08. : Bertemu Aditsya!

256 3 0
                                    


Rani it's you.

Raka


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_____

Ini hari senin sudah tiga hari sejak kejadian itu dan Rani bahkan masih ingat setiap sentuhan Raka di tubuhnya. Sedikit susah memang melupakan hal itu. Apa lagi tadi pagi dirinya bertemu dengan cowok itu, walau hanya bertatap sebentar entah kenapa itu semakin membuat setiap kegiatan mereka tiga hari lalu semakin jelas dalam ingatannya, dan itu sedikit menganggu.

Jam memang masih menunjukan pukul 6.45 pagi namun dia sudah berada di sekolah. Entahlah apa yang Rani pikirkan hingga datang pagi sekali bahkan sekarang dia menuju kantin, tampat yang jarang dia kunjungi saat pagi saking tak tau harus apa dan karena terlalu penuhnya pikiran dengan Raka.

Rani menghentikan langkahnya saat matanya melihat Aditsya yang berada disalah satu meja kantin tepat didepannya. Dia belum siap bertemu Aditsya, bagaimana kalau dirinya kelepasan dan mengatakan pada Aditsya yang mungkin akan berakhir buruk? Tidak tidak. Dia tidak boleh bertemu dengan Aditsya sekarang. Setidaknya tidak di tempat yang memungkinkan untuk dirinya kelepasan. Tidak.

Berbalik, Rani merutuki dirinya saat suara Aditsya terdengar memanggil namanya, tak ada pilihan lain selain menoleh.

Dan ketakutaan Rani semakin bertambah saat Aditsya memintanya untuk mendekat. Sial-nya dia tak bisa berbuat apa apa selain menghampiri sahabatnya itu.

Mendudukan diri disamping kiri Aditsya, Rani mencoba bersikap biasa saja dan memang harusnya sepeti itu-kan? Dan dia akan melakukan itu walau sedikit sulit memang.

"Lo tumben berangkat pagi banget?"

"Kamu juga tumben banget berangkat pagi?"

"Gwe juga gak tau. Kaya pengen aja gitu liat sekolah pas belum ada orang. Btw gwe udah di sini sejak jam 6" Rani membulatkan matanya terkejut.

"Hahah biasa aja kali Ran. Gwe aneh ya?"

"Iya aneh" Rani tidak tau suasana seperti apa yang tengah berlangsung sekarang. Ini terkesan awkard. Dia merasa sangat canggung juga takut secara bersamaan.

"Lo kenapa?" Rani menoleh, saat Aditsya menatapnya dengan tatapan menelisik.

"Aku? Aku gak papa" Dan Rani semakin tak nyaman.

"Serius Ran?  Lo  kalo ada masalah bisa cerita kok. Atau lo lagi ngadepin pilihan rumit gwe bisa bantu lo buat ngasih saran. Atau kenapa? Kok lo keliatan cemas gitu?" Dan Rani harus ingat Aditsya yang sekarang bukan Aditsya yang dulu, yang mudah di tipu dengan senyum palsu. Sahabatnya itu telah berubah.

"Gak ada apa apa kok Sya." Menghembuskan nafas pelan. Aditsya mengangguk pelan dengan gerakan meminum jus mangga miliknya perlahan.

"Btw gimana? Lo sama Raka?" Rani kembali di buat terkejut atas pertanyaan Aditsya.

"Eits maksud Gwe, gimana Raka? Lo gak di kerjain kan sama dia? Raka gak nyuruh lo yang aneh aneh kan Ran? " Rani menggeleng, dengan hembusan nafas lega.

"Enggak kok. Raka gak nyuruh aku yang aneh aneh Sya. Kamu tenang aja" Aditsya mengangguk, setelahnya beranjak membuat Rani mendongak menatap sahabatnya itu.

"Gwe pergi dulu ya. Ada urusan. Lo sabar sabar sama Raka. Dia agak usil orangnya" Rani mengangguk tanpa banyak kata, membiarkan Aditsya berlalu yang membuatnya merasa lega.

Ah dia merasa seperti habis di interogasi tadi. Dengan sikap Aditsya yang dingin dan tak banyak bicara dia sedikit takut kalau Aditsya mengetahui apa yang sudah dia lakukan bersama Raka. Di tambah pertanyaan Aditsya yang tadi. Entah sahabatnya itu memalukan dengan sengaja atau tidak. Rani berharap Aditsya tak pernah tau itu.

_____

Ini dikit ya?

Aku bakal buat yang lebih panjang di next chapter.

Ayo follow akun ini biar kalian tau setiap kali aku update!

See you!

RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang