"Jaehyun-ahh" panggil Rose
"Hm?"
"Kamu baru pulang?"
"Ne" jawab Jaehyun lesu, sebagai kakak, Rose tentu tahu ada yang tak beres dengan dongsaeng nya.
"Kemarilah" Jaehyun pun memasuki kamar sang noona, dan berbaring dengan berbantalkan paha Rose, gadis itu pun mengusap-usap rambut dongsaeng nya.
"Apa yang membuat mu sedih?" Tanya Rose perhatian.
"Aku mencemaskan Rio, noona" jawab Jaehyun.
"Teman baru mu itu?"
"Ne"
"Kenapa dengan nya?" Jaehyun langsung terduduk, ia menatap sang kakak.
"Hari ini dia bertanding, meski menang, tapi ia terluka parah, aku mencemaskan nya noona, Rio menolak untuk ku bawa ke rumah sakit" cemas Jaehyun.
"Bertanding apa?" Penasaran Rose.
"Dia petarung tinju bebas noona, tolong rahasia kan ini dari papa dan mama" jawab Jaehyun.
Di rumah, Rio mengompres luka lebam di wajah nya, pelipis nya terus berdarah, ia tak mampu bangun dari duduk nya karena menerima beberapa pukulan dan tendangan di bagian perut nya, ia hanya bisa duduk dan berbaring di sofa.
"Jenn, coba tengok Rio, aku mencemaskan nya" perintah Dara.
"Ne unnie" Jennie pun mendatangi rumah Rio dan rupa nya ia sudah tertidur pulas, Jennie mendekati pemuda itu, menatap sendu pada wajah penuh luka yang sudah lama ia kagumi, Jennie hendak menyeka darah yang masih menetes, tapi tak berani karena takut Rio akan terbangun.
Keonaran kembali terjadi di sekolah Dulwich, karena sudah dua hari Rio tak masuk sekolah, gank Jongin dengan leluasa mulai memalak murid-murid lagi.
"Jennie, kemana Rio?" Tanya Jaemin kesal, karena uang saku nya di rampas Jongin dan kawan-kawan.
"Aku tidak tahu"
"Bukan kah kamu dekat dengan nya?"
"Tapi bukan berarti aku tahu segala hal tentang nya" bohong Jennie, ia tahu Rio mengalami retak tulang rusuk, tapi tak mungkin ia mengatakan yang sejujur nya pada teman sekelas nya.
"Apa separah itu?" Tanya Jaehyun pada Jennie, mereka berada dibalik tembok ruang kelas tempat Jongin dan yang lain menerobos masuk meminta uang keamanan.
"Tulang rusuk Rio retak, dia tak bisa bangun, itulah kenapa ia tak ke sekolah" jawab Jennie.
"Akan ku bawa dia ke dokter hari ini"
"Jangan bodoh, dokter akan curiga nanti, kamu mau arena tempat Rio bertarung di tutup oleh polisi? Pikirkan orang-orang yang mencari makan disana dan itu bukan hanya Rio saja" geram Jennie kesal dengan pemikiran Jaehyun.
"Maaf" lirih Jaehyun penuh sesal, Jennie mengacuhkan nya.
"Siapa yang belum menyerahkan uang nya, CEPAT BERIKAN!" teriak Xiumin jumawa, sementara Jongin dan Chaenyeol mengedarkan topi nya untuk menampung uang dari murid-murid yang lain.
Dan di hari ketiga, lagi-lagi genk Jongin mendatangi tiap kelas untuk meminta jatah uang, tapi kali ini, Rio sudah mulai masuk ke sekolah, ia melangkah menyusuri lorong.
"Akhir nya" lega seorang murid.
"Rio, kamu kemana saja?"
"Jangan biarkan gank Jongin berulah lagi Rio-yaa" celetuk beberapa murid, Rio pun bingung.
"RIO!" teriak Jaehyun kaget saat mendapati teman baru nya itu sudah berada di lorong kelas, ia pun berlari menghampiri Rio.
"Ayo cepat, Jongin kembali memalaki kami" adu Jaehyun.
"Dia di ruang kelas kita sekarang" beritahu Jaehyun, mereka pun mempercepat langkah kaki nya agar sepera sampai di kelas yang di tuju, dan benar, suasana nampak tegang, dan mencekam karena gank Jongin terus mengancam.
Brak
Rio menggebrak meja paling depan dekat pintu masuk, membuat beberapa siswi memekik kaget, begitu juga dengan gank Jongin yang langsung menoleh ke sumber suara, wajah mereka langsung panik, pucat, Rio menghampiri Jongin dan . . .
Set
Krek
"Aaaaaaaaaaaaahh. . . " teriak Jongin kesalitan karena Rio memelintir jari telunjuk tangan kiri nya yang bebas, karena tangan kanan nya memegang topi berisi uang hasi meminta paksa pada murid seluruh sekolah.
"Kembalikan uang mereka, atau aku mematahkan lengan mu?" Ancam Rio yang tak melepaskan pelintiran ditangan Jongin, meski ia sudah berteriak-teriak kesakitan, Xiumin dan Chaenyeol pun menelan ludah ketakutan.
"B-baik, kami kembalikan tapi tolong lepaskan tangan Jongin lebih dahulu" mohon Xiumin.
"Kembalikan uang mereka, dan aku lepaskan tangan kotor Jongin" dingin Rio, Chaenyeol dan Xiumin pun buru-buru mengembalikan uang yang mereka peroleh tadi pada seluruh murid sekelas Rio, dan Rio melepas dengan kasar kuncian nya pada tangan Jongin yang mungkin sudah retak.
"Lain kali, ada aku atau tidak, jika kalian masih melakukan hal ini, aku patahkan kaki kalian satu per satu" ancam Rio, mereka tak menjawab dan langsung membawa Jongin yang menangis kesakitan, Jennie menatap dalam diam pada Rio yang kelihatan sudah baik-baik saja itu.
"Bagaimana dengan tulang rusuk mu?" Tanya Jaehyun cemas.
"Aku baik-baik saja, semua sudah membaik" jawab Rio yang masih menahan sakit luar biasa di bagian perut nya tapi ia tak mengatakan nya pada Jaehyun.
"Ayo ke kantin, kamu pasti belum sarapan kan?" Ajak Jaehyun.
"Aku sudah meminum banyak air putih tadi dari rumah, jadi aku belum lapar sekarang" jawab Rio, ia lalu menuju ke bangku nya dan duduk menyandarkan punggung nya ke belakang, karena posisi yang paling nyaman, Jaehyun menatap nya iba, ia membeku mendengar ucapan Rio, yang mengisi perut nya hanya dengan air putih sebagai ganti sarapan nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes On You
Fanfictionkisah cinta Rio, berandalan miskin yang bekerja sebagai petarung bebas, jatuh cinta pada putri mafia narkoba yang mengalami kebutaan di kedua matanya.