03 : She is Different

811 10 1
                                    

"She is different"

-Raka-

Happy Reading 🖤

_________

Kini Raka berada di Markas Utama King Lion dengan tak kurang 50 anggota yang memenuhi seluruh bagian Markas dengan ukuran sederhana rumah dua lantai ini. Raka duduk tepat di tengah sofa panjang dengan Hilmi dan Fahmi yang berada di samping kiri dan kanannya juga dengan beberapa anak yang spontan membentuk lingkaran kecil untuk melihat bos mereka bermain kartu, karena jujur saja melihat Raka bermain kartu adalah hal yang jarang namun seru dan menguntungkan. Serunya adalah saat Raka mengalahkan semua lawanya dan untungnya adalah saat Raka kalah atau menang cowok itu akan membelikan mereka makanan. Jadi keuntungan yang sangat tidak boleh dilewatkan bukan?

"Bos?" Fahmi yang berada di sebelah kiri Raka mengambil topik.

"Hmm?"

"Lo jadi mau ng-mall sama Rani?" Raka hanya mengangguk membenarkan tanpa mau susah susah menoleh yang akan mengangguk konsentrasi.

"Lo kok bisa sih Boss dapet Rani? Dia juga mau mau aja lo suruh suruh. Dia pacar lo Boss?" Hilmi menyeletuk membuat Nino yang ikut dalam permainan dengan cepat melemparkan satu kacang pada cowok itu.

"Goblok! Mana mungkin Boss bisa berpaling dari Aditsya ya kan Boss?" Raka mengangguk semangat.

"Bener. Rani juga bisa ada dalam hidup gwe juga karena Aditsya. Karena Aditsya marah dan suruh gwe gak nemuin dia gara gara Rani."

"Kok bisa Boss?" Raka mengedikkan bahu acuh.

"Awalnya gwe juga gak kenal sama yang namanya Rani Rani itu, gwe cuma tau dia sahabatnya Aditsya dan udah, sampe waktu itu ada satu insiden di koridor yang buat gwe gedek banget sama tuh cewek" Nino ikut menatap penasaran, sama seperti yang lainnya.

"Gimana ceritanya boss?"

"Lo inget pas gwe dateng ke markas di sekolah sambil bawa tuh cewek?" Nino mengangguk dia ingat betul hari itu, saat dengan santainya Raka dateng ke markas di sekolah mereka dengan menarik tangan Rani yang hanya menunduk ketakutan.

"Pas itu gwe jalan di koridor, yang pas banget sama gerbang sekolah tau kan?" Semua mengangguk seolah tau "Nah gwe gak sengaja liat Rani mau kepeleset jadi sebagai cowok gwe bantuin dong tuh cewek dan sialnya pas banget pas gwe nangkep badan Rani yang mau jatuh Aditsya dateng dan mergokin kita. Gwe kaget dan nyoba jelasinkan ke dia. Dia gak percaya. Dan nyuruh gwe buat gak nemuin dia selama 1 minggu gwe kesel kan? Jadilah gwe tarik tuh Rani dan bawa ke Markas buat buat ngancem tuh cewek. Jadi ya gitu" semua mengangguk seolah paham.

"Tapi parah sih lo Boss" Raka menoleh cepat ke arah Hilmi yang barusan berkata.

"Kenapa?"

"Kan kasian tuh Rani. Gwe yakin dia pasti gak cuma di ancem sama lo tapi sama Aditsya juga." Raka mengangkat satu alisnya menatap tak mengerti pada kata kata Hilmi.

"Ckk. Boss lo lupa sama kejadian waktu itu pas Aditsya masih kelas 1?"

"Kejadian yang mana?"

Hilmi menepuk keningnya greget.

"Haduh Boss yang pas kita mau ke kantin terus liat Aditsya jatuh gara gara di sandung sama Caroline?"

"Ahh gwe inget. Yang Aditsya bales lebih sadis itu?" Hilmi menangguk membenarkan ucapan Fahmi yang menatap Raka yang masih mengingat dengan detail.

"Gwe juga masih inget pas Aditsya narik rambut Caroline di Markas sekolah cuma gara gara tuh cewek liat Caroline ngegoda lo Boss. Behh udah kek film action" semua terkikik kecil setelahnya kembali terdiam saat Hilmi kembali berucap.

"Tuh boss, dia pas Caroline ngegoda lo aja ngamuknya sampe kaya gitu apa lagi sama Rani yang di depan matanya sama Lo pas di koridor?" Raka mengangguk menimang

'Bener juga. She is different '

"Iya juga ya? Ckk tapi gwe yakin Aditsya gak mungkin nyakitin Rani, secara mereka kan sahabatan?" Hilmi maupun Fahmi mengedikkan bahu tak tau.

"Mending lo coba tanya aja sama Rani boss. Kalo iya lo berarti salah ngasih dia hukuman" Raka kembali menimang ucapan Nino yang terdengar ada benarnya juga.

"Boss Rani dateng" semua spontan menoleh kearah pintu masuk menatap Rani yang tersenyum canggung saat ditatap oleh mereka.

Berdehem pelan Raka menarik attansi sebelum kemudian beranjak mengambil jaket juga kunci motornya sebelum berucap sedikit keras.

"Gwe pergi, jaga markas!"

"Siap Boss" semua serempak menjawab membiarkan Raka berlalu dengan Rani yang berjalan dengan sesekali menunduk dibelakangnya.

Menghampiri motornya Raka menyerahkan mengenakan helm full face cowok itu sebelum kemudian menaiki motor kebanggaannya. Menoleh, Raka mendapati Rani yang masih terdiam mematung entah menunggu apa.

"Lo ngapain diem aja? Naik!"

"Kita mau kemana Ka?"

"Ke mall udah buruan! Lama lo" Rani menangangguk setelahnya menaiki motor milik Raka masih dengan sedikit kesusahan.

Motor melaju meninggalkan pekarangan markas King Lion menuju Mall yang tak jauh dari sana.

________

Hiyaaa ciee abang Raka cuit cuit..

Hahaha

See you
🖤

RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang