Raka menyamankan posisi duduknya di atas kursi ayunan yang bergerak pelan seolah menyamai gerak angin yang berhembus lembut dengan Rani yang terdiam dengan beberapa kali Raka dengan senandungan kecil dari bibir cewek itu.
Mereka berada di taman belakang, tepat di atas ayunan kayu di rumah Rani, setelah acara makan malam yang lebih cepat dua jam, Raka di ajak cewek itu atau lebih tepatnya di paksa sang Mamah agar mengajak Raka untuk menikmati waktu sore di taman belakang ini. Sebenarnya Rani canggung, apa lagi mereka sekarang berada di rumahnya, walaupun rumahnya hanya di isi oleh dirinya dan sang Mamah namun tetap saja adanya Raka di sini membuat Rani segan karena kehadiran cowok itu apa lagi sejak 10 menit yang lalu mereka hanya saling diam tanpa ada percakapan sama sekali, sungguh amat canggung.
"Kalian berdua aja di rumah?" Rani menoleh menatap Raka sebentar sebelum mengangguk pelan.
"Yah kaya gitu. Papah udah lama meninggal, yah pas Rani 10 taun."
"Nyokap lo gak niat punya suami lagi gitu?"
"Sebenernya dulu pernah. Tapi gara gara kejadian itu Mamah jadi nolak semua cowok dalam hidupnya dan jaga banget Rani"
"Kejadian? Kejadian apa?" Raka bertanya. Dia tau dia terlihat kepo dan ingin tahu cerita orang lain tapi dia penasaran.
"Dulu Mamah sempet deket sama pria dari tempat kerja mamah. Kalo gak salah umur Rani waktu itu 12 tahun" Raka mendengarkan dengan seksama menatap setiap perubahan ekspresi dari wajah Rani yang berada di sampingnya dengan serius.
"Rani setuju aja saat itu karena pria yang Mamah kenalin keliatan baik dan sayang sama Rani tapi ternyata" Rani menjeda perkataannya mengambil nafas dalam sebelum menatap Raka sebentar.
"Tapi ternyata pria itu pedofil bahkan punya kelainan sexs, Raka tau kelainan kalo mau berhubungan harus di buat luka fisik dulu?" Raka mengangguk dia tau kelainan gila itu.
"Pas itu, dia main kerumah. Mamah lagi ke pasar. Dia coba masuk Rani seneng aja pas liat dia dateng tanpa Rani tau maksud dia apa. Pas Rani lagi main dia dateng nampar Rani, mukul Rani, narik rambut Rani bahkan nginjek kedua tangan Rani. Rani yang masih kecil cuma bisa nangis sambil berharap mamah dateng." Rani kembali mengambil jeda, mengusap sudut matanya yang sedikit berair dengan bantuan Raka yang ikut mengusap pipinya juga bahunya.
"Rani takut, apa lagi pas dia mau buka celana. Tapi beruntungnya, sebelum dia buka celana Mamah dateng dan mukul dia dari belakang. Sejak saat itu Mamah gak mau deket sama siapa siapa dan jaga banget Rani. Beruntung Rani punya Aditsya. Yang selalu lindungin Rani walaupun Aditsya yang sering jadi korban bully akhirnya." Raka tak menggubris cowok itu kini bergulat dengan pikiran juga hatinya.
"Dan soal Rani yang cerita soal Raka ke mamah. Raka gak perlu khawatir kok Rani cuma bilang kalo Raka lagi belajar sama Rani karena permintaan kakaknya Raka." Raka semakin terdiam, dia sedikitnya merasa bersalah. Harusnya dia tidak memberi Rani hukuman dan meminta cewek itu agar menjadi pesuruhnya kan? Harusnya dia cukup menanggap semuanya angin lalu dan membiarkannya. Dia seperti orang jahat sekarang walaupun Raka tau dia bukan cowok yang baik, tapi dengan dia sudah memperlakukan Rani seperti pembantunya dan mendengar cerita cewek itu membuat Raka menyesal? Sial dia belum pernah seperti ini.
Masih dengan tangan yang berada di bahu Rani, Raka mengusap bahu itu pelan juga menepuknya beberpa kali.
"Oke gini. Sebenernya gwe agak ngerasa gak enak sama lo. Jadi untuk menebus rasa gak enak gwe itu, gwe putusin gwe bakal ngelepas hukuman lo. Jadi lo gak perlu dateng ke markas gwe buat bersih bersih atau ke apartemen gwe." Rani menatap dengan binar bahagia.
"Serius Raka?" Raka mengangguk pelan. Membiarkan Rani yang spontan memeluknya saking bahagia cewek itu.
"Jadi sekarang kita temanan? " Raka menatap Rani yang masih dalam posisi tangan yang memeluknya namun kepala yang berada tepat didepan wajahnya.
"Temen? Yah boleh" Rani kembali mengulas senyum sebelum kata Raka juga ekspresi cowok itu membuat Rani sedikit ngeri.
"Tapi... Temen gak ngelakuin ini" dengan cepat Raka mencium bibir Rani, melumat bibir bawah Rani pelan tanpa melihat ekspresi terkejut Rani yang hanya diam dengan mata berkedip lucu tak percaya.
___________
Warrr! Coba bayangin. Yah bayangin! Apa aja bayangin pokoknya. Heheh
Gimana ya kalo Aditsya tau Rani cip**an sama Raka?
Behhh! Pusing kali!
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka
Short Story🔞🔞🔞 BOYFRIENDS SERIES 02 Males bikin deskrip 🤣 intinya baca dulu baru abis itu vote kalo bisa komen terus gulir kebawah baca sampe selesai. Raka only Raka