"Semua sudah siap sayang?" Tanya Seohyun pada si bungsu.
"Ne ma" jawab Jaehyun.
"Kamu baik-baik saja kan?" Sang ibu masih khawatir, Jaehyun mengangguk, Seohyun mendorong kursi roda sang putra menuju lobby rumah sakit, karena taxi yang ia pesan sudah menunggu di drop out, ia memapah Jaehyun memasuki taxi, yang akan mengantar mereka ke bandara, mereka akan menempuh perjalanan selama enam jam sepuluh menit.
Jaehyun memejamkan kedua mata nya, lalu meringis nyeri, menahan sakit yang belum semua nya 100% sembuh.
"Kamu tidak apa-apa kan, sayang?" Tanya Seo khawatir.
"Pinggangku ma" keluh Jaehyun.
"Ini, biar mama tahan dengan jaket mama" Seohyun membuka jaket nya, lalu melipat nya menjadi gulungan yang kemudian ia letakan di bagian punggung sang putra yang merasa kesakitan.
"Lebih baik?" Jaehyun mengangguk, Seo menggenggam tangan kanan sang putra dan menepuk-nepuk nya sampai Jaehyun tertidur selama sisa perjalanan.
Dan di Seoul, Rio telah bersiap dengan Rose, dan Minho, untuk menjemput Jaehyun dan Seo ke bandara.
"Ayo kita beri kejutan untuk Jaehyun" ajak Rio
"Kejutan apa?" Bingung Rose, Rio hanya tersenyum lebar.
Mereka pun berangkat ke bandara, untuk menjemput Seo dan Jaehyun, sejam menunggu, yang di jemput pun akhir nya tiba, Rio lah yang lebih dahulu menyadari kedatangan calon mertua dan sang sahabat dari kejauhan, meski Jaehyun mengenakan masker dan topi baseball nya.
"Jaehyun-ahh!" Seru Rio memanggil calon dongsaeng ipar nya itu, yang di panggil pun langsung terdiam, mematung ditempat ia berdiri, melihat dengan siapa Rio datang, yang tak lain dan tak bukan adalah Jennie, sang kekasih hati yang selalu ia pikirkan akhir-akhir ini, tak peduli dengan sekitar, Jennie pun langsung berlari ke arah Jaehyun untuk menyambut nya.
Bruk
"Akhirnya kamu pulang, aku merindukan mu, mencemaskan mu, memikirkan mu, menunggu mu" gumam Jennie di pelukan Jaehyun yang masih terdiam.
"Mama" Rose langsung memeluk sang ibu, yang sudah menangis haru karena akhirnya mereka bisa berkumpul lagi meski tanpa Yuri.
"J-jennie" akhir nya Jaehyun pun bersuara, ia membalas pelukan sang kekasih sambil meneteskan air matanya, saking senang nya, karena ternyata Jennie tak meninggalkan nya yang tanpa kabar.
"Aku juga merindukan mu" balas Jaehyun lirih.
Jennie akhir nya berkenalan dengan Seohyun, mama kandung Jaehyun dan Rose, mereka telah tiba di rumah dengan selamat.
"Ayo boy, mama ganti perban mu" tutur Seohyun pada Jaehyun setelah mereka selesai makan malam bersama, karena kepala Jaehyun nyaris seharian tertutup topi, yaa, rambut Jaehyun harus dipangkas habis sampai plotos, untuk menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru yang bersarang di kepalanya.
"Biar saya saja nyonya yang membantu nya" pinta Jennie.
"Baiklah, ini obat dan perban nya, gumawo ne" Seohyun pun menyerahkan apa yang ada di tangan nya pada Jennie, yang dengan tekun nya merawat Jaehyun, pemuda itu terus menatap wajah Jennie yang berdiri tepat di hadapan nya.
"Jenn"
"Ya?"
"Gumawo"
"Untuk?" Jennie menunduk menatap Jaehyun yang tengah duduk.
"Karena masih mau menerima ku, meski keadaan ku seperti ini" jawab Jaehyun.
"Jaehyun-ahh, aku mencintai mu bukan karena fisik mu, tapi karena kesungguhan mu dalam memperjuangkan aku selama ini, ketampanan wajah mu bisa saja hilang termakan usia, tapi aku percaya, kebaikan hati mu, tak akan pernah berubah untuk selama nya, itulah yang membuat aku jatuh cinta pada mu, wajah mu ini hanya nya kemasan luar nya saja" kekeh Jennie sambil mencolek dagu sang kekasih, Jaehyun tersenyum malu, salah tingkah, dan untuk menutupi nya, ia pun langsung memeluk pinggang Jennie erat-erat, masih dengan posisi duduk dan Jennie berdiri.
Dan di sofa tak jauh dari tempat Jennie dan Jaehyun, Rio tengah membuka baju nya, karena Rose juga akan mengganti perban di punggung Rio, bekas tusukan Rose waktu itu.
"Apa masih sakit?" Tanya Rose khawatir.
"Tidak noona" jawab Rio, padahal luka itu masih basah, karena baru beberapa hari yang lalu kejadian nya.
"Aku yakin, setelah ini, pasti akan cepat sembuh" Rose mengecup perban baru di luka Rio, lalu tersenyum ke arah kekasih nya itu, Rio sedikit menoleh membalas senyuman Rose, merasa lucu tapi juga senang dengan tingkah gadis pujaan nya, Minho dan Mark pun datang ikut bergabung, serta pembantu yang membawakan minuman serta camilan.
"Kalian sungguh beruntung memiliki perawat pribadi di rumah" goda nya pada Jaehyun dan Rio, Seohyun pun tertawa mendengar candaan tangan kanan suami nya itu, malam pun mereka lalui dengan bercengkrama sampai larut.
Dan keesokan hari nya, setelah sarapan bersama, keluarga Kwon pun bersiap untuk pergi ke makam Yuri.
"Oppa, apa kabar?" Sapa Seohyun pada pusara sang suami.
"Berbahagialah oppa di sana, karena di sini, seperti janjiku pada mu dulu, aku akan menjaga anak-anak kita, meski mereka telah memiliki pasangan sekarang"
"Terima kasih telah mempertaruhkan segalanya demi kami, aku mencintai mu" Seohyun meneteskan air mata nya, Jaehyun dan Rose pun lantas mendekati sang mama dan memeluknya dari sisi kiri dan kanan.
"Gumawo papa, Rose juga mencintai papa" imbuh sang putri yang ikut menangis.
"Jaehyun juga mencintai papa"
Meski bisnis Yuri ilegal, tapi bisa di bilang ia adalah pahlawan bagi keluarga nya, bagi Seo yang terus dipaksa Yuri untuk melarikan diri saat penyerangan, bagi Jaehyun karena telah melindungi nya dan menjadi tameng hidup bagi si bungsu, dan mendonorkan kornea matanya untuk sang putri Rose, bisnis narkoba nya tak ia wariskan pada Jaehyun, Rose atau pun Rio yang telah ia anggap sebagai menantu nya sendiri, tapi ia percayakan pada Minho sekarang, Jaehyun dan Rose hanya di warisi bisnis bar dan night club nya saja, karena sampai pada kematian nya, baik Seo maupun anak-anaknya tak ada yang tahu jika selama ini Yuri juga menjalani bisnis ilegal narkoba.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eyes On You
Fanfictionkisah cinta Rio, berandalan miskin yang bekerja sebagai petarung bebas, jatuh cinta pada putri mafia narkoba yang mengalami kebutaan di kedua matanya.