"Kamu dan segala rasaku yang ku tau atas namamu"
-Raka-
Happy Reading 🖤
___________
Ruang gudang yang tak terpakai di pojok sekolah itu kini ramai dengan semua anggota King Lion yang bersekolah di Harbang. Ini jam istirahat, dan setelah itu hanya akan di isi jam kosong karena para guru yang Rapat. Tempat ini aman dari gangguan para anggota Osis atau pun guru Bk yang menganggap tempat itu sebagai gudangnya hantu dan tempat yang penuh dengan semak belukar padahal tanpa mereka tau gudang yang mereka bilang berhantu itu adalah tempat dengan fasilitas nyaman dan amat sangat bersih di dalamnya.
Yah memang semua anak King Lion sepakat untuk membuat markas kedua mereka itu supaya terlihat tak terurus agar para guru dan anggota Osis enggan menginjakkan kaki mereka ketempat yang di anggap suci oleh para anggota King Lion tentunya.
Raka only Raka selaku ketua dan pendiri King Lion mendudukan diri pada kursi khusunya diantara sofa hitam yang melingkari kursi kebanggaannya. Tangan cowok itu memegang kaleng soda menatap teman temannya yang tengah asik bermain kartu dengan taruhan sepiring kacang. Raka menatap sekeliling, ruangan ini hampir penuh dengan 35 anggota King Lion yang bersekolah di Harbang dengan kegiatan berbeda beda yang mereka lakukan, ada yang tengah bermain catur, bermain ps, bermain karambol dan kartu tepat didepan matanya.
Raka menoleh ke arah pintu masuk saat seorang cewek datang dengan pakaian ketatnya yang mencetak jelas tubuh ramping cewek itu seolah memang ingin diperlihatkan untuk menarik perhatian kaum Adam. Raka mendecih sebal dalam hati saat beberapa dari anggotanya menyerukan nama cewek itu dengan godaan yang ditunjukan untuk Raka yang menahan diri untuk tidak mendorong cewek yang sekarang duduk di pangkuannya itu kasar. Dia seorang Raka, enggan untuk menyakiti fisik seorang wanita.
"Hai babe, do you miss me?" Cewek itu mulai menyentuh rahang Raka yang hanya mengalihkan pandangan kearah samping enggan untuk menoleh pada cewek sialan yang dengan beraninya menggesekan pantat miliknya diatas kejantanan Raka yang sekarang sialnya trun on.
"Sialan lo ngapain di sini Jalang? Ini bukan club yang seenak jidat lo bisa masuk kapan aja" Cewek itu menutup mulutnya seolah terkejut dan takut menatap sorot mata Raka yang seperti tengah menusuknya.
"Don't like this babe, i know you want me, right?" Raka muak. Ingin rasanya dia berdiri dan membiarkan cewek yang masih setia duduk dipahanya itu terjatuh dengan kepala yang membentur meja.
"Sialan Caroline stop it!"
"What babe? You want me to fast? Like this?" Caroline semakin menggoyangkan pantatnya cepat memaksa Raka untuk menggeram bersama mata yang terpejam entah menikmati atau menahan marah.
Raka spontan membuka matanya saat dengan keras seseorang membuka pintu markas mereka dan menatap ke arahnya penuh benci.
Sial itu Aditsyanya!
Raka yakin disini bukan hanya dirinya yang dibuat terkejut mungkin semua yang ada di dalam markas ini sama terkejutnya dengan Raka yang sekarang menatap Aditsya tanpa berkedip. Dia tau Aditsyanya itu tak akan segan untuk melukai seseorang yang sudah berani mengusiknya atau menganggu orang yang cewek itu sayang dan sekarang apa yang akan Aditsyanya itu lakukan? Semoga bukan hal yang buruk untuk cewek itu. Raka tak mempermasalahkan apa yang akan terjadi pada Caroline dia masa bodo akan hal itu Raka hanya takut kalau Aditsya akan mendapat masalah hanya karena Caroline.
Berjalan memutari kursi yang diduduki Raka, Aditsya memasang wajah tenang dengan senyum tipis seolah tak menyadari apa pun. Bersiap mengambil posisi duduk di salah satu sofa yang berada di samping depan Raka Aditsya menatap sekeliling sebentar sebelum memasang wajah heran setelahnya cewek itu berseru lantang.
"Kalian semua kenapa mendadak diem gini? Ayo lanjutin gwe cuma mau ikut gabung" terdengar helaan lega dari semua orang yang mulai hendak kembali melanjutkan permainan mereka sebelum
"Ahkk!"
Dan bunyi bedebum antara kepala dan lantai mampu kembali menghentikan semua orang seolah mesin penghenti waktu. Semua menatap terkejut pada Aditsya yang mengulas senyum remeh dan menatap miris pada Caroline yang memegangi kepalanya dengan tubuh telentang di atas lantai. Sedangkan Raka? Cowok itu hanya diam seolah tau ini akan terjadi.
Menjongkokan dirinya disamping Caroline, Aditsya berdecak pelan dengan kepala yang menggeleng ke kanan dan kiri secara perlahan.
"Bego lo berani ngegoda Raka? Hah?! Sialan, get off Bicth!" Aditsya menunjuk pintu murka dengan Caroline yang cepat cepat beranjak dan keluar dari markas yang mendadak hening itu.
Aditsya berdiri, berbalik dan menatap semua orang speeclash sebelum kemudian terkikik geli " Sorry, gwe kelepasan heheh" semua orang tertawa pelan sebelum kembali melanjutkan kegiatan mereka seolah tak terjadi apa apa.
Kini pandangan Aditsya tertuju pada Raka, yang menatapnya datar. Maju mendekat, Aditsya mengulas senyum indah sebelum kemudian mengecup sudut bibir Raka lembut dengan bisikan yang membuat Raka berseru senang dalam hati.
"Aku bantu kamu keluarin semuanya" Aditsya mengedipkan satu matanya genit sebelum berlalu menuju salah satu sekat ruangan kecil yang biasa Raka gunakan untuk istirahat.
Mengabaikan semua bisik bisik anggotanya yang merasa kalah beruntung dari sang pemimpin__________
Hi...
Aku bawa cerita bayuuu
Heheh aku udah gak sabar buat nulis tentang Raka dan yang lain jadi lah sebelum Boyfriends selesai aku tulis satu persatu. Sorry kalo buat kalian bingung.
Hehhe
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka
Short Story🔞🔞🔞 BOYFRIENDS SERIES 02 Males bikin deskrip 🤣 intinya baca dulu baru abis itu vote kalo bisa komen terus gulir kebawah baca sampe selesai. Raka only Raka