2. Jennifer Auristella Kalingga

1.6K 238 33
                                    

Aroma daging teriyaki dengan banyak irisan bawang bombay memenuhi seluruh penjuru dapur apartemen Jennie.

Perempuan itu mulai menyusun makanan yang akan dia jadikan sebagai bekal makan siang ke dalam kotak makan edisi limited terbaru keluaran Korea.

Setelah semuanya beres, Jennie melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Dia berjalan cepat ke arah ruang tengah dimana sebelumnya dia sudah menyimpan tas dan jam tangannya di sana.

Selesai memakai jam tangan dia langsung menggedor-gedor pintu kamar bercat putih dengan sebuah papan berbentuk persegi panjang bertuliskan 'Merry Chrismast' yang menggantung di sana. Jennie sendiri bingung kenapa papan itu masih menggantung di pintu itu.

"Bangun hei! Kalau sebelum jam tujuh kamu belum mandi, silahkan ngampus naik gojek."

Tak lama pintu di hadapannya terbuka. Ada Naomi dengan rambut kuncir duanya yang berantakan.

"Iya ih, bawel banget."

Perempuan yang rambutnya dicat berwarna coklat terang itu menggerutu sambil berjalan keluar kamar mencari keberadaan kamar mandi. Jennie membiarkannya saja dan tidak menanggapi gerutuan adiknya.

Sambil menunggu Naomi mandi, Jennie memilih untuk menikmati segelas jus jeruk dingin yang berasal dari jus karton kemasan sambil memandangi jalanan yang mulai ramai di bawah sana.

"Malah minum jus? Nggak bagi-bagi lagi..."

Jennie memutar tubuhnya menghadap Naomi yang sudah lebih rapih dari sebelumnya. Kemudian berjalan melewati Naomi ke arah dapur dan meletakkan gelas yang sudah kosong ke wastafel.

"Nggak ada waktu lagi. Udah yuk buruan!"

"Dih!"

Naomi mencebikkan bibirnya sebal namun tetap mengikuti langkah Jennie keluar dari apartemennya.

Range Rover putih Jennie sampai di depan gerbang kampus Naomi. Setelah pamit dengan Kakaknya, Naomi langsung turun dari mobil dan membiarkan Jennie kembali melajukan mobilnya.

Jennie melirik sekilas pada ponselnya yang sejak tadi bergetar di jok sebelah. Muncul nama seseorang yang baru tiga hari lalu dia temui di bar.

"Pagi-pagi gini udah nelfon?"

Tanpa berniat membalas akhirnya perempuan itu meraih ponselnya dan mengaktifkan airplane mode agar tidak menerima pesan atau telpon dari siapa pun.

Mobil putihnya masih terus membelah jalanan pagi Jakarta yang untungnya tetap bisa berjalan walaupun ramai kendaraan.

Nyaris satu jam perjalanan ke kantornya ditambah mengantar Naomi ke kampus, Jennie akhirnya berhasil memarkirkan mobilnya dengan mulus di basement kantor. Dia menurunkan kaca untuk melihat apakah makeup nya harus dipoles lagi atau tidak.

Setelah memastikan semuanya mulus-mulus saja, Jennie langsung membawa tas kerja dan tas kotak makannya secara bersamaan keluar mobil.

Perempuan dengan jeans hitam dan kaos putih polos yang dibalut blazer Chanel itu berjalan santai melewati beberapa orang menuju lift khusus direksi. Jabatan Jennie memang tergolong tinggi, maka dari itu dia akan berada di lift berbeda dengan karyawan biasa.

"Pagi, Mbak Jen!"

Jennie menoleh kaget saat seseorang menyapanya di depan pintu lift. Ada Tian di sana, salah satu anggota tim yang berada di bawah pimpinan Jennie. Dia itu dibagian Venue Coordinator.

"Pagi juga, Tian." Balas Jennie ramah dengan senyum tipis.

Tian melirik tas tempat Jennie menyimpan kotak makannya.

La Nostra CasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang