02 : Aditsya-nya Raka

1.3K 15 0
                                    

"Im not good person like in past"

-Aditsya Putri H-

Happy Reading 🖤

_________

Aditsya melangkah bebas dengan Rani di sampingnya, ini hari Free class entahlah Aditsya kadang tak mengerti pada guru guru yang mengajar di sekolah ini yang selalu saja menghabiskan waktu dengan rapat, rapat dan rapat. Memang mereka di gaji hanya untuk rapat? Apa memang itu tugas guru sebenarnya? Rapat? Dan bukan mengajar murid agar pandai? Heh Aditsya selalu saja jengkel jika membahas guru di sekolahnya biarkan saja. Tapi kalian harus ingat, Aditsya janji suatu hari nanti dia akan menjadi satu satunya siswi yang paling berpengaruh untuk sekolah ini. Ingatkan itu!

Saking khusyuknya membahas mengenai guru dalam kepalanya Aditsya sampai tak melihat ada kaki yang terulur tepat di depannya hingga akhirnya cewek itu membentur lantai dengan keras. Rani yang juga berjalan di sampingnya ikut terkejut dengan keadaan Aditsya yang sudah tengkurap di lantai. Hendak membantu namun tangan Aditsya yang terangkat ke atas membuat Rani mengurungkan niatnya.

Menoleh dengan pandangan ke atas Aditsya mendapati Caroline yang mengulas senyum mengejek membuat dayang dayang cewek itu terkikik pelan.

"Sorry gwe gak sengaja. Makanya kalo jalan matanya di pake!" Aditsya tersenyum simpul, membiarkan cewek bermarga Jhon itu berlalu dengan dua antek anteknya.

Berdiri, Aditsya menepuk tangan Rani pelan saat cewek itu bertanya apa dia baik baik saja. Jelas Aditsya tak baik baik saja, jidatnya terbentur lantai dan itu menyakitkan tapi untuk mengurai raut khawatir dari wajah Rani, Aditsya berkata dia baik baik saja. Ya baik baik saja, karena Aditsya akan dapatkan obatnya segera.

Menoleh kebelakang, Aditsya dapat melihat tubuh Caroline yang seolah bahagia dapat membuat jidatnya terbentur lantai dengan semua orang yang berada di koridor yang menatap cewek itu dengan berbagai pandangan.

"Im not good person like in past " Aditsya berbisik pelan sebelum kemudian berjalan dengan langkah lebar dan, brak! Stettth! Brakk!

"Ahkk!"

Semua orang berteriak tertahan dengan ketidakpercayaan saat melihat Aditsya yang dengan tega menarik rambut Caroline dari belakang, menyeret cewek itu sebelum menjembak dan menghempaskan kepala Caroline ke salah satu tiang penyangga.

Semua diam hanya bisa mematung di tempat, tak berani berkutik bahkan mungkin tak bisa bergerak melihat Aditsya yang kembali menarik rambut Caroline dan menatap wajah cewek itu. Berdecak pelan, Aditsya mengulas senyum pedih, sebelum melepas tarikan rambut Caroline dengan pelan, dan mengusap tepat di kening Caroline yang berdarah dengan raut pura pura sedih.

"Sakit gak? Sorry gak sengaja, makanya kalo jalan liat siapa yang ada di belakang lo!" Aditsya beranjak berdiri, berjalan menghampiri Rani yang masih diam ikut mematung di tempat, menarik cewek itu pelan meninggalkan Caroline yang menatap punggungnya penuh emosi juga semua orang yang berseru

'Karma instan'

Tanpa Aditsya sadari sejak tadi ada Raka dengan fahmi dan Hilmi yang menggeleng tak percaya sama seperti dirinya yang masih diam mematung bahkan setelah Aditsya dan Rani menghilang dari tempat kejadian.

"Bos kira kira Aditsya bakal dapet hukuman apa kalo ketahuan guru?" Raka masih diam. Fahmi menoyor kepala saudaranya gemas.

"Bego mana ada yang berani ngajuin ke guru kalo soal Aditsya? Apa lagi liat kejadian itu secara langsung?" Hilmi mengusap kepalanya dengan anggukan membenarkan.

"Tapi beda cerita sama Caroline yang emang udah sialan begonya. Udah tau Aditsya kaya macan kalo udah di usik masih aja berani tuh bocah" Raka tak mau ambil pusing, cowok itu dengan cepat berlalu memutar haluan dari yang semula menuju kearah kantin kini menuju UKS.

Ya untuk apa lagi kalau bukan untuk mengambil kotak P3K dan mengobati luka Aditsya? Karena Raka tau Aditsya nya itu tak akan mau memasuki UKS hanya untuk luka kecil.

________

Masih pada bisa napas?

Hahah harus dong!

Semangat deh degan semuanya

See you
🖤

RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang