"Papa, ini aku Rose, putri mu" Rose mulai terisak di pusara sang ayah, yang belum sempat ia lihat setelah berhasil melakukan operasi mata di China, hampir sejam, Rose bercerita dengan sang ayah.
"Nona, ayo kita pulang" ajak Minho, Rose pun berdiri.
"Rose pulang dulu pa, aku janji akan lebih sering mengunjungi papa nanti" pamit Rose, mereka bertiga pun meninggalkan pemakaman.
"Oppa, aku ingin sendiri dulu, bolehkan?" Mohon Rose.
"Baik nona" patuh Minho, ia memberi kode pada Mark untuk mengikuti Rose secara diam-diam, yang memang benar, ia menemui Jisoo yang mengaku sebagai Rio.
"Rose" sambut Jisoo kesal, karena ia sudah lama menunggu kedatangan Rose.
"Rio" Rose tersenyum senang, perasaan nya membaik, karena ia masih mengira itu adalah Rio asli.
"Ayo kita ke toko buku, aku ingin kamu membacakan cerita baru untuk ku" ajak Rose.
"Tidak, aku lelah harus membaca berlembar-lembar tulisan yang memakan waktu berjam-jam" tolak Jisoo kasar, Rose terkesiap.
"Rio dulu tak seperti ini" batin Rose sedih, tapi ia tak curiga.
"Aku ingin kita ke tempat lain, untuk bersenang-senang misal nya" ujar Jisoo.
"Baik, aku ikut dengan mu, kita kemana?" Tanya Rose pasrah, Jisoo pun mengajak Rose ke bar, minum-minuman keras, gadis itu hanya diam, menatap Jisoo yang sudah menenggak minuman nya beberapa kali.
"Kamu juga harus minum" ujar nya menyodorkan segelas alkohol pada Rose, gadis itu tak tahu apa-apa, ia hanya menurut demi menyenangkan pria yang ia kira Rio selama ini.
"Maaf gadis kecil, ada pria di luar yang menunggu mu, ia mengaku sebagai bodyguard mu" ujar Dara, sang bartender mengambil alih gelas di tangan Rose, ia telah mendapatkan perintah dari Mark, dan tahu Rose adalah putri sang pemilik bar, tapi ia tak tahu jika Rose adalah saudara nya Jaehyun.
"Hah?" Rose bingung.
"Nama nya Mark" saat Dara memberitahu sebuah nama, Rose pun mengerti.
"Mark menjemputku, aku harus pulang sekarang" pamit Rose pada Jisoo.
"Sial, dia mengacaukan rencana ku" kesal Jisoo menatap tajam pada Dara yang tak menyadari nya.
"Hm"
"Kamu juga cepat pulang ya" pesan Rose perhatian
"Hm, jangan lupa, kamu yang harus membayar nya" beritahu Jisoo, Rose pun menurut saja, ia mengeluarkan uang nya untuk membayar minuman Jisoo, gadis itu pun keluar.
"Nona" sambut Mark, Rose tak curiga jika Mark terus mengikuti nya tadi.
Keesokan hari nya, Minho mendatangi sekolah Rio dan Jaehyun dulu, untuk menemui Jennie, gadis itu mengerutkan kening nya, karena merasa tak mengenal Minho.
"Aku ingin bertemu Rio, bisa tolong tunjukan di mana rumah nya?" Tanya Minho
"Oppa siapa?" Tanya Jennie curiga.
"Aku utusan keluarga Kwon" jawab Minho, Jennie tak berani menolak jika ia sudah membawa nama Kwon, yang ia tahu itu adalah nama keluarga Jaehyun, Jennie mengangguk ragu, Minho pun membawa Jennie dengan mobil nya, gadis itu nampak gelisah, ingin bertanya tentang Jaehyun tapi tak berani, padahal ia sangat ingin tahu dimana sang kekasih berada dan bagaimana keadaan nya.
"Berhenti oppa, kita jalan kaki dari sini" beritahu Jennie.
"Ne" jawab Minho menepikan mobil nya, kemudian mengikuti langkah Jennie, menuju ke rumah Rio, yang tak jauh dari tempat ia memarkirkan mobil nya.
Minho menghentikan langkah nya, menatap Rio duduk melamun di teras rumah kecil nya yang meski sederhana tapi terlihat asri dan nyaman.
"Rio" panggilan nya membuyarkan lamunan sang pemilik nama.
"Hyung" kaget Rio tak menyangka akan kedatangan Minho, ia pun berdiri sungkan.
"Aku ingin bicara dengan mu" ucap Minho.
"Gumawo Jennie" Minho menatap gadis yang mengantar nya tadi, Jennie tersenyum kaku, ia lalu menatap memohon pada Rio, yang paham jika sang tetangga ingin tahu keadaan Jaehyun.
"Ne oppa" balas Jennie, ia lalu berjalan menuju ke rumah nya.
"Masuk lah Hyung" ajak Rio, Minho menatap Rio yang masih pincang, memasuki rumah pemuda itu.
"Duduklah Hyung" Rio mempersilakan tamu nya, dan mengambilkan segelas air putih untuk Minho.
"Ada seseorang yang mengaku sebagai diri mu, dan mendekati nona Rose" beritahu Minho mengawali maksud dari kedatangan nya, Rio melirik Minho.
"Apa hubungan nya dengan ku?"
"Kamu rela nona jatuh ke pria lain? Dengan memanfaatkan keadaan nya?"
"Mana bukti jika kamu memang mencintai nya?"
"Semua sudah berbeda sekarang hyung, dia sudah bisa melihat, pasti akan mencari yang jauh lebih dari segala nya, apalah aku ini?"
"Jadi kamu tidak percaya dengan perasaan nona pada mu?"
"Aku takut hyung, aku takut dia akan menolak ku" lirih Rio menunduk.
"Nona tak sejahat itu Rio, kamu belum bisa membuktikan nya jika belum bertemu nona, tolong, dia butuh kamu, kamu tahu kan Jisoo berhasil lolos saat penggerebakan, aku khawatir jika pemuda yang dekat dengan nona sekarang adalah Jisoo, hanya kamu yang pernah melihat wajah nya dengan jelas selama ini, aku dan Mark ragu, kami juga takut salah orang Rio, aku mohon" bujuk Minho, Rio masih terdiam
"Bukan kah kamu sudah berjanji pada tuan besar akan selalu menjaga nona? Dan kamu sangat di butuhkan sekarang, dengan nona bisa melihat, bukan berarti dia aman, dia tetap butuh kehadiran orang lain untuk membimbing nya, dan orang itu kamu, hanya kamu yang bisa menolong nona" rayu Minho.
"Aku takut hyung, karena aku adalah penyebab tuan Kwon meninggal" alasan Rio.
"Nona sudah tahu yang sebenar nya, dan terbukti kan, dia tak menjauh dari pria yang mengaku sebagai diri mu, berarti ia tak menyalahkan mu"
"Pikirkan dan pertimbangkan kata-kata ku, nona butuh kamu, bisa saja nyawa nya terancam"
"Dan satu lagi, Jaehyun sudah siuman, dia akan kembali lagi ke Korea jika benar-benar sudah fit 100%" beritahu Minho di ambang pintu, sebelum meninggalkan rumah Rio.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes On You
Fanfictionkisah cinta Rio, berandalan miskin yang bekerja sebagai petarung bebas, jatuh cinta pada putri mafia narkoba yang mengalami kebutaan di kedua matanya.