"J-jennie-ahh" Jaehyun berlari mengejar teman sekelas nya itu di lorong rumah sakit, gadis itu memasang wajah marah nya berjalan cepat menuju lobby.
"Tunggu" Jaehyun meraih tangan kiri Jennie untuk menghentikan langkah gadis itu.
"Kalian jahat, aku tak menyakiti Rio, dan kamu lebih percaya pada nya, padahal aku belum menjelaskan apa-apa" marah Jennie memasang wajah cemberut nyaris menangis.
"Mianhae" lirih Jaehyun, Jennie membuang tatapan nya dari teman sekolah nya itu.
"Aku percaya pada mu"
"Ayo, temani aku" ajak Jaehyun.
"Kemana?" Tanya Jennie bingung, tapi pasrah saat Jaehyun meraih pergelangan tangan kiri nya keluar dari lobby, mereka duduk di kursi tunggu luar rumah sakit, Jennie pun menurut saja.
"Noona ku akan datang menjenguk Rio, ini pertama kali nya bagi dia keluar rumah" cerita Jaehyun.
"Kenapa bisa begitu?"
"Noona ku buta, jadi semenjak kecil dia hanya ada di rumah, dan tak pernah kemana-mana" Jennie terkejut mendengar cerita Jaehyun tentang Rose.
"Nah, itu dia mobil nya datang" tunjuk Jaehyun pada mobil sedan hitam yang di kemudikan oleh Minho, ia langsung berdiri, dan menunggu di drop out penumpang, begitu mobil berhenti, Jaehyun langsung membuka pintu penumpang belakang, dan Minho mengambil kursi roda di bagasi belakang, dan menggendong sang noona ke kursi roda.
"Cantik" batin Jennie menatap kagum tapi juga iba pada kakak beradik Kwon Jaehyun dan Kwon Rosseane.
"Kita masuk sekarang?" Tanya Jaehyun pada Rose."Ne" gadis itu mengangguk tak sabar
"Sebelum nya, noona harus berkenalan dulu dengan teman sekelas kami, nama nya Jennie" beritahu Jaehyun sambil mendorong kursi roda nya, Jennie pun mendekat.
"Dia memiliki senyum manis yang paling menggemaskan di dunia" bisik Jaehyun di telinga sang noona, Rose terkekeh lucu, ketegangan nya mencair.
"Hallo selamat sore, unnie" sapa Jennie
"Ne, selamat sore, kamu pasti Jennie kan?" Tebak Rose, meski ia tak bisa tak bisa melihat.
"Ne, dari mana unnie tahu?" Penasaran Jennie.
"Jaehyun yang memberitahu ku tadi, kata nya, kamu adalah gadis dengan senyum paling manis dan menggemaskan di dunia" jawab Rose.
Blush
Wajah Jaehyun langsung merona, ia gelagaban dan salah tingkah karena kejujuran sang noona.
Sementara itu, Yuri dan Seohyun bersiap menyusul anak-anak nya ke rumah sakit, tanpa memberi kabar, ia penasaran ada apa antara Rio dan Rose, Minho menunggu mereka kedatangan boss besar nya di rumah sakit.
Sementara Jaehyun, Rose dan Jennie sudah berjalan menuju ke ruangan yang Rio tempati.
Ceklek
Tanpa mengetuk, Jennie membuka kan pintu untuk Rose dan Jaehyun, Rio menoleh, ia kaget bukan main dengan kehadiran Rose di sana.
"Noona" sapa Rio, dari suara nya sudah terdengar jika ia terkejut dengan tamu istimewa nya itu.
"R-rio" lirih Rose cemas, Jaehyun segera mendorong kursi roda sang noona masuk ke dalam, mendekati Rio diatas ranjang nya, pemuda itu berusaha untuk duduk, dan spontan tangan kanan Rose terulur mencari keberadaan Rio yang langsung meraih nya.
"Kamu baik-baik saja kan? Aku mencemaskan mu" kedua tangan Rose langsung meraba wajah Rio untuk memeriksa luka nya, Jennie tertegun menatap pemandangan di hadapan nya itu, ia tahu sekhawatir dan sepanik apa, serta perhatian Rose pada Rio, dan ia juga tahu tatapan memuja teman sekelas nya itu pada Rose, Jennie menggigit bibir bawah nya menahan tangis, dan Jaehyun pun melirik nya.
"Ini pasti sakit, dimana obat nya? Biar aku yang mengobati"
"Jaehyun-aah" panggil Rose tak sabar.
"Mana obat untuk Rio?"
"Noona, Rio sudah. . ."
"Ini" jawab Rio memotong ucapan Jaehyun, menyerahkan sebuah kapas kering di tangan gadis buta itu, Jaehyun menatap bingung pada Rio yang memberi nya kode, untuk mengiyakan apa saja permintaan Rose, agar gadis itu tidak terlalu cemas, Jaehyun pun lantas menetesi nya dengan obat, Rose menggunakan tangan kiri nya untuk meraba luka Rio yang akan ia obati.
"Ini pasti yang paling sakit? Kenapa di perban?" Tanya Rose mengusap dan memegang kepala Rio yang di bebat perban mengelilingi kepala nya.
"Yaa, karena ada keretakan di tulang tengkorak nya" jawab Rio, Rose langsung meneteskan air mata nya, merasa semakin tak berguna dan putus asa karena keterbatasan nya, ia tak mampu merawat Rio dengan maksimal.
"Noona jangan khawatir, dokter sudah menangani nya, berkat tuan Kwon aku mendapatkan perawatan dari dokter terbaik di rumah sakit ini" hibur Rio sambil menggenggam kedua tangan Rose, Jennie membuang tatapan nya dari Rio dan Rose, dalam hati ia ingin menangis, cemburu melihat interaksi mereka yang sudah seperti sepasang kekasih.
Sementara dari luar, ternyata Yuri, Seohyun, dan Minho juga tengah menatap pemandangan di dalam.
"Sedekat itu?" Gumam Yuri.
"Yaa tuan, yang saya dengar dari pengasuh nona, Rio juga sering menyuapi, membacakan cerita dan menemani nona mengobrol" beritahu Minho, Seohyun juga tak menyangka sang putri bisa begitu dekat dengan orang asing yang baru saja datang di rumah mereka, bahkan, berkat Rio juga, putri nya itu bisa menunjukan ekspresi dan emosi nya, yang selama ini hanya datar-datar saja.
"Baiklah, aku punya rencana untuk Rio" lanjut Yuri.
"Apa itu oppa?" Tanya Seohyun cemas, ia tahu suami nya seperti apa.
"Jangan pisahkan mereka, jika memang Rose dan Rio saling menyukai, jangan kamu rampas kebahagiaan putri mu sendiri" ujar Seohyun, mereka kembali menatap ke dalam dan melihat Rio tengah menyeka air mata Rose dan terus menghibur nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes On You
Fanfictionkisah cinta Rio, berandalan miskin yang bekerja sebagai petarung bebas, jatuh cinta pada putri mafia narkoba yang mengalami kebutaan di kedua matanya.