta rumah judi, dan bar.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes On You
Fanfictionkisah cinta Rio, berandalan miskin yang bekerja sebagai petarung bebas, jatuh cinta pada putri mafia narkoba yang mengalami kebutaan di kedua matanya.