12. : Disamping walau terluka

184 4 0
                                    

Raka

_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____

Rani membuka mata dengan senyum yang terlukis bersama dengan rasa sesak yang berusaha cewek itu tepikan. Dia sedikit merasa bahagia saat Raka bangun dan mencium seluruh wajahnya saat dia pura pura tidur tadi. Dia tau, bahkan dia juga mendengar semua perkataan yang Raka ucapkan pada diri cowok itu sendiri. Jujur dia merasa terluka karena tau, bahwa bahkan setelah bangun tidur pun cowok itu hanya memikirkan Aditsya, itu sangat menyakitkan. Tapi tidak, dia tidak boleh merasa kalah juga sedih. Dia harus menjadi kuat, karena dia mencintai cowok itu.

Dia mencintai Raka.

Menatap punggung Raka yang duduk dengan membelakanginya, Rani memejamkan mata sebentar, Rani berusaha meyakinkan diri. Dia akan baik baik saja untuk semua ini dan untuk cowok itu,  dan biarkan dia jadi egois untuk kali ini.

Ikut mendudukan diri, Rani mendekat sebelum menjatuhkan pelukan hangat pada Raka yang sedikit terkejut dengan gerakan Rani, yang tak cowok itu sadari.

"Lo udah bangun?" Rani mengangguk pelan dengan usapan yang cewek itu berikan pada bahu Raka yang memang tak berlapis baju.

"Udah, gimana keadaan kamu? Udah lebih baik? " Raka mengangguk dengan tangan yang menggenggam tangan Rani yang semula mengusap bahunya.

"Semalem Lo disini?" Rani mengangguk, dengan senyum yang terlukis lembut.

"Makasih udah nemenin Gwe" Rani mengangguk lagi, sebelum beranjak menjauh dari Raka.

Membenahi pakaiannya Rani berdiri tepat didepan Raka yang masih terduduk di tepi Ranjang. Sedikit terkejut dengan gerakan Raka yang tiba tiba memeluknya Rani tak berusaha menghindar ataupun menolak, dia membiarkan Raka memeluknya erat, dengan kepala cowok itu yang ditenggelamkan pada perutnya.

Mengusap kepala juga wajah Raka lembut, Rani biarkan waktu berjalan tanpa ada percakapan diantara mereka. Sebelum matanya tak sengaja  melirik pada jam yang terpasang di dinding.

"Udah jam 9. Aku bakal buat sarapan. Kamu mandi dulu ya? Abis itu nanti aku obatin luka kamu." Raka mendongak, menatap Rani dengan anggukan pelan.

"Kamu bisa berdiri?" Melepaskan pelukan dengan sedikit kekehan Raka menatap Rani jenaka.

"Cuma luka kaya gini gak buat Gwe lumpuh Ran. Tenang aja gwe udah biasa sama luka" Rani mengangguk

"Tapi aku yang gak biasa" lirih Rani pelan.

"Ya udah aku keluar." Raka mengangguk, membiarkan Rani berlalu sebelum dirinya beranjak menuju kamar mandi.

______

Meletakan semua peralatan makan kedalam wastafel, tangan Rani bergerak mengambil kotak P3K diatas lemari pendingin, sebelum kemudian beranjak menghampiri Raka yang tengah duduk di depan Tv.

Mereka baru selesai makan, dan Rani memutuskan untuk mengobati cowok itu sebelum mengerjakan hal lainnya, seperti mencuci piring dan mandi. Jangan lupakan dia belum mandi, hal yang sebelumnya tak pernah Rani lewatkan jamnya.

Mendudukan diri disamping Raka yang langsung mengesampingkan posisi duduknya. Rani mengulas senyum tulus.

"Coba tangan kamu" Raka mengulurkan tangan kirinya, membiarkan Rani mengobati setiap lukanya.

Rani memberi isyarat pada Raka agar mendekatkan wajah cowok itu, supaya memudahkan Rani untuk mengobati luka di sudut bibir Raka yang lebam.

"Aku minta maaf" Raka mengernyit heran.

"Gara-gara aku kamu sama Aditsya berantem kaya gini" Raka memejamkan matanya sebentar.

"Ran ini bukan salah Lo. Lo gak perlu minta maaf dan ngerasa bersalah kaya gini" Rani tak menjawab dan lebih memilih turun dari sofa dan duduk tepat di depan kaki Raka.

Mengobati kaki Raka dengan perlahan, Rani memilih diam setelah kata yang tadi dia ucap. Dia tak membenarkan perkataan Raka juga tak menyalahkan. Dia juga merasa kalau dirinya berada diantara keduanya.

Dia salah tapi untuk sisi yang lain dia juga benar walau dia sendiri ragu dimana benarnya. Namun Rani tau kalau dia tak salah, maksudnya tidak semua kesalahan yang ada diantara dirinya, Raka, juga Aditsya adalah salahnya.

"Gwe bakal berusaha nyelesaiin semua ini kalau itu buat Lo ngerasa bersalah Ran.  Tapi tolong jangan minta maaf, ini bukan salah Lo"

"Atau lebih tepatnya, bukan semua salah aku?" Rani mendongak menatap Raka yang menunduk menatapnya.

"Biarin aku bantu kamu nyelesaiin masalah ini Ka" Raka terdiam namun tangan cowok itu bergerak menyentuh pipi Rani dengan lembut.

"Entah kenapa Gwe gak bisa nolak lo dalam hidup gwe Ran"

Rani tak menolak saat Raka menciumnya dengan lembut dan tangan cowok itu yang tak henti mengusap pipinya, dengan ciuman yang entah kenapa semakin liar dengan tangan cowok itu yang sudah menarik Rani agar duduk di pangkuannya walau Rani sempat ragu  karena kaki cowok itu.

_____

Semangat yo!

Jangan lupa follow and vote!

See you.

RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang