06 : First kiss Rani

422 2 0
                                    

_

Raka melepaskan lumatannya, menjauhkan sedikit wajahnya guna menatap wajah Rani yang hanya diam saat dirinya mencium cewek itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka melepaskan lumatannya, menjauhkan sedikit wajahnya guna menatap wajah Rani yang hanya diam saat dirinya mencium cewek itu. Raka yakin itu adalah first kiss Rani dan dia yang pertama merasakan bibir pink itu.

Rani mengerjap sebentar, menatap manik mata Raka yang masih menatapnya dengan kedipan tak menyangka. Meraba bibirnya pelan, Rani berbisik pelan.

"First kiss Rani.." Raka mengulas senyum miring, sebelum kembali melumat bibir Rani dengan sedikit terburu.

Rani diam, tak tau harus apa dan bagaimana. Raka yang gemas karena tak mendapatkan balasan dari Rani sedikit menggigit bibir cewek itu, membuat Rani membuka mulutnya yang dengan cepat dimanfaatkan oleh Raka untuk memasukan lidah cowok itu. Mengabsen seluruh bagian mulut Rani. Raka mengulas senyum miring saat dengan gerakan pelan, Rani ikut melumat bibirnya. Mencipta ciuman kaku yang membuat Raka tertawa didalam sana.

Rani mendorong pelan dada Raka saat bayangan Aditsya yang mengulas senyum terlintas dalam kepalanya. Menatap Raka, Rani sedikit tertunduk gelisah dan takut. Raka yang melihat ekspresi Rani yang terlihat sendu menatap cewek itu bingung.

"Kenapa?"

Rani diam sebentar, dia menoleh Ke Samping, sebelum ikut meluruskan badanya dan kembali menatap kedepan. Rani kembali menunduk, dia merasa bersalah juga sedih sekarang. Dia merasa seperti telah menghianati sahabatnya dengan ciuman yang mereka lakukan barusan. Ini salah, harusnya Rani mendorong Raka menjauh saat cowok itu kembali menciumnya tadi. Dan bukannya malah mencoba membalas ciuman cowok itu dan berakhir saling melumat seperti tadi.

Menghembuskan nafasnya pelan, Rani menatap Raka sebentar sebelum kembali tertunduk dengan tangan yang saling memilih ujung bajunya.

"Rani ngerasa bersalah sama Aditsya" Raka diam. Dalam hati dia juga merasakan hal itu. Tapi entah kenapa dia juga merasa kalau semua akan baik baik aja dan ini terlihat wajar untuknya. Dan juga dia merasa hal yang berbeda saat ini. Perasaan yang Raka jarang dapati saat bersama Aditsya, bahkan sejak awal dia dan Aditsya bertemu. Ini rasa yang beda dan lebih dominan.

Raka masih terdiam, dia sedikit bingung harus menanggapi apa ucapan Rani barusan. Dia juga begitu hanya saja ada rasa lain yang lebih memaksanya untuk melakukan hal itu.

Kembali menatap Raka. Rani tak tau apa yang cowok disampingnya itu sedang pikirkan.

"Raka kok kaya biasa aja gitu?" Cewek itu bertanya sedikit ragu sebenarnya. Karena dari yang dia liat, Raka tak merasa bersalah sedikit pun atau bahkan segan. Cowok disampingnya itu terlihat bingung tapi bukan karena ciuman yang mereka lakukan tadi. Tampaknya. Rani juga ragu terhadap pikiran bodohnya. Hei, dia tau Raka mencintai Aditsya, jadi mana mungkin cowok itu tak merasa bersalah karena telah berciuman dengan sahabat dari cewek yang dicintainya . Itu tidak mungkin kan?

Suara pelan dari Raka, berhasil membuat Rani menoleh dan menatap cowok itu dalam diam.

"Gue gak tau. Tapi gue lebih ngerasa nyaman saat bareng sama lo, bahkan untuk yang tadi" Rani sedikit terkejut atas jawaban yang Raka ucapkan barusan.

Cowok itu tak main main kan? Dia tidak salah dengarkan tadi? Apa maksud cowok itu sebenarnya? Dan mengapa rasanya pipi Rani panas?

"Tapi Ka-" kalimat Rani terpotong saat lagi lagi Raka mencium bibirnya, menghisapnya pelan membuat Rani ikut terbawa suasana dan memejamkan mata sebelum ikut larut dalam ciuman yang di iringi dengan sentuhan sentuhan lembut yang Raka berikan tanpa tolakan dari Rani yang mulai terbuai, bersamaan dengan tangan Raka yang merambat naik menuju punggung Rani. Mengusapnya pelan, sebelum tangan cowok itu berpindah naik, menekan tengkuk Rani guna memperdalam ciuman.

Raka sedikit frustasi dengan posisi mereka sekarang hingga cowok itu perlahan menarik pinggang Rani untuk duduk di pangkuannya, berada tepat didepannya.

Rani semakin memejamkan mata, saat Raka melepaskan ciuman mereka dan beralih mengecupi bagian lehernya, dengan tangan cowok itu yang tak berhenti bergerak semakin leluasa menyentuh setiap tubuh Rani. Tangan Raka sekarang berada tepat didepan payudara Rani yang masih tertutup baju, mengusapnya pelan dari luar sebelum dengan perlahan meremasnya membuat kesadaran Rani seketika kembali. Dia terbuai terlalu jauh.

Memalingkan wajah saat Raka hendak kembali menciumnya, Rani bahkan menarik tangan Raka dari dadanya. Membuat mata Raka yang sudah berkabut gairah itu menatap heran, Rani yang tertunduk diam.

"Kenapa Ran? "

"Ini salah Ka" Raka terdiam.

Dia juga tau itu. Tapi dia rasa ini benar, apa yang sekarang dia lakukan bersama Rani adalah benar. Dan urusan Aditsya-nya Raka yakin wanita itu tak akan tau dan tak akan curiga, jika diantara dia dan Rani tak ada yang memberi tau wanita itu.

"Raka bukan pacar Rani, dan kita cuma temen" Raka mengulas senyum miring. Cowok itu menahan pinggang Rani yang hendak beranjak dari pangkuannya.

"Jadi anggep gwe pacar lo sekarang, kalo itu masalahnya" Raka berkata lembut sebelum kembali melabuhkan ciuman pada bibir Rani yang sedikit membengkak karena ulahnya.

______

Love you until the end.

Raka.

RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang