Mereka dalam perjalanan menuju restauran untuk makan malam, sehabis berkencan, dengan mengendarai mobil masing-masing.
"Kamu suka film nya?" Tanya Jaehyun mencoba memecah kebisuan diantara dirinya dengan Jennie.
"Suka, pemilihan film yang tepat" puji Jennie, Jaehyun tersenyum senang, padahal Rio yang memilih film nya.
"Aku tidak menyangka film tadi adalah kisah nyata" lanjut Jennie.
"Iya, bahkan sampai sekarang mereka menua, Paige tetap tak mengingat jika Leo adalah suami nya" balas Jaehyun.
"Perjuangan Leo tak sia-sia, meski Paige tak mengingat nya, tapi dia berhasil membuat istri nya jatuh cinta kembali pada Leo, dengan begitu, ia berhasil mempertahan kan wanita nya"
"Aku juga akan melakukan hal yang sama, jika menjadi Leo, asal wanita nya adalah kamu" ungkap Jaehyun, Jennie terbahak untuk menutupi rasa gugup nya.
Mobil mereka pun tiba di sebuah restauran, Rio mendorong kursi roda Rose, lalu duduk di samping nya, Jaehyun tepat di hadapan Rio, dan Jennie di hadapan Rose, mereka pun memesan menu yang di inginkan.
"Tolong yang dua porsi ini jadikan satu saja ne" pesan Rio pada pelayan.
"Siap tuan"
Dan yaa, nasi ayam Hainan pesanan Rio dan Rose di jadikan dalam satu piring, Jaehyun dan Jennie memesan makanan yang lain.
"Noona buka mulut mu" Rio menyodorkan nasi putih bersama ayam rebus sebagai lauk nya, dan Rose pun menerima suapan Rio, pemuda itu bergantian setelah menyuapi Rose, ia akan menyuapi diri nya sendiri nya, dalam satu piring dengan sendok yang sama, agar tak repot, Jaehyun dan Jennie di buat tertegun dengan sikap Rio sejak di bioskop tadi, yang selalu mengutamakan kebutuhan dan kepentingan Rose lebih dahulu.
Di meja yang tak jauh dari mereka, nampak Jisoo dan Taeyeon sang ayah juga tengah makan malam bersama.
"Bukan kah itu keluarga Kwon, dadd?" Tunjuk Jisoo dengan dagu nya ke arah Rio dan yang lain.
"Iya, itu anak gadis dan anak lelaki nya"
"Gadis yang satu nya adalah penjual minuman di arena tinju bebas milik Hanbin, dan yang pria itu, dia yang mengalahkan Woonho" gumam Jisoo.
"Bagus, sekali tepuk, dua lalat langsung mati" batin Jisoo licik, ia dan sang ayah memang menaruh dendam pribadi, Jisoo pada Rio yang membuat nya rugi besar, Taeyeon karena ia cemburu, para kartel narkoba yang lebih menyukai Yuri dari pada diri nya, ia merasa di anak tirikan, padahal penjualan nya tak jauh beda dengan Yuri.
Rio dan Jaehyun pun berpisah, karena Jaehyun harus mengantar Jennie pulang lebih dulu ke rumah nya.
"Kamu tidak bekerja kan malam ini?" Tanya Jaehyun khawatir, karena mereka pulang malam.
"Tidak, semenjak basecamp Hanbin oppa di sergap malam itu, pertandingan otomatis di tiadakan" cerifa Jennie sendu, karena kini, ia dan sang unnie tak memiliki pemasukan.
"Kami hanya bisa mengandalkan sasana milik oppa, yang pemasukan nya tak seberapa, paling hanya ada satu dua orang yang menyewa dalam seminggu" lanjut Jennie, Jaehyun tentu merasa bersalah pada keluarga Jennie, tapi tak ada yang bisa ia lakukan, karena ia pun juga masih sekolah.
Dan Rio, ia kembali ke rumah keluarga Kwon, bersama Rose, ia tak sadar ada mobil lain yang mengikuti nya dari belakang, Rose bagitu girang setiba nya di rumah, hati nya bahagia bukan main, karena merasakan sensasi nonton film untuk pertama kali nya, dan selain itu, ia telah resmi memiliki Rio sekarang.
"Dari mana?" Tanya Yuri yang ternyata belum tidur bersama sang istri, Rio kebingungan menjawab, ia sungkan dan takut tentu nya.
"Dari menonton film papa" jujur Rose, lemas sudah lutut Rio, tuan Kwon pasti akan marah besar, Yuri mengerutkan kening nya pada Rio.
"Film yang kami tonton sangat bagus, Rose menyukai nya, gumawo papa, sudah menjadikan Rio sebagai pengawal Rose, karena dengan nya, Rose jadi tak pernah merasa bosan lagi" kekeh Rose senang, Yuri pun tak jadi marah, ia menatap sang putri yang terus berceloteh tentang segala pengalaman pertama nya yang ia lalui bersama Rio.
"Rose sudah makan sayang?" Tanya sang mama.
"Sudah ma, Rio sudah menyuapi ku, kami membeli nasi ayam Hainan khas Singapore tadi, rasa nya enak sekali, ayam nya lembut, aku jadi mau lagi"
"Rio, kapan-kapan kita ke sana lagi ne" pinta Rose antusias.
"N-ne noona" gugup Rio.
"Ya sudah, sekarang Rose mandi dulu dengan Bong-Cha ne, habis itu istirahat" tutur sang mama.
"Ne ma" ia pun menurut saat Seohyun mendorong kursi roda nya menuju kamar.
"Berhati-hatilah saat membawa Rose keluar, jangan sampai ia terluka seujung kuku sekali pun" pesan Yuri, yang memang sangat menyayangi Rose melebihi segala nya.
"Ne tuan"
"Kamu juga butuh istirahat, pergi lah" interuksi Yuri pada Rio, pemuda itu pun membungkuk hormat sebelum meninggalkan Yuri.
Tengah malam buta, Rio mengendap ke kamar Rose.
Ceklek
"Siapa?" Rose rupanya belum tidur.
"Rio, noona" jawab nya, senyum Rose langsung merekah.
"Dari mana kamu tahu jika aku belum tidur?" Tanya Rose mengulurkan kedua tangan nya, Rio pun meraih nya.
"Aku tidak tahu, aku hanya merasa ingin menemui noona karena aku masih rindu pada mu" jujur Rio, Rose pun terkikik malu-malu.
Diluar rumah, pengemudi mobil yang mengikuti Rio tadi pun menerima interuksi dari sang boss, untuk menjalankan misi di hari berikut nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes On You
Fanfictionkisah cinta Rio, berandalan miskin yang bekerja sebagai petarung bebas, jatuh cinta pada putri mafia narkoba yang mengalami kebutaan di kedua matanya.