22. Lari!

951 223 25
                                    

Jaehyun belum bertemu sang ayah, jadi ia belum sempat memintakan ijin untuk Rio, tapi sahabat nya itu tetap menginap di rumah keluarga Kwon, Rio menghampiri Rose yang berada di teras seperti biasa.

"Noona sudah makan?" Tanya Rio, wajah Rose langsung berubah ceria begitu mendengar suara Rio yang menyambangi nya.

"Rio" seru nya girang, tangan nya langsung terulur mencari keberadaan sahabat dongsaeng nya itu.

"Belum, aku menunggu mu" jawab Rose, Rio pun mendekat dan meraih tangan kanan Rose tadi, ia langsung meraba wajah Rio, dengan jari-jari nya.

"Bagaimana kalau aku tidak kemari? Apa noona tetap tidak akan makan?" Cemas Rio.

"Aku tahu kamu pasti akan kemari, hatiku meyakini itu" jawab Rose terkikik.

"Wajah mu terluka lagi, tapi tidak parah seperti nya" ujar Rose, Rio pun duduk di hadapan Rose.

"Ya, pertarungan semalam" jawab Rio, raut wajah Rose pun berubah sendu.

"Tapi tenang lah, aku sudah memutuskan untuk berhenti menjadi petarung sekarang, dan semalam adalah pertarungan terakhir ku" beritahu Rio, ia menatap teduh pada Rose yang tak akan pernah tahu akan hal itu, sang gadis langsung tersenyum lebar, ia senang mendengar penuturan Rio.

"Apa yang membuat mu akhir nya berhenti?" Tanya Rose sambil meraba, mata, pelipis, pipi, hidung dan bibir Rio.

"Noona"

"Aku?"

"Yaa, aku tak ingin membuat noona mencemaskan ku"

"Gumawo Rio-yaa" haru Rose sambil menangkup pipi kanan Rio dan mengusap-usapkan ibu jari nya.

Rio berhasil membuat Rose senang, kedua nya tengah di mabuk kepayang, tapi belum ada yang berani saling menyatakan perasaan nya.

Keesokan hari nya, Rio dan Jaehyun pulang sekolah seperti biasa, mereka menyusuri lorong kelas berdua, Jennie berlari dari arah lobby menuju ke arah Rio dan Jaehyun.

"Rio-yaa" nafas nya terputus-putus.

"Ne?" Jawab Rio heran melihat Jennie berlarian.

"Hanbin oppa menunggumu di luar, dia meminta ku untuk memanggilkan mu" beritahu Jennie yang belum tahu jika Rio sudah tak jadi petarung lagi, Jaehyun menatap tegang ke arah Rio.

"Dia dengan siapa?" Tanya Rio mulai cemas.

"Ada Bobby oppa dan yang lain, mereka menunggumu di gerbang, ada apa? Tumben oppa mencari mu sampai ke sekolah?" Bingung Jennie.

"Aku memutuskan berhenti untuk bertarung semalam, dan hyung menolak nya, tapi aku kabur" beritahu Rio, Jennie terbelalak tak percaya.

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya nya.

"Aku tak bisa menjawab nya sekarang"

"Katakan pada hyung, jika aku sudah pulang, ne?" Pinta Rio, Jennie mengangguk, Rio lalu berbalik arah kembali ke arah ruang kelas nya.

"Kita ke rooftop saja, siapa tahu mereka nanti mencari ke kelas kita" ide Jaehyun ikut ketakutan.

"Baiklah, ayo" ajak Rio, mereka berlarian menuju ke rooftop, duduk dibalik pagar pembatas, sambil mengintai ke bawah, dimana anak buah Hanbin berada, dengan dua mobil, menunggu dan mencari keberadaan Rio, dan yang Jaehyun takutkan benar terjadi, mereka menyambangi ke kelas, tapi untung Jaehyun tadi mengajak nya ke rooftop.

Hidup Rio tak akan tenang, jika ia masih menjadi buruan Hanbin dan anak buah nya.

Sampai hampir malam mereka baru bisa pulang, dan harus memanjat pintu gerbang yang sudah terkunci, Jaehyun dan Rio menyusuri trotoar jalanan, saat hari mulai gelap.

"Rio!" Teriak Bobby dari dalam mobil yang menghampiri mereka, kedua nya menoleh terkejut bukan main.


"Lari!" Seru Rio pada Jaehyun, mereka pun berlari sekuat tenaga sambil sesekali menghindari pejalan kaki yang lain, mobil anak buah Hanbin pun semakin kencang mengejar dua pemuda tadi.


"Bodoh, hentikan mobil nya!" Bentak Bobby



Ckit



Mobil pun berhenti, Bobby dan kedua anak buah nya pun turun mengejar Rio dan Jaehyun.


"Bagaimana ini Rio?" Tanya Jaehyun panik, masih sambil berlari kencang.

"Sembunyi" Rio mendorong tubuh Jaehyun memasuki gang di antara dua gedung bertingkat, mereka bersembunyi di belakang bangunan dengan nafas tersengal naik turun, wajah Jaehyun menegang, di balik punggung Rio, jantung nya berdebar cepat.

"Mereka ke sana" seru teman Bobby, Jaehyun memejamkan  kedua mata nya, Rio memberi kode agar sahabat nya itu pindah ke belakang tempat sampah di samping mereka, dan Jaehyun pun menurut sambil duduk berjongkok.


Dug


Brak



Rio menjegal kaki anak buah Hanbin yang membuat nya jatuh terjungkal, Bobby yang di belakang nya pun otomatis menoleh kaget dan melayangkan pukulan pada Rio yang spontan bisa menghindari nya.


Bugh



Rio meninju wajah Bobby sampai ia nyaris tumbang karena kuat nya pukulan, sebelum jatuh pingsan, Rio meraih kerah baju Bobby, dan membanting tubuh nya di atas aspal.

Brak


Dugh



Jaehyun menambahi dengan memukul kepala Bobby dengan tutup tempat sampah, sampai tak sadarkan diri, teman nya yang pertama jatuh tadi pun berdiri, sambil memegangi pinggang nya.


"Jika kamu tak membiarkan kami pergi, aku akan membuat babak belur lebih parah dari pada Bobby" ancam Rio.


"N-ne, ampun Rio" pria itu berlutut ketakutan di depan Rio, memohon untuk tidak di sakiti.

"Jaehyun-ahh, ayo pergi" panggil Rio, Jaehyun pun keluar dari persembunyian nya, mereka melanjutkan perjalanan pulang dengan peluh bercucuran, dan nafas yang masih tak beraturan, sopir Bobby tadi pun menatap punggung Rio dari kejauhan.

"Kemana Bobby dan Hwan-Hee? Apa mereka tidak melihat dua bocah itu?" Gumam nya penuh tanya, ia lalu turun dari mobil dan memasuki gang dimana Rio dan Jaehyun tadi muncul.



"Apa yang terjadi?" Tanya nya saat melihat Hwan-Hee mencoba memapah tubuh Bobby yang pingsan tak sadarkan diri.


"Rio menghajar hyung hanya dalam dua langkah" adu Hwang-Hee yang berhasil membuat teman nya itu menelan ludah ketakutan.




#TBC

My Eyes On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang