Hari ini, Rio tak ada pertandingan, setelah melakukan aktivitas nya berolah raga, Rio pun berjalan menuju dapur rumah nya, hanya dengan celana pendek dan kaos tanpa lengan, ia mulai menuang air putih ke dalam gelas, lalu meneguk nya sampai habis.
Tok. . . Tok. . .
Rio menoleh ke arah pintu utama rumah kecil nya itu, dan nampaklah Jennie yang mengetuk nya.
"Seung Hwan oppa meminta mu untuk membantu membersihkan sasana" ujar Jennie pada Rio, gadis itu menunduk malu tak berani menatap Rio.
"Ya" jawab Rio singkat, Jennie pun meninggalkan rumah Rio yang asri.
Tak perlu di kunci, karena sasana yang akan Rio datangi letak nya sangat berdekatan, hanya di depan rumah nya.
"Hyung" sapa Rio pada Seung Hwan.
"Rio, ayo bantu aku membereskan tempat busuk ini" ajak Seung Hwan, biasanya sang istri lah yang membersihkan nya, tapi berhubung Seung Hwan tidak mabuk hari ini, jadi dia yang harus membersihkan nya.
"Ne hyung" jawab Rio patuh, ia tak mengeluh saat tetangga pemilik sasana itu terus menyuruh nya melakukan ini dan itu, membuang benda yang sekira nya sudah tak terpakai, karena Rio sadar akan kebaikan Seung Hwan dan istri nya.
Jam sepuluh malam Rio selesai membantu Seung Hwan yang sudah tertidur pulas, karena ia tadi malah tidak bekerja dan hanya menunjuk menyuruh Rio yang melakukan nya.
"Rio" panggil Dara
"Ya noona?" Rio mendekat.
"Ini untuk makan malam mu" Dara menyerahkan sebuah kotak makan usang berisi nasi putih dan tumis sawi hijau, tak ada lauk yang lain, karena yang di makan Dara, Jennie dan Seung Hwan pun juga sama, hanya nasi dengan sayur saja, karena keterbatasan ekonomi.
"Ne, gumawo noona" Rio menerima lalu membawa nya pulang, Jennie mengintip kepergian Rio dari jendela kamar nya, entah, jika di sekolah, ia bisa mati-matian menahan malu saat berbicara dengan Rio, tapi tidak saat di rumah, Jennie selalu menghindari Rio saking malu nya.
Setiba di rumah, Rio pun membersihkan diri lalu melahap makanan dari Dara tadi, lumayan, Rio tak perlu memikirkan sarapan nya besok pagi, karena roti yang ia beli di kantin tadi utuh, jadi ia bisa memakan nya besok pagi untuk sarapan.
Sekolah nampak heboh keesokan hari nya, kedatangan Jaehyun sebagai murid baru ternyata cukup menyita perhatian para murid, mereka berbondong-bondong ingin melihat Jaehyun yang seperti pangeran, diantar mobil mewah dan bodyguard yang menunggui nya di pintu gerbang, baju seragam nya juga merk ternama karena di pesan khusus oleh sang ayah, meski warna dan model nya sama dengan yang lain, tapi label tak bisa berbohong, Jaehyun nampak tak nyaman, duduk sambil memeluk tas nya.
"Pergilah! Kelas kalian bukan di sini!" Hardik Rio ketika ia mengalami kesulitan saat akan memasuki kelas nya, sebab banyak murid yang berjubel di pintu kelas hanya sekedar untuk melihat Jaehyun, mereka pun mundur teratur, takut dan segan pada Rio.
Sang murid baru pun melirik ke arah Rio yang acuh menuju ke bangku nya, sebelum jam pelajaran di mulai, Rio melahap roti yang ia bawa dari rumah sampai habis, tak menghiraukan Jaehyun.
Bell berbunyi yang arti nya jam pelajaran pertama pun di mulai, Rio yang duduk sendiri di bangku paling belakang pun mengikuti pelajaran seperti biasa, dan saat istirahat, ia menuju ke rooftop untuk tidur, selama istirahat, dan lagi-lagi, Jaehyun terusik.
"Lihat, dia seperti orang aneh"
"Kenapa dia membawa tas nya keluar kelas?"
"Apa kecerdasan nya yang membuat dia aneh?"
"Dia memang tampan, tapi nerd"
Siswa yang lain nampak menggunjing kan Jaehyun yang berjalan sambil memeluk tas nya dan raut wajah waspada, ia ingin ke kantin karena perut nya lapar, tapi ia malah mendengar ucapan yang paling ia benci, karena ia dulu juga di perlakukan demikian di sekolah lama nya.
Chaenyeol memberi kode pada Xiumin dan Kai, untuk menghadang Jaehyun, murid baru yang kaya raya.
Set
Chaenyeol yang bertubuh paling besar pun menghadang langkah Jaehyun.
"Apa kamu tahu syarat untuk di terima di sekolah ini?" Tanya Chaenyeol, Jaehyun yang ditanya pun hanya menggeleng cepat ketakutan.
"Chaenyeol, cepat sebelum Rio turun" desak Xiumin cemas.
"Serahkan uang saku mu!" bentak Chaenyeol, ia lalu menggeledah kantong Jaehyun dan benar saja, ia menemukan banyak uang dari murid baru itu.
"Hey, itu milik ku" Jaehyun mencoba kembali merebut uang nya, tapi Chaenyeol langsung mencekik nya.
"Uang ini sudah berpindah tangan, dan bukan milik mu lagi" ucap nya tajam, Jaehyun terdiam, tubuh nya membentur dinding karena Chaenyeol mendorong nya kasar.
Lima menit sebelum bell masuk, Rio ke kantin untuk membeli roti, untuk makan siang, malam dan sarapan, dan setelah nya ia kembali ke kelas, teman sekelas nya masih saling berbisik membicarakan Jaehyun, sang murid baru yang terduduk sendiri sambil menunduk.
Kruukkkk. . .
Suara perut Jaehyun terdengar sampai ke meja Rio, yang langsung melirik nya, sementara teman nya yang lain malah terbahak menertawakan Jaehyun.
"Makan lah" Rio memberikan satu roti nya pada Jaehyun, tapi tak langsung di terima karena takut.
"Cepat lah sebelum miss Hyo datang!" Perintah Rio, saking takut nya Jaehyun pun langsung menyahut roti pemberian Rio dan memakan nya dengan terburu-buru.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes On You
Fanfictionkisah cinta Rio, berandalan miskin yang bekerja sebagai petarung bebas, jatuh cinta pada putri mafia narkoba yang mengalami kebutaan di kedua matanya.