04 : Rasa?

496 4 0
                                    

'Gwe ragu dan gak tau dengan pasti apa ini bisa di sebut suka? Tapi hadir lo buat gwe serasa berbunga juga hangat didalam sana. Apa ini rasa sebenarnya?'

-Raka-

_________

Kini keduanya berada di dalam Apartemen Raka dengan Rani yang baru saja menata semua keperluan kulkas milik tempat itu dengan rapi. Rani mendongak saat Raka dari arah ruang tamu meminta jus jeruk padanya yang dengan berat hati dan rasa cape yang kentara cewek itu membuatnya.

"Nih" Raka menerima uluran gelas berisi jus jeruk tadi dengan tenang, sebelum menengguknya perlahan membiarkan Rani berdiri dengan tatapan lesu.

"Raka, Rani cape..." Raka memutar mata tak perduli

"Istirahat sana, 5 menit!" Senyum mengembang di sudut bibir Rani sebelum dengan semangat dia berlalu duduk di sofa single tepat berada samping kanan Raka yang sekarang tengah memainkan handphone nya.

Merenggangkan kedua tangannya guna melemaskan otot setiap gerakan Rani tak pernah lepas dari pandangan Raka yang kehilangan fokus dari Handphone nya saat melihat Rani yang mulai merebahkan kepalanya mendongak keatas menatap dengan kedipan pelan ke arah langit langit Apartemen. Raka menggelengkan pelan kepalanya berusaha mengusir pikiran bodoh yang baru saja melintas dalam pikirannya. Hai ingat dia punya Aditsya.

"Rani pijit-in gwe!" Rani menolehkan pandangannya menatap Raka dengan tatapan sebal namun dengan senyum yang berusaha di tunjukan.

"Kapan?"

"Sekarang lah! Masa besok?" Rani mengangguk setelahnya beranjak untuk berdiri tepat di belakang sofa yang Raka duduki dan mulai menyentuh bahu Raka dengan pijatan pijatan ringan.
Tanpa Rani sadari, Raka menengang tanpa cowok itu tau kenapa demikian merasakan tangan Rani yang meremas bahunya pelan juga lengan atasnya entah kenapa membuat sesuatu di bawah sana menegang sempurna, ini baru bahu dan lengan atasnya itu pun mereka tak melakukan apa apa tapi mengapa milik Raka bisa menengang? Juga ini baru bahu Raka yang di pegang bagaimana jadinya kalau yang di...

"Raka kapan Rani pulang?"

Shit!

Raka membuka matanya mengeram rendah sebelum menggeleng kecil dan meraih kunci motor yang cowok itu katakan di atas nakas samping.

"Yok gwe anterin" Rani mengangkat tangannya dengan tatapan tak percaya sebelum dengan semangat cewek itu meraih slim bag nya dan menyusul Raka yang sudah keluar terlebih dahulu.

_____

Di atas motor Rani bertanya tanya mengapa Raka berbeda hari ini? Kemarin kemarin cowok itu bahkan enggan menutupkan pintu saat Rani pulang tapi sekarang bahkan itu mau mengantarkannya pulang. Ini bukan mimpi kan? Rani mencubit pergelangan tangan nya sedikit keras. Sakit, jadi ini bukan mimpi. Tapi ada apa dengan Raka? Ini seriuskan Raka mau mengantarkannya pulang atau cowok itu hanya akan mempermainkannya saja, seperti membawanya kembali ke markas dan berakhir dengan Rani yang bersih bersih lagi. Atau cowok itu hendak membawanya untuk membeli sesuatu dengan alasan mengantarkannya pulang dan Rani akan berakhir dengan naik taksi lagi? Atau yang lebih parahnya cowok itu mau...

"Kok kita berhenti Ka?" Raka membolehkan pandangannya kebelakang menatap Rani sedikit gemas.

"Lo belum bilang dimana rumah Lo. Dari tadi gue nanya lo cuma diem" Rani cengengesan dia tidak sadar kalau sedari tadi Raka memanggilnya.

"Ohh... itu di depan ambil lurus, terus ada pertigaan belok kiri rumah nomor 25" Raka mengangguk sebelum kemudian kembali melajukan motornya mengikut arah intruksi yang Rani berikan.

Raka melirik sekilas, sebelum membelokan motornya memasuki pelataran Rumah Rani dengan sang ibu yang tengah menyiram beberapa tanaman di taman kecil yang berada tepat didepan rumah. Menoleh, ibu Rani menatap anaknya dengan senyum bersahaja.

"Mah?"

"Ini pasti Raka yang sering kamu ceritain itu?" Raka kebingungan menatap Rani sebentar sebelum kembali menatap ibu Rani dengan anggukan.

"Ahh Tante udah tau kamu pasti ganteng. Kenalin, Tante Santi kamu bisa panggil Tante San"

"Raka Tante" Raka menerima uluran tangan Tante Santi yang menatapnya dengan senyum ramah, mengabaikan tatapan malu Rani oleh tingkah sang Mamah.

"Yah udah Tante, udah sore. Raka pamit pulang dulu ya?"

"Loh kenapa buru buru? Ayo masuk dulu. Sekalian tante bikinin makanan buat kamu" Raka menatap Rani yang tertunduk malu.

"Hmm..."

"Udah gak papa. Ayo" Rani hanya mendesah pasrah, sebelum mengikuti sang Mamah yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam rumah dengan Raka yang ibunya itu tarik pelan.

__________

Hayo gulir!

RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang