40. Aku Kembali

914 196 49
                                    

Rose tersenyum kecut menatap Minho yang menjemputnya ke rumah sakit, sebulan pasca kejadian, mereka pun menuju ke bandara, untuk melakukan penerbangan ke Korea Selatan yang tak sampai dua jam dengan pesawat terbang.

"Rio, aku kembali, aku ingin segera melihat mu, aku rindu" batin Rose tak sabar.

Di rumah sakit pusat Korea

"Noona sudah tiba di Korea, dia sedang dalam perjalanan kemari" beritahu Mark

"Aku tak ingin menemui nya kamu tahu itu kan Mark?!" Suara Rio terdengar meninggi.

"Terlambat, dia sudah di luar"

"MARK!" teriak Rio


Brak

Mark buru-buru keluar dari kamar Rio, tepat saat Rose sudah tiba dan hampir saja membuka pintu nya, tapi urung karena ia terjengkit mendengar suara teriakan Rio yang seperti nya tengah marah besar itu.

"Apa yang terjadi?" Tanya Minho yang ikut kaget dengan suara teriakan Rio.

"Dia tak ingin bertemu dengan nona, hyung" jawab Mark.

"Kenapa?" Tanya Rose sendu, Mark menggeleng tak bisa menjawab.

"Oppa" adu Rose pada Minho, ia sudah menangis sekarang, karena pria yang di cintai nya, di rindukan nya, justru menolak untuk bertemu dengan nya.

"Kita pulang saja, mungkin Rio masih merasa belum sehat" hibur Minho, ia pun membawa Rose kembali ke rumah baru yang lebih kecil dari sebelum nya, mereka pindah.

Sementara di tempat lain

Polisi menerima bukti jika yang melakukan penyerangan yang menyebabkan kematian di kediaman Kwon Yuri adalah Taeyeon, yang langsung di tangkap, tapi tidak dengan Jisoo, pemuda itu berhasil meloloskan diri dari penyergapan.

Kembali ke Rose, gadis itu terisak di dalam mobil yang di kemudikan oleh Minho.

"Padahal aku sangat ingin bertemu dengan nya, menatap wajah nya yang selama ini aku tak bisa membayangkan seperti apa" isak nya.

"Dia bilang aku cantik, lalu kenapa ia tak mau bertemu dengan ku?" Ia terus merancau saking sedih nya atas penolakan Rio, Minho tak berani menjawab, ia hanya mengusap kepala Rose untuk meredakan tangis nya.

Semenjak itu, hari-hari Rose hanya di isi dengan melamun, kadang ia keluar ke toko buku, mencari novel untuk di baca sendiri di rumah, sambil mengingat Rio, Minho sendiri kini sibuk mengambil alih pekerjaan Yuri untuk sementara, Rose juga mendengar jika Rio juga sudah sembuh dan telah kembali ke rumah nya, tapi ia tak tahu, dimana rumah nya, begitu juga dengan Minho dan Mark, karena Rio pergi dari rumah sakit tanpa memberitahu mereka berdua.

"Jenn, maaf merepotkan mu" ucap Rio tak enak pada Jennie, ia telah kembali ke rumah lama nya, setelah gadis itu menjemput nya ke rumah sakit.

"Aku tak merasa di repotkan, kita ini saudara" balas Jennie, ia mengambilkan air minum untuk Rio.

"Aku dengar dari Mark, jika Jaehyun tidaklah meninggal"

Deg

Jennie menatap Rio serius, ia seolah tak percaya, takut harapan nya musnah jika ternyata Rio salah dengar.

"Ia sedang menjalani perawatan di rumah sakit Mount Elizabeth Singapura, bersama nyonya besar" lanjut Rio, Jennie pun mulai meneteskan air mata nya, isakan lirih tak mampu lagi ia tahan.

"Maaf jika aku salah bicara" sesal Rio yang merasa bersalah telah memberitahu keadaan Jaehyun yang tak bisa Jennie terima.

"Tidak, kamu tak salah bicara, aku justru senang mendengar dia masih hidup, setidak nya, nanti aku masih bisa melihat nya, aku menangis karena aku sedang merindukan nya" ujar Jennie tersengal karena ia masih sambil menangis.

Rose melamun di sebuah cafe, ia sambil membawa novel City Of Angel, yang baru saja di beli nya, dan telah menyelesaikan separuh halaman, ia pun kemudian menyesap kopi yang tadi ia pesan, Rose merasa tak nyaman karena sedari tadi ada pria yang terus memperhatikan nya, ia pun mengerutkan kening nya merasa aneh.

Rose berusaha memberanikan diri untuk menatap balik pria itu, yang langsung tersenyum lebar ke arah Rose.

Rose berusaha memberanikan diri untuk menatap balik pria itu, yang langsung tersenyum lebar ke arah Rose

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg

Rose pun mendekati meja pria itu, dengan tatapan tak percaya.

"Rio?" Tebak nya, dan pria itu mengangguk, Rose langsung menutup mulut nya dengan tangan kanan, ia menangis tak percaya karena akhir nya, sang kekasih mau menemui nya, pria itu pun berdiri, dan Rose langsung memeluk nya.

"Aku merindukan mu, kenapa baru sekarang menemuiku, kamu tahu aku tersiksa selama ini?" gumam Rose dengan suara serak nya karena menangis terharu.

"Maaf, aku ragu, aku takut kamu tak akan menerima ku" alasan pria yang mengaku sebagai Rio tadi, pria itu tak lain adalah Jisoo, yang berhasil meloloskan diri, dan menumbuhkan jambang nya untuk menyamar, ia selama ini terus mengikuti Rose, tanpa sepengetahuan gadis itu, tentu dengan maksud tertentu, tapi yang terjadi malah di luar dugaan nya, gadis itu mengira ia adalah Rio, hingga Jisoo harus merubah rencana nya sekarang.

"Kenapa suara mu berbeda?" Tanya Rose tak curiga.

"Aku sedang mengalami sedikit flu" alasan Jisoo.

"Uhuk. . . Uhuk. . ." Ia berpura-pura batuk untuk mengelabuhi Rose.

"Ayo kita pulang, biar aku obati flu mu" ajak Rose tak sabar.

"Tidak, jangan buru-buru" tolak Jisoo.

"Kenapa?"

"A-aku belum siap bertemu Minho"

"Kamu malu, karena akhir nya bersedia menemui ku?" Tebak Rose tersenyum lucu, Jisoo mengangguk.

"Kamu menggemaskan saat malu-malu seperti ini" kekeh Rose, ia lalu mengusap kasar sisa air mata di pipi nya, lalu menarik tangan kiri Jisoo keluar dari cafe.

"Kalau begitu, ayo kita habiskan waktu bersama" girang nya, Jisoo pun tersenyum miring menatap Rose dari samping.


#TBC

My Eyes On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang