Rio sudah merasa lebih baik sekarang, entah apa yang terjadi dengan tubuh nya, tapi ia kini sudah bugar lagi, Jaehyun tentu senang melihat sahabat nya itu sudah kembali seperti semula.
Jisoo membuka pintu ruang kerja nya, ia keluar memanggil semua anak buah ayah nya untuk berbaris, para bodyguard itu pun berdiri rapi dan tegap.
"Bulan depan, aku akan melakukan taruhan dengan Hanbin, jadi, satu diantara kalian yang terpilih, akan menjalani pelatihan singkat selama dua minggu untuk menjadi petarung tinju bebas" beritahu Jisoo, putra Kim satu-satunya itu memang sangat suka berjudi, jadi apa pun akan ia lakukan asal itu memenuhi hasrat berjudinya.
"Wonho"
"Ne tuan muda" Wonho maju dari barisan nya.
"Aku memilih mu"
"Siap tuan muda"
"Uncle, tolong siapkan dia" pinta Jisoo pada Changmin, orang kepercayaan nya.
"Yaa" jawab Changmin.
"Wonho, ikut aku" perintah Changmin, Wonho membungkuk hormat lalu mengikuti Changmin, ia akan menerima pelatihan khusus selama dua minggu untuk persiapan bertarung melawan Rio.
Sementara Rio sendiri, ia tak ada persiapan khusus, hanya latihan sendiri seperti biasanya, sesekali Seung-Hwan memberi nya arahan jika ia dalam kondisi sadar, Jaehyun membantu Rio dengan mengayunkan punch ball, dan Rio harus menghindari nya agar kepala nya tak terbentur punch ball, ini berguna untuk melatih reflek nya saat musuh mengayunkan jap yang mengarah ke wajah nya.
"Perkuat otot kaki mu, terutama untuk menghadapi lawan yang lebih besar atau tinggi dari mu" nasehat Seung-Hwan sambil menenggak minuman nya, Rio pun melakukan nya, ia kerap kali joging sambil mengikatkankan kantong pasir di kedua kaki nya.
Dan dua minggu kemudian, Rio pun bersiap, Jaehyun mengikuti nya dari belakang seperti biasa, berjalan sambil menunduk ketakutan, dan memeluk handuk kering milik Rio, ia mendapatkan tempat duduk paling depan, tepat di samping ring.
"Kali ini, kita akan menyaksikan pertandingan yang sangat menarik, antara Rio sang juara bertahan, melawan petarung baru Lee Ho-Seok a.k.a Wonho" ujar sang pembawa acara, lawan Rio pun memasuki arena, Jaehyun menelan ludah melihat lawan Rio yang jauh lebih besar dan tinggi, tubuh Jaehyun bahkan sampai gemetar saking takut nya melihat Wonho.
Wasit memanggil Rio dan Wonho, karena pertandingan akan segera di mulai, Jaehyun duduk dengan gelisah, ia tak tenang saat wasit sudah memberi aba-aba untuk mulai bertarung.Wonho gencar menyerang Rio, tapi dengan mudah ia menghindar, dengan melompat ke belakang atau menunduk.
Slaaapp. . .
Rio berhasil melayangkan jap kanan nya ke wajah Wonho, yang tak bereaksi apa-apa, ia harus memutar otak untuk mengetahui kelemahan lawan nya, yaa Rio tahu, ia unggul dalam hal fisik, karena ia bisa dengan mudah menghindari pukulan lawan nya yang tinggi besar, Jisoo salah strategi, besar dan tinggi memang mungkin kuat, tapi tidak gesit, gerakan nya cenderung lamban dan mudah lelah, Rio masih sibuk menghindar, sengaja untuk membuat Wonho kehilangan banyak tenaga.
Bugh
Hook kiri Wonho mengenai wajah Rio yang sampai nyaris terpental ke belakang, tapi Rio masih baik-baik saja, ia kembali melompat lompat kecil dan siap bertarung lagi.
Bugh. . .
Boom. . .
Wonho menendang kaki kiri Rio hingga ia jatuh berlutut lalu menghantam kan lutut nya ke wajah Rio yang langsung terkapar, dengan darah yang mengalir di hidung nya, wasit meminta time out, Jaehyun mendekat dan memberikan handuk kering nya pada Rio, untuk mengeringkan darah yang mengalir di hidung nya.
"Are you ok?" Tanya wasit, Rio mengangguk, pertandingan pun di lanjutkan, Jisoo melirik remeh pada Hanbin yang mulai tak tenang dalam menyaksikan jalan nya pertarungan.
Bugh
Lagi kaki kanan Wonho mengenai kepala Rio, tapi itu tak membuat nya terjatuh.
Dan saat Wonho kembali mengayunkan kaki kanan nya, Rio berhasil menangkap kaki lawan nya, dan menarik nya mundur, Wonho terjatuh dengan posisi split.
Bugh
Rio menendangkan kami kanan nya ke wajah Wonho, dan menghajar nya dengan pukulan di wajah, tapi Wonho berhasil membalas dengan melayang kan siku kiri nya.
Dugh
Rio limbung, tulang pipi nya berdarah, Wonho berhasil kembali berdiri, di lihat dari luka nya, Rio lah yang paling babak belur, tapi ia masih mampu berdiri tegak, begitu juga dengan wonho, ucapan Seung-Hwan pun kembali terngiang di kapala Rio.
"Latih kekuatan otot kaki mu untuk menghadapi lawan yang lebih tinggi atau besar dari mu"
Dan Rio pun melayangkan tendangan kaki kiri nya, tapi Wonho berhasil menangkap kaki Rio, tak kalah akal ia menggunakan kaki kanan nya sebagai tumpuan untuk melompat dan memutar tubuh nya 180° lalu menendang tenggorokan Wonho dengan kaki kanan nya.
Tubuh Rio terjatuh diatas ring, Wonho spontan langsung memegang tenggorokan nya dengan kedua tangan nya sambil melotot tajam, Hanbin dan Jisoo pun terkejut bukan main, mereka ikut berdiri menyaksikan adegan selanjutnya, dimana setelah Wonho memundurkan langkah nya, ia langsung terkapar.
Brak
Tubuh kaku Wonho menghantam lantai ring dengan posisi terlentang, Rio dan Jaehyun membeku menatap sang lawan yang tak bergerak, suara sorakan pun memenuhi arena, wasit langsung menarik tangan kanan Rio untuk berdiri dan mengangkat nya, ia di nyatakan sebagai pemenang, meski mulut, hidung dan pipi nya berdarah parah, tapi Rio mampu menumbangkan lawan nya, ia terus menatap tubuh Wonho, rasa bersalah mulai bergelayut di hati Rio.
"Mungkinkah Wonho mati?" Tanya nya dalam hati.
Hanbin ikut bertepuk tangan, ia berdiri dan tersenyum puas ke arah Jisoo, yang memasang wajah marah nya, sang anak buah pun menyerahkan satu koper berisi uang pada anak buah Hanbin.
Rio menghampiri Seung-Hwan, di kerumunan penonton paling belakang, ia tak peduli dengan luka di wajah nya yang harus di obati.
"Hyung, apa Wonho sudah mati?" Tanya nya penasaran.
"Yaa, dia mati" jawab Seung-Hwan menatap Rio miris, mata pemuda itu pun berkaca-kaca.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes On You
Fanfictionkisah cinta Rio, berandalan miskin yang bekerja sebagai petarung bebas, jatuh cinta pada putri mafia narkoba yang mengalami kebutaan di kedua matanya.