♥♥♥
Kak Alden tuh apa, ya .... Aku mau bilang dia cerewet, tapi sebenarnya nggak juga. Dia cuma banyak bicara. Apa itu sama? Sepertinya nggak deh. Karena ketika dia berbicara banyak hal, aku menyadari kalau sedetik pun aku nggak sebal terhadap pembicaraannya. Dalam kata lain, Kak Alden pencerita yang baik.
Aku suka ketika aku hanya bertanya sedikit, Kak Alden akan menjawab dengan penjelasan yang begitu lengkap, bahkan sampai menyerempet ke hal-hal yang nggak aku tanyakan.
Dia bercerita kalau Bang Theo tuh sebenarnya lebih tua satu tahun daripadanya, cuma karena waktu SD dia masuknya kecepetan dibanding murid lain, makanya selama sekolah, Kak Alden selalu jadi yang paling muda di angkatannya. Itulah yang menyebabkan ketika dia kuliah pun, dia masih duduk dengan orang-orang yang lebih tua dengannya.
Dan karena waktu itu Bang Theo dan Kak Alden masuknya barengan, dalam artian Bang Theo bukan salah satu mahasiswa yang mengulang mata kuliah atau menunda kuliah setelah lulus SMA, Kak Alden nggak pernah memanggil Bang Theo dengan sebutan Bang. Dan Bang Theo pun nggak pernah protes soal itu.
Mereka kenal dari semester satu, tapi baru akrab akhir-akhir ini, makanya aku nggak kenal sama Kak Alden.
Sebagai orang yang tinggal di rumah, Kak Alden jadi lebih sering mengunjungi kostan Bang Theo untuk urusan kumpul-kumpul bersama teman kampus yang lain—kostan Bang Theo memang kebanyakan dihuni oleh para mahasiswa dari kampus yang sama, mereka saling kenal, jadinya sering main bareng. Entah sekadar main game ponsel, main PS, main kartu, main catur, ngomongin cewek, nonton bola, atau ... mabuk bareng?
Ya ... pokoknya kalau ke kostan Bang Theo yang sebenarnya tipe-tipe kontrakan berendeng dengan jumlah tujuh pintu yang ada pos ronda di depannya, nggak akan pernah ketemu dengan yang namanya sepi. Pos ronda tersebut pasti ramai atau di pintu-pintu kontrakan lain yang ramai. Mungkin kalau aku mencoba ke kostan Bang Theo di jam-jam pagi gitu, baru deh bakal ketemu sepi. Soalnya selama ini aku selalu ke kostan Bang Theo setiap sore sampai malam, atau kalaupun pagi, pasti di hari libur. Makanya aku hafal beberapa orang penghuni kostan yang tak lain adalah teman Bang Theo.
Nah, Kak Alden ini salah satu dari beberapa orang yang bukan penghuni kost, tapi sering ke main ke kostan. Yang awalnya cuma akrab dengan Bang Theo, jadi akrab dengan yang lain juga.
Aku iseng bertanya pada Kak Alden soal Bang Theo, yang sebenarnya sudah membuatku penasaran sejak lama tapi aku sendiri nggak berani untuk bertanya langsung pada yang bersangkutan. "Bang Theo tuh ... sering bawa nginep cewek nggak?" Ini setelah Kak Alden memberitahu kalau kostan Bang Theo merupakan kostan yang bebas aturan makanya pada senang kumpul di sana.
Kak Alden tertawa. "Coba tanya sama orangnya."
Aku cemberut.
"Yang gue tahu sih nggak," tapi akhirnya Kak Alden mau jawab. "Cuma ya ... yang kayak gitu mah mana mungkin diceritain secara terang-terangan ke orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gigi dan Para Bintang
Teenfikce[SELESAI] Bintang membuat malam gelap Gigi lebih bersinar dari biasanya. Bintang membuat langit hitam Gigi lebih gemerlap dari biasanya.